Coba tanya para pencinta kopi di sekitarmu tentang apa jenis kopi yang menurut mereka paling terkenal. Pasti salah satu dari mereka bakal menjawab Kopi Kintamani.
Wajar saja, soalnya Kopi Bali Kintamani punya cita rasa khas yang memorable banget di lidah para coffee lovers! Apa sih, rahasia di baliknya? Yuk, temukan lebih lanjut di sini!
Kopi Kintamani Berasal dari Mana?
Photo: Mali Maeder via Pexels
Kopi Kintamani berasal dari daerah dataran tinggi Kintamani yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Letak kebun kopinya ada di antara dua gunung, yaitu Gunung Batur dan Gunung Abang, dengan ketinggian sekitar 1.000-1.200 meter di atas permukaan laut.
Kondisi geografis ini menciptakan suhu yang sejuk, tanah vulkanik yang subur, dan udara yang bersih, sehingga cocok untuk menanam kopi berkualitas tinggi.
Namun, yang bikin kopi Kintamani unik bukan cuma tanah dan iklimnya, lho! Di Kintamani, petani masih menerapkan sistem irigasi tradisional Bali yang disebut “subak”. Ini adalah sistem pengairan berbasis komunitas yang juga digunakan dalam pertanian padi.
Dengan sistem ini, para petani akan membagi air dari mata air alami secara adil ke seluruh ladang kopi. Jadi, tanaman kopi di sini tumbuh dengan alami, tanpa takaran air yang kurang atau berlebihan.
Proses Produksi Kopi Bali Kintamani
Photo: Aleksandar Pasaric via Pexels
1. Pemetikan
Proses pembuatan Kintamani kopi dimulai dari pemetikan buah kopi, yang biasanya dilakukan secara manual dan selektif. Artinya, petani hanya memetik buah kopi yang sudah benar-benar matang, alias berwarna merah cerah. Sebab, buah yang setengah matang bisa bikin rasa kopi jadi pahit atau tidak seimbang.
2. Pengupasan
Setelah dipetik, buah kopi akan langsung dikupas untuk memisahkan biji dari kulit luarnya. Biasanya, tahap ini dilakukan dengan mesin pengupas sederhana. Di sinilah kita mulai bisa melihat biji kopi mentah yang masih diselimuti lendir.
3. Fermentasi
Lendir atau mucilage yang menempel di biji kopi nggak langsung dibersihkan. Biji-biji ini difermentasi dulu selama 12-36 jam, tergantung suhu dan kelembapan udara. Pasalnya, proses fermentasi ini bertujuan untuk memecah lendir secara alami agar cita rasa Bali Kintamani Coffee lebih deep.
4. Pencucian dan Pengeringan
Setelah fermentasi, biji kopi dicuci sampai bersih menggunakan air bersih. Lalu, biji-biji tersebut dikeringkan dengan cara dijemur di atas para-para atau terpal selama beberapa hari hingga kadar airnya sekitar 12%.
Proses ini butuh kesabaran dan perhatian khusus, karena kalau terlalu cepat atau terlalu lambat, rasa kopi bisa berubah total.
5. Sortasi
Nah, setelah kering, semua biji kopi akan disortir. Yang bentuknya jelek, pecah, atau warnanya nggak sesuai langsung dipisahkan. Dengan kata lain, hanya biji kopi berkualitas tinggi yang akan dilanjutkan ke proses berikutnya.
6. Penggilingan dan Penyimpanan
Biji kopi yang sudah kering dan bersih kemudian digiling untuk memisahkan kulit tanduknya. Hasil akhirnya disebut green bean, atau lebih dikenal dengan sebutan biji kopi mentah. Green bean ini biasanya disimpan dulu di tempat yang sejuk dan kering, agar rasanya makin stabil sebelum disangrai atau diekspor.
Cita Rasa Kopi Kintamani Bali
Photo: Hrushi Chavhan via Unsplash
1. Kopi Arabika Kintamani
Bisa dibilang, kopi Arabika Kintamani Bali termasuk varian yang paling terkenal dari daerah ini. Bagaimana nggak? Rasa khasnya langsung terasa dari tegukan pertama: lembut, asam, ada sedikit rasa buah-buahan seperti jeruk atau lemon), dan setitik rasa floral di akhir.
Tingkat keasaman jenis kopi ini memang condong ke arah sedang ke tinggi, tapi bukan jenis asam yang bikin kecut. Justru, aftertaste-nya termasuk menyegarkan.
Aroma kopinya juga sangat wangi dan bersih, sehingga cocok banget dinikmati dengan metode manual brew seperti V60, pour over, atau French press. Bahkan, saat diolah jadi espresso, rasanya pun ringan dan nggak terlalu pahit.
2. Kopi Robusta Kintamani
Walaupun Arabika lebih terkenal, biji kopi jenis Robusta juga punya pesona sendiri. Rasanya lebih kuat, pahit, dengan sedikit rasa earthy dan dark chocolate.
Tingkat keasamannya jauh lebih rendah dari Arabika, makanya recommended banget buat kamu yang kurang suka kopi asam.
Aromanya memang relatif simpel dibandingkan Arabika, tapi tetap punya karakter yang khas dan bikin nagih. Karena rasanya yang bold, Robusta Kintamani enak banget kalau dijadikan espresso base untuk kopi susu atau cappuccino biar lebih nendang.
Nikmati Rasa Autentik Kopi Kintamani Sambil Staycation di Bobocabin!
Photo: Bobobox Internal Asset
Untuk mencicipi rasa paling autentik dari seduhan kopi Kintamani Bali, kamu bisa mampir ke berbagai coffee shop di Kintamani. Namun, nggak ada salahnya kamu sekalian staycation di tempat menginap yang nyaman dan menyajikan kopi lezat seperti Bobocabin Kintamani!
Selama bermalam di Bobocabin Kintamani, kamu bisa pesan kopi hitam yang strong dari biji kopi Kintamani tanpa perlu meninggalkan penginapan. Nantinya, kopi tersebut akan diantarkan ke area tempat duduk luar Cabin-mu atau spot outdoor di area umum Bobocabin.
Bahkan, untuk waktu ngopi yang lebih unik, kamu bisa sewa bean bag buat duduk-duduk menikmati sejuknya udara pegunungan sambil menghangatkan diri! Empuknya kursi bean bag pasti bakal bikin kamu semakin terlena menikmati setiap sesapan kopi, deh.
Kalau sudah selesai ngopi, kamu dapat mengisi waktumu dengan main kembang api, melukis, main kartu Uno, congklak, Uno Stacko, nonton film di Cabin dengan mini projector, dan masih banyak lagi.
Kapan lagi kamu bisa staycation dengan nyaman dan modern sambil menikmati kopi Kintamani Bali yang autentik? Yuk, download aplikasi Bobobox sekarang untuk pesan Cabin-mu di Bobocabin Kintamani!
Featured Photo: Livier Garcia via Pexels
