Empati kerap kali disalahartikan sebagai simpati karena keduanya berakar dari kata pathos (dalam bahasa Yunani berkenaan dengan perasaaan dan penderitaan). Jika simpati hanya menunjukkan rasa kasihan atas apa yang terjadi kepada orang lain, maka empati lebih pada menempatkan diri pada posisi orang lain.
Empati sendiri memiliki tingkat yang berbeda dalam diri setiap orang. Ada yang dengan mudah memosisikan diri mereka pada kondisi orang lain, ada juga yang memiliki kesulitan untuk menunjukkan empati tersebut kepada orang lain. Meski begitu, bukan berarti mereka tidak bisa berempati. Emosi yang satu ini bisa dilatih hingga dikembangkan.
Nah, agar kamu bisa mengenali lebih dalam tentang orang-orang berempati, tidak ada salahnya kamu mengetahui kebiasaan-kebiasaan orang berempati tinggi. Simak tujuh di antaranya di bawah ini!
Mendengarkan dengan Baik
Untuk benar-benar bisa memahami bagaimana perasaan dan kondisi orang lain, kamu tentu perlu memahami orang tersebut terlebih dulu. Untuk mencapai hal tersebut, kamu perlu meluangkan waktu untuk memahami seseorang, seperti motivasi, pilihan, prioritas, dan semacamnya dari orang tersebut.
Nah, salah satu kebiasaan orang berempati tinggi untuk dapat memahami orang lain dengan baik adalah dengan menjadi pendengar yang baik pula. Saat menjadi pendengar, kamu harus bisa menahan diri untuk tidak berasumsi macam-macam dan berusaha untuk tidak menghakimi.
Selain itu, kamu juga perlu menjadi pendengar aktif, bukan pasif. Sebagian orang biasanya mendengarkan tanpa benar-benar mendengarkan. Mereka sibuk dengan pikirannya sendiri tentang bagaimana menanggapi obrolan orang lain.
Dalam hal ini, kamu harus memfokuskan diri pada orang yang bercerita, bukan pada pemikiran kamu. Dengan begitu, orang tersebut akan merasa nyaman berbagi cerita dengan kamu. Kamu pun akhirnya bisa memahami lebih dalam tentang apa yang dibutuhkan orang tersebut.
Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Kebiasaan orang berempati tinggi adalah memiliki rasa ingin tahu terhadap orang-orang di sekitarnya. Mereka biasanya merasa bahwa orang lain lebih menarik dibandingkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut memungkinkan merekan untuk bertemu banyak orang dan mempelajari cerita serta sudut pandang orang lain. Dengan semakin luasanya pemahaman seseorang, akan semakin mudah menanamkan rasa empati terhadap orang lain.
Contohnya, saat mendengarkan masalah orang lain, sebagian orang cenderung memberikan solusi yang menurut mereka baik. Namun, hal tersebut bukanlah salah satu kebiasaan orang berempati tinggi. Dibandingkan memberikan pendapat, orang berempati tinggi lebih suka menunjukkan rasa ingin tahu.
Mereka akan memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana perasaan dan pendapat orang lain, apa saja hal yang kiranya bisa membantu, dan mendorong orang lain untuk bercerita lebih banyak. Dalam hal ini, orang berempati tinggi menyadari bahwa orang lain memang butuh untuk didengarkan.
Terkadang, tidak semua masalah bisa dipecahkan. Orang berempati tinggi memahami bahwa perasaan tidak baik itu wajar. Jika kamu mencoba memberikan nasihat, kamu justru seperti beranggapan bahwa mereka tidak berhak merasa tidak baik. Hal ini terkadang membuat keadaan malah semakin buruk.
Dengan menahan diri untuk tidak memberikan nasihat atau saran, kamu menunjukkan bahwa kamu memahami apa yang mereka rasakan. Rasakan ketidaknyamanan merekan dan biarkan mereka tahu bahwa wajar saja mereka merasakan apapun yang mereka rasakan saat ini.
Tidak Memotong Pembicaraan
Kebiasaan orang berempati tinggi lainnya adalah tidak memotong pembicaraan. Sebagian orang terkadang menginterupsi saat orang lain bercerita, memotong pembicaraan tersebut dan melengkapi kalimat yang terpotong dengan kata-kata atau pendapatnya sendiri.
Namun, orang yang berempati tinggi akan sabar menunggu dan merasa nyaman dengan tetap diam sehingga lawan bicara pun merasa nyaman. Kebiasaan orang berempati tinggi yang satu ini sangat berguna dalam membangun hubungan serta kepercayaan dengan cepat. Mereka tahu kapan harus diam dan kapan harus memberikan tanggapan atau balasan sesuai kebutuhan.
Komunikasi Non-Verbal
Selain menjadi pendengar yang baik, kemampuan komunikasi non-verbal juga menjadi kebiasaan orang berempati tinggi. Kamu mungkin pernah melihat seseorang yang kerap tegang, menarik diri, menghindari kontak mata, marah, menangis dan sebagainya.
Saat kamu melihat ada perlikau seperti itu, kamu bisa menganggapnya sebagai pertanda bahwa kamu bisa berempati dengan mereka. Saat menyaksikan pertanda tersebut, kamu bisa memberikan pelukan, genggaman tangan, kontak mata dan semacamnya. Kamu juga bisa menanyakan apa yang terjadi kepada mereka. Pertanyaan sederhana tersebut mungkin akan membantu kamu mendengar lebih banyak.
Membayangkan Berada di Posisi Orang Lain
Kebiasaan orang berempati tinggi berikutnya adalah kemampuan untuk membayangkan berada di posisi orang lain. Dengan melakukan hal tersebut, kamu bisa membayangkan apa saja yang membuat orang lain ketakutan, perubahan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka pikirkan dan rasakan, dan melakukan apa yang mereka lakukan.
Hal tersebut bisa membantu kamu memahami apa yang orang lain yakini serta motif dibalik segala yang mereka lakukan. Hal ini juga dapat menghindarkan kamu dari prasangka negatif saat menghadapi orang yang sulit.
Kamu mungkin akan mendapati bahwa motif dari apa yang terjadi ternyata bukan motif buruk atau semacamnya. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijaksana dalam menilai apapun dan suasana hati kamu pun bisa menjadi lebih baik karena terhindar dari pikiran negatif.
Membawa Pengaruh Positif
Kebiasaan orang berempati tinggi lainnya adalah kemampuan merekan untuk menggunakan empati tersebut sehingga bisa menggerakkan banyak orang untuk mengambil tindakan atau membuat perubahan yang positif. Orang berempati tinggi menyadari bahwa perubahan bisa dilakukan dengan semangat tinggi dan kekuatan yang besar. Mereka terbiasa melakukannya mulai dari hal kecil hingga terlatih dan bisa menggerakkan perubahan dalam skala besar.
Penuh Perhatian
Seseorang berempati tinggi memiliki berbagai cara untuk membuat kamu merasa dihargai. Saat berinteraksi, orang berempati tinggi akan mencurahkan segala perhatian dan rasa hormatnya terhadap kamu. Kebiasaan orang berempati tinggi yang satu ini tentu tidak pernah gagal membuat orang lain merasa nyaman dan berharga.
Karena sifatnya yang perhatian, rasa kepeduliannya pun tak kalah tinggi. Mereka selalu ingin membantu orang lain yang kesussahan dan meringankan beban orang tersebut meskipun harus menguras energi sendiri.
Memiliki empati yang tinggi tentu bukan hal yang buruk. Namun, jika berlebihan tentu energi kamu bisa terkuras habis hingga jatuh sakit. Untuk itu, luangkanlah waktu untuk memanjakan diri kamu agar tubuh dan pikiran tetap segar dan siap membantu yang membutuhkan.
Salah satu yang bisa kamu coba adalah dengan berlibur ke tempat yang menyenangkan atau sekadar melakukan staycation sehingga kamu bisa berbenah diri. Bingung mau mneginap di mana? Ke Bobobox saja yuk?
Akomodasinya nyaman meskipun dengan desain minimalis, harganya terjangkau, dan fasilitasnya memukau. Ada Wi-Fi kencang, Bluetooth speaker, moodlamp, keyless access, communal area, spot foto bermural, hingga layanan pembersih kamar. Yuk, unduh dulu aplikasinya lalu rasakan kenyamanannya!