Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga menjadi anjuran guna meminimalisir penularan virus corona.
Salah satu cara untuk menerapkan pola hidup sehat adalah dengan cara memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang menjadi sumber berbagai macam vitamin dan zat lain yang dapat memenuhi nutrisi dalam tubuh.
Sebelum mengonsumsi buah dan sayur, ada baiknya untuk mencucinya terlebih dahulu. Ini dimaksudkan untuk membersihkan sisa pestisida yang masih menempel pada permukaan buah dan sayur.
Jika tidak dibersihkan, sisa pestisida yang masuk ke dalam tubuh bisa berpotensi untuk menyebabkan masalah pada sistem pencernaanmu, lho.
Selain sisa pestisida, mencuci buah dan sayur dapat membersihkan bakteri dan kuman yang juga menempel pada permukaannya.
Namun, perlu diingat bahwa untuk menghilangkan kuman dan bakteri tersebut, kamu tidak bisa mencuci buah dan sayur dengan menggunakan sabun, ya.
Sabun memang dapat bekerja dengan baik sebagai pembersih kuman dan bakteri pada permukaan tubuh dan berbagai macam benda. Namun, peruntukannya bukan untuk membersihkan buah, sayur, serta bahan makanan lainnya.
Berikut ini Bob rangkum alasan mengapa buah dan sayur tidak boleh dicuci menggunakan sabun. Mau tahu apa saja? Yuk, simak di bawah ini ya!
Sabun mengandung bahan yang bersifat racun
Selama pandemi Covid-19, sabun memang direkomendasikan sebagai salah satu bahan terbaik yang bisa mencegah penularan virus corona. Itu sebabnya, mencuci tangan dengan sabun menjadi langkah efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, para pakar kesehatan sangat tidak menyarankan untuk mencuci permukaan buah dan sayur dengan menggunakan sabun. Hal ini dikarenakan sabun mengandung berbagai bahan kimia yang sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh tubuh.
Bahan kimia tersebut di antaranya adalah sodium laureth sulfate (SLS), tetrasodium ETDA, cocamidopropyl betaine, dan zat kimia aditif lainnya.
Sodium laureth sulfate (SLS) merupakan bahan kimia yang umumnya dipakai dalam berbagai produk detergen, termasuk sabun. Bahan kimia ini berfungsi untuk menciptakan busa ketika bercampur dengan air.
Sedangkan, tertrasodium ETDA adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai pengawet sintesis. Tetrasodium ETDA ini terbuat dari formalin, karsinogen (zat yang bisa menyebabkan kanker), dan sodium sianida (zat pemisah emas dan logam).
Selanjutnya, cocamidopropyl betaine merupakan bahan pembersih sintesis yang ada hampir di semua produk sabun. Ada pula bahan kimia aditif lainnya yang ditambahkan pada kandungan sabun seperti pewarna dan pewangi buatan.
Bahan-bahan kimia tersebut bersifat sintesis atau buatan, yang mana seharusnya tidak boleh masuk ke dalam tubuh terlebih dalam jumlah yang banyak.
Ketika kamu mencuci buah dan sayur menggunakan sabun, kemungkinan residu sabun akan tertinggal pada bahan makanan tersebut. Tanpa sengaja residu sabun bisa masuk ke dalam tubuhmu, sehingga lama kelamaan jelas ini akan sangat berbahaya bagi tubuh.
Sabun dapat memicu berbagai masalah pada saluran pencernaan
Seorang ahli makanan dari Universitas Negeri Carolina Utara (NCSU), Profesor Benjamin Chapman, mengatakan, “selama lebih dari 60 tahun kita tahu bahwa mengonsumsi sabun dapat bersifat toksik.”
“Meminum atau memakan sabun dapat memicu mual dan sakit perut. Sabun bukanlah sesuatu yang bisa dicerna oleh sistem pencernaan manusia,” tambahnya pada Live Science.
Kandungan bahan kimia pada sabun, seperti sodium laureth sulfate (SLS), tetrasodium ETDA, dan cocamidopropyl betaine, dapat memicu berbagai masalah pada tubuh, seperti iritasi pada saluran pencernaan.
Iritasi pada saluran pencernaan ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Jika sudah pada tingkat yang lebih parah dengan jangka waktu yang lama, bukan tak mungkin untuk muncul penyakit yang lebih berbahaya seperti kerusakan pada saluran pencernaan atau bahkan kanker.
Departemen Agrikultur di Amerika Serikat (USDA) juga telah melarang untuk mencuci buah dan sayur dengan detergen atau sabun.
Juru bicara USDA mengatakan, “produk itu (sabun dan detergen) tidak diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan pada makanan.” Ini karena residu sabun dan deterjen bisa meresap dan tertinggal pada buah dan sayur.
Lalu, bagaimana langkah yang tepat untuk mencuci buah dan sayur?
Buah dan sayur bisa dicuci dengan menggunakan air dingin yang mengalir. Langkah ini terbukti cukup efektif untuk menghilangkan 90 hingga 99 persen kotoran yang ada pada permukaan buah dan sayur.
Kamu bisa menggosok perlahan buah yang berkulit tipis serta sayur berdaun dengan menggunakan tangan untuk pembersihan menyeluruh. Sikat lembut juga bisa digunakan untuk buah yang berkulit cukup tebal seperti semangka, serta sayur yang tumbuh langsung di dalam tanah seperti wortel.
Gunakan baking soda atau soda kue untuk hasil mencuci yang lebih maksimal. Campurkan satu sendok makan soda kue dengan 3 sendok makan air, kemudian bisa dioleskan tipis pada permukaan buah sambil disikat lembut. Bilas kembali buah dengan air mengalir hingga tak ada lagi sisa soda kue yang menempel.
Namun, jika kamu masih ragu dengan kebersihan buah dan sayuran yang sudah kamu beli, kamu bisa menggunakan sabun khusus untuk mencuci buah dan sayur. Tentu saja sabun ini sudah melewati tahap uji coba food grade dan aman untuk membersihkan buah dan sayur.
Kamu bisa menemukan produk sabun khusus ini dengan mudah di supermarket. Jangan lupa untuk memilih produk dengan kandungan lemon, ya. Ekstrak lemon memiliki khasiat sebagai pembersih alami, sehingga buah dan sayurmu akan terjamin kebersihannya.
Sekarang, sudah tahu, ‘kan, mengapa buah dan sayur tidak boleh dicuci dengan sabun biasa? Jadi, mulai sekarang jangan lagi mencuci buah dan sayur dengan sabun, ya.
Ada lagi alasan lain yang tak kalah menarik!
Selain alasan mengapa buah dan sayur tidak boleh dicuci menggunakan sabun, Bob juga punya alasan lain yang tak kalah menarik, nih.
Ya, alasan mengapa kamu harus menginap di Bobobox! Kamu bisa mendapatkan pengalaman yang seru dan menyenangkan di Bobobox karena hotel kapsul ini mengedepankan teknologi modern.
Kamu juga dapat memesan kamar melalui website dan aplikasi Bobobox, melakukan pembayaran otomatis, dan mendapatkan QR code pada aplikasi Bobobox.
QR code tersebut bisa digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam pod tanpa harus menggunakan kunci biasa. Dengan aplikasi Bobobox di smartphone-mu, kamu juga bisa mengatur lampu LED di dalam pod sesuai dengan keinginan dan suasana hatimu saat menginap.
Bobobox juga selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti menyemprotkan disinfektan dan melakukan pembersihan menyeluruh. Jadi, selain merasa nyaman, kamu juga akan dijamin keamanannya saat menginap di sini. Yuk, pesan kamar di sini, sekarang