Lambung merupakan organ tubuh berbentuk seperti kantung kosong yang siap menerima makanan untuk dicerna. Jika dirinci, organ satu ini berfungsi untuk mengolah makanan, menyimpan makanan, membunuh mikroorganisme berbahaya, membantu penyerapan vitamin B2, serta mengontrol hormon.
Seperti organ tubuh lainnya, lambung juga tidak luput dari risiko gangguan seperti infeksi lambung, GERD, gastritis, tukak lambung, dan gastroenteritis. Selain gangguan tersebut, ada juga kondisi yang dinamakan hernia hiatus. Apa itu hernia hiatus? Simak lebih lanjut, yuk!
Apa Itu Hernia Hiatus?
Mengetahui apa itu hernia hiatus bisa membantu kamu lebih aware dengan kondisi kesehatan lambung kamu. Untuk menjawab pertanyaan apa itu hernia hiatus sendiri, kamu perlu tahu terlebih dulu di mana lokasi lambung. Lambung adalah organ tubuh yang berada di kiri perut bagian atas. Bentuknya yang seperti kantung memiliki lengkungan yang posisinya berada di bawah diafragma.
Diafragma ini merupakan otot besar yang terletak di antara dada dan perut dan biasanya digunakan untuk membantu kamu bernapas. Normalnya, lambung berada di bawah diafragma. Namun, pada penderita hernia hiatus, bagian atas lambung terdorong masuk atau menonjol ke dalam otot tersebut melalui sebuah bukaan. Bukaan atau lubang pada diafragma ini dinamakan hiatus.
Hernia hiatus kecil biasanya tidak akan menyebabkan masalah apapun. Kamu bahkan tidak akan menyadari kondisi tersebut kecuali jika diperiksakan ke dokter. Dokter biasanya akan menjumpai masalah tersebut saat melakukan pemeriksaan untuk kondisi kesehatan lain, misal dengan rontgen atau endoskopi.
Jika hernia hiatus terbilang besar, makanan dan asam dapat kembali ke esofagus (kerongkongan) yang kemudian menimbulkan heartburn (rasa perih atau terbakar di dada). Gejala tersebut umumnya bisa diatasi dengan obat atau perawatan sendiri. Sementara itu, hernia hiatus yang sangat besar mungkin memerlukan tindakan operasi.
Penyebab Hernia Hiatus
Setelah memiliki gambaran tentang apa itu hernia hiatus, yuk lanjut dengan penyebabnya. Penyebab utama hernia hiatus sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi satu ini bisa terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun (otot sudah mengendur dan lemah), menderita obesitas, atau memiliki kebiasaan merokok.
Melansir Healthline, pada sebagian orang, terdorongnya lambu ke diafragma juga bisa diakibatkan oleh melemahnya jaringan otot akibat cedera atau kerusakan lainnya (misal, trauma atau pengaruh prosedur bedah tertentu). Terlalu banyak tekanan yang berulang pada otot-otot di sekitar rongga perut juga bisa menjadi penyebab lain dari hernia hiatus. Hal ini bisa terjadi saat kamu batuk, muntah, mengejan ketika buang air besar, dan mengangkat benda berat.
Selain itu, hernia hiatus juga bisa terjadi karena:
- Terlahir dengan hiatus berukuran besar sehingga memudahkan lambung terdorong masuk melaluinya
- Sedang hamil
- Menderita diabetes
- Penyakit yang mengakibatkan penumpukan cairan di perut seperti sirosis
Baca Juga: Kenali Apa Itu Penyakit Sirosis Hati, Penyebab, Gejala Dan Penanganannya
Jenis-Jenis Hernia Hiatus
Untuk lebih memahami apa itu hernia hiatus, gambaran tentang jenis-jenis kondisi tersebut mungkin bisa membantu. Umumnya, hernia hiatus terbagi ke dalam dua jenis yaitu hernia hiatus sliding dan hernia hiatus fixed (paraerophageal).
Hernia hiatus sliding termasuk yang umum terjadi, yaitu saat lambung dan bagian bawah kerongkongan meluncur masuk ke rongga dada melalui diafragma. Jenis herinia hiatus satu ini terbilang kecil sehingga biasanya tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penangan khusus.
Berbeda dengan sliding, hernia hiatus fixed justru lebih jarang terjadi namun lebih berbahaya. Dalam kasus hernia hiatus fixed, lambung dan esofagus berada di tempat semestinya. Hanya saja, bagian lambung terhimpit atau tercekik melewati hiatus sehingga posisinya sejajar dengan esofagus. Hal ini berisiko mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke lambung yang dapat menyebabkan kerusakan serius akibat kehilangan suplai darah. Kondisi satu ini juga bisa disebut hernia strangulated.
Gejala-Gejala Hernia Hiatus
Gambaran tentang apa itu hernia hiatus bisa lebih dipahami lewat gejala-gejalanya. Hernia hiatus sendiri sebenarnya jarang menunjukkan gejala. Namun, jika ada, hal tersebut biasanya diakibatkan oleh asam lambung, cairan empedu atau udara yang memasuki kerongkongan. Gejala tersebut meliputi:
- Heartburn terutama setelah makan yang semakin parah jika berbaring atau membungkuk
- Nyeri dada atau perut
- Sering serdawa
- Kesulitan menelan
- Refluks asam (terasa asam di kerongkongan)
- Regurgitasi (naiknya makanan atau cairan ke dalam mulut)
- Bau mulut
- Sesak napas
- Perut kembung
- Cepat kenyang
- Merasa sakit (misal terus muntah)
- Muntah darah atau buang air besar dengan warna gelap seperti warna aspal (penanda pendarahan pada saluran pencernaan)
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dia Jenis-Jenis Eating Disorder Yang Perlu Kamu Waspadai
Umumnya, penderita hernia hiatus akan mengalami GERD (gastroesophageal reflux disease). GERD sendiri terjadi saat makanan, cairan dan asam dalam lambung naik ke kerongkongan yang kemudian menyebabkan heartburn atau rasa mual setelah makan. Namun, bukan berarti keduanya saling berkaitan. Kamu bisa saja mengalami hernia tanpa GERD atau GERD tanpa hernia.
Jika kamu menderita hernia hiatus dan mengalami nyeri dada atau perut parah, upset stomach, muntah dan tidak bisa buang angin atau buang air besar, sebaiknya segera hubungi dokter. Hal tersebut bisa menjadi pertanda hernia hiatus strangulated dan dianggap sebagai kondisi darurat medis.
Diagnosis Hernia Hiatus
Setelah mengetahui apa itu hernia hiatus, kenali juga bagaimana kondisi ini didiagnosis. Hernia sendiri biasanya dapat didiagnosis dan dipastikan melalui pemeriksaan dokter karena gejala seperti nyeri dada juga bisa menjadi indikasi kondisi lainnya seperiti masalah jantung dan ulkus peptik. Untuk itu, pasien biasanya bisa dihadapkan pada beberapa pemeriksaan seperti:
Barium Swallow
Lewat pemeriksaan ini, pasie diminta meminum cairan berwarna putih (barium) yang akan muncul saat pemeriksaan sinar-X. Dengan begitu, dokter memperoleh gambaran yang memudahkannya untuk melihat lokasi lambung kamu. Jika menonjol melewati diafragma, maka kamu memiliki hernia hiatus.
Endoskopi
Dokter juga bisa saja melakukan endoskopi dengan memasukkan tabung tipis. Kamera di ujung tabung dapat menunjukkan bagian dalam lambung dan kerongkongan sehingga dokter dapat memastikan apakah kerongkongan dan lambung terdorong melewati diafragma.
Tes Otot Esofagus (Manometri)
Manometri melibatkan penggunaan tabung kecil yang terhubung dengan alat perekam tekanan. Tabung tersebut juga dimasukkan ke dalam kerongkongan untuk mengukur kontraksi otot kerongkongan ketika menelan.
Tes pH
Pemeriksaan satu ini dilakukan untuk mengukur tingkat keasaman di dalam kerongkongan.
Penanganan untuk Hernia Hiatus
Hernia hiatus biasanya dapat ditangani dengan:
- Perubahan pola makan dan gaya hidup
- Obat-obatan dari apotek (tanpa resep dokter)
- Resep obat dari dokter jika obat biasa tidak berpengaruh
- Operasi
Jika kamu mengalami refluks asam, dokter biasanya menganjurkan:
- Antasida untuk menetralkan lambung
- Antagonis H2 untuk menurunkan produksi asam
- Penghambat pompa proton untuk menghindari produksi asam dan memberikan jeda pada kerongkongan untuk penyembuhan
- Prokinetik untuk memperkuat sfingter esofagus (otot yang mencegah naiknya asam menuju kerongkongan)
Baca Juga: Cara Terbaik Mengatasi GERD Atau Asam Lambung Secara Alami
Jika obat tidak berhasil, maka operasi menjadi pilihan berikutnya terutama untuk hernia hiatus fixed. Operasi untuk hernia sliding juga bisa saja dilakukan jika terjadi pendarahan atau kondisi hernia membesar, tercekik atau bengkak.
Operasi lubang kecil atau laparopskopi adalah yang umum dilakukan. Operasi sendiri bertujuan untuk mengembalikan posisi lambung ke tempat semula dan mengecilkan celah atau hiatus pada diafragma atau merekonstruksi sfingter esofagus.
Perubahan Gaya Hidup
Acid reflux menjadi penyebab sebagian besar gejala hernia hiatus. Maka dari itu, perubahan pada asupan makanan dianggap dapat membantu mengurangi gejala-gejala tersebut. Di antaranya adalah:
- Mengubah pola makan (makan dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan makan besar tiga kali sehari)
- Hindari makan atau ngemil beberapa jam sebelum tidur
- Menghindari makanan pemicu heartburn seperti makanan pedas, makanan berlemak atau digoreng, cokelat, makanan yang dibuat dengan tomat, kafein, bawang bombay, buah asam, soda, dan alkohol.
- Berhenti merokok
- Meninggikan posisi kepala sedikitnya 15 cm dengan menggunakan bantal saat berbaring atau tidur
- Hindari mebungkuk, berbaring atau tidur setelah makan
- Menjaga berat badan ideal
Selain itu, kamu juga bisa mencegah gejala hernia hiatus menjadi lebih parah dengan:
- Tidak mengejan saat buang air
- Meminta bantuan untuk mengangkat barang berat
- Menghindari penggunaan pakaian atau ikat piggang ketat dan olahraga perut tertentu
Manjakan Diri di Bobobox
Yuk, selalu jaga kesehatan tubuh dan pikiran di antaranya dengan berolahraga teratur, konsumsi makanan sehat, tidur cukup dan berkualitas, dan jauhkan diri dari stres. Stres sendiri memang agak sulit dihindari, apalagi di tengah tuntutan pekerjaan yang tiada henti. Namun, sesekali kamu bisa meluangkan waktu untuk menenangkan diri dan menjauh dari kepenatan meski hanya sekadar staycation saja.
Bingung pilih akomodasinya? Ke Bobobox, yuk! Selain menawarkan harga yang terjangkau, hotel kapsul satu ini memang dirancang demi kenyemanan pengunjung. Kamu bisa menikmati fasilitas moodlamp yang tersedia untuk memastikan kualias tidur tetap terjaga.
Yuk, unduh aplikasi Bobobox untuk informasi lebih lanjut!
Header photo: @doucefleur via Freepik