Pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar baik itu menyangkut hal sepele ataupun masalah besar. Hal tersebut biasanya dapat diatasi lalu berakhir dengan baik, namun tidak jarang juga berakhir dengan saling diam atau salah satunya yang mendiamkan.
Jika keterdiaman yang dimaksud adalah untuk mendinginkan kepala agar masalah bisa diselesaikan setelah pikiran sama-sama tenang, tentu tidak masalah. Yang bermasalah adalah jika kamu sengaja melakukan silent treatment kepada pasangan kamu.
Silent treatment sendiri biasa diartikan sebagai suatu sikap saat seseorang mendiamkan, mengabaikan, dan menolak berbicara kepada orang lain. Dengan kata lain, hal ini merupakan bentuk penolakan komunikasi secara verbal kepada siapa saja baik itu keluarga, teman ataupun pasangan. Orang yang melakukan silent treatment terkadang bahkan mengabaikan keberadaan orang lain tersebut.
Sikap ini bisa dilakukan sebagai bentuk hukuman, rasa marah, kecewa, frutasi atau kewalahan dalam menghadapi masalah. Jika dibiarkan terus menerus, hal itu tentu tidak baik untuk hubungan kalian berdua. Lantas, mengapa silent treatment tidak baik dalam hubungan? Yuk ikuti alasannya di bawah ini!
Merasa Tidak Berarti
Salah satu alasan mengapa silent treatment tidak baik adalah timbulnya perasaan tidak berarti, dihormati, dihargai, dan dicintai pada pasangan yang menerima silent treatment. Saat menjalin hubungan, kedua belah pihak tentu ingin merasa dicintai dan diterima. Salah satu cara yang menunjukkan hal tersebut adalah adanya komunikasi dua arah yang baik setiap kali menghadapi masalah.
Saat kamu mengabaikan pasangan, pasangan kamu seolah-olah diingatkan bahwa dia tidak sepenting itu di dalam hidup kamu. Meskipun sebenarnya pasangan kamu tidak salah, pasangan kamu akan mulai bertanya-tanya tentang kesalahan apa yang telah diperbuatnya.
Saat kamu menolak berbicara, pasangan kamu juga bisa tersinggung dan merasa bahwa dia tidak seberarti itu untuk diajak bicara. Dia bisa saja merasa berpikiran bahwa dia tidak berharga kecuali dia mengikuti keinginan kamu. Di sini, kamu seolah menahan diri untuk berbicara dengan pasangan sampai pasangan kamu mengubah cara berpikirnya sesuai dengan keinginan kamu.
Terlebih, jika silent treatment dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus, pasangan akan bertanya-tanya apa yang salah dalam dirinya. Walau bagaimanapun, kebutuhan untuk berbicara adalah hal yang wajar dilakukan. Ketika silent treatment yang justru menyambutnya, pasangan akan benar-benar berpikir bahwa ada yang salah dengan dirinya. Akibatnya, sadar atau tidak sadar, kamu membuat pasangan kamu membenci dan meragukan dirinya sendiri.
Bentuk Kekerasan Emosional
Alasan lainnya mengapa silent treatment tidak baik adalah dampak psikologis atau emosional yang ditimbulkan pada pasangan. Berbeda dengan luka fisik yang bisa sembuh dengan cepat, luka secara emosional terkadang sulit untuk disembuhkan.
Aksi mengabaikan pasangan tentu bisa melukai perasaannya. Hal ini juga membuatnya merasa tidak punya pilihan selain mengalah dan meminta maaf. Akibatnya, pasangan kamu menjadi tidak berdaya karena sikap kamu tersebut. Berbagai macam emosi juga bisa dia rasakan seperti perasaan marah, frustasi, gelisah, kesepian, bingung takut, hingga stres dan depresi yang tentu tidak baik untuk kesehatan mentalnya.
Kekanak-Kanakan
Kekanak-kanakan menjadi alasan berikutnya mengapa silent treatment tidak baik. Saat menghadapi masalah, silent treatment bukanlah solusi yang tepat apalagi jika kalian berdua sama-sama melakukannya sebagai bentuk saling menghukum.
Jika terus dibiarkan, tentu tidak akan ada penyelesaian pada masalah dalam hubungan kalian. Dengan silent treatment, kamu mungkin berharap agar pasangan kamu bisa memahami apa yang kamu inginkan. Namun, kamu tentu tidak bisa selalu berharap agar orang lain bisa menebak keingingan kamu. Akibat sikap tersebut, bisa saja pasangan malah merasa muak karena kamu seolah mendakwanya tanpa memberikan penjelasan apapun dan kesempatan untuknya membela diri.
Hal ini malah menunjukkan betapa kekanak-kanakannya kamu karena dengan sikap kamu tersebut masalah tidak kunjung usai. Kamu justru terlihat menghindar tanggung jawab dan tidak ingin mengakui kesalahan. Maka dari itu, komunikasi adalah solusi terbaik untuk bisa mengatasinya. Dengan begitu, kalian berdua memahami permasalahan yang kalian hadapi dan bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Menumbuhkan Sikap Manipulatif
Sikap manifulatif dan mengontrol adalah alasan selanjutnya mengapa silent treatment tidak baik untuk hubungan kalian. Saat melakukan silent treatment, semua kendali ada di tangan kamu. Kamu yang memulai pengabaian dan kamu juga yang mengakhirinya. Dalam hal ini, kamu tengah berusaha mengontrol keadaan. Kamu pun seolah punya kuasa untuk menekan pasangan agar dia mau merendahkan diri dan meminta maaf jika ingin keheningan kamu berakhir.
Pasangan tentu akan dibuat bingung dan frustasi sebab harus menduga-duga di mana letak kesalahannya. Di sisi lain, sebenarnya kamu menggunakan silent treatment ini sebagai alat untuk menunjukkan kekesalan atau rasa marah kamu saat pasangan membuat kesal atau ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kamu.
Saat pasangan berusaha melakukan berbagai cara untuk mengembalikan komunikasi di antara kalian, silent treatment justru membuat kamu merasa selalu benar, berkuasa, dan terkendali. Kamu pun berakhir bersikap lebih dominan sehingga kesetaraan dan kenyamanan dalam hubungan pun perlahan terkikis.
Menurunnya Rasa Percaya Diri
Selain merasa tidak dihargai, silent treatment juga bisa membuat pasangan kehilangan kepercayaan dirinya. Melansir MedicalNewsToday, sebuah studi pada tahun 2012 mengungkap bahwa orang-orang yang kerap diabaikan cenderung memiliki rasa percaya diri kepemilikan yang rendah.
Berbeda dengan kamu yang penuh kendali dan kuasa, pasangan dengan rasa percaya diri rendah justru merasa tidak punya kontrol atau kendali. Efeknya akan terasa lebih parah lagi terutama karena hal tersebut dia peroleh atas perlakuan orang terdekat sebagai bentuk hukuman.
Hubungan Toxic
Hubungan toxic menjadi alasan lain mengapa silent treatment tidak baik. Kamu yang terus dengan diam kamu dan pasangan dengan permintaan maafnya. Dia mungkin melakukannya hanya agar kamu tidak terus mendiamkannya dan sebenarnya dia tidak tahu-menahu tentang kesalahannya tersebut.
Jal ini tentu akan berpengaruh pada kesehatan hubungan kalian. Tidak ada komunikasi dan penyelesaian masalah, karena komunikasi yang diusahakan pasangan lebih untuk memenangkan kamu sehingga masalah utamanya terabaikan. Jika pola tersebut terus berlanjut, hubungan kalian sudah menjadi toxic dan abusive. Walau bagaimanapun, komunikasi yang lancar dan jelas itu sangat penting agar hubungan tetap sehat.
BACA JUGA: Apakah Hubungan Aku Sudah Mulai Tidak Sehat? Ini Dia 10 Ciri-Ciri Hubungan Toxic!
Butuh tempat staycation untuk melepaskan diri dari penat dan segala beban yang menghimpit kamu? Bobobox solusi terbaiknya. Hotel kapsul satu ini dirancang agar memberikan kenyamanan bagi pelanggan dengan desainnya yang minimalis dan futuristik.
Banyak fitur menarik yang wajib kamu coba saat menginap di sini. Salah satunya adalah fitur lampu LED moodlamp yang memungkinkan kamu untuk mengubah warna cahaya di dalam kamar. Suasana terang hingga temaram bisa kamu coba dan sesuaikan dengan kebutuhan dan suasana hati kamu di dalam pod. Tertarik? Yuk unduh aplikasi Bobobox untuk informasi lebih lanjut!