permainan tradisional

7 Permainan Anak Tradisional yang Penuh Kenangan!

Anak-anak komplek pasti bisa inget rasanya pulang sekolah langsung cepat-cepat ganti baju agar bisa langsung ketemu temen main? Mulai dari congklak, petak umpet sampai ular naga panjang, sepertinya dulu kita tidak pernah kehabisan ide untuk bersenang-senang, meskipun tanpa gadget. Pada artikel ini, Bob akan ulas 7 permainan tradisional yang sering kita mainkan saat anak-anak.

Daftar Permainan Tradisional Anak-Anak Zaman Dulu

Permainan Tradisional Petak Umpet

Permainan tradisional yang satu ini merupakan salah satu permainan yang digemari banyak anak-anak di seluruh dunia, dan mempunyai berbagai macam versi. Petak umpet ini terdiri dari penjaga dan pemain sisa yang bersembunyi. Biasanya, petak umpet ini lebih asyik dimainkan dengan banyak orang karena semakin banyak pemain semakin memicu adrenalin.

Di awal permainan, pemain melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan berjaga. Penjaga atau ‘kucing’ ini nantinya bertugas untuk mencari pemain lain yang bersembunyi. Setelah hompimpa, penjaga akan berhitung dan pemain lain diberi kesempatan untuk mencari tempat persembunyian sampai hitungan berakhir. Nantinya, pemain lain bisa aman setelah dia bisa mendahului penjaga untuk kembali ke markas penjaga yang biasanya menggunakan pohon, pilar atau dinding dan berteriak sebagai penanda kena.

Permainan Tradisional Ucing Kup

Permainan tradisional ini memiliki banyak nama yang berbeda. Biasanya di daerah Sunda, anak-anak menyebutnya dengan ‘Ucing kup’. Permainan yang berkonsep chase tag ini terdiri dari seorang penjaga dan pemain lain, dan biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih.

Setelah melakukan hompimpa, penjaga harus bisa mengejar pemain lain dan mengenainya. Jika seseorang terkena oleh penjaga, ia nanti yang akan mengambil tempat orang sebelumnya yang berjaga dan mengejar orang lain. Pada permainan ini, pemain lain mempunyai jurus yang bisa digunakan untuk melindungi dirinya. Pada saat dikejar penjaga, ia bisa menyilangkan tangan di depan dadanya sembari berteriak “Kup!”. Penjaga akhirnya mau tidak mau harus mencari mangsa lain yang sedang tidak dalam posisi aman. Kadang di beberapa permainan, jika banyak pemain yang ikut serta, pemain yang dikenai oleh penjaga masuk ke dalam tim penjaga dan ikut memangsa pemain lain.

Ada variasi lain dari ucing kup ini yang sering juga dimainkan di Indonesia, yaitu 12 menjadi patung. Pada permainan tradisional versi ini, jurus perlindungan diri pemain lain adalah berubah menjadi patung dengan berbagai pose dan tidak boleh bergerak. Jika bergerak, penjaga akan mendapatkan kesempatan untuk bisa mengenainya.

Lalu ada juga boi-boian, di mana permainan dimulai dari menyusung potongan genteng atau keramik. Pemain harus melempar bola pada tumpukan tersebut seperti bermain bowling. Jika pemain mengenai genteng sampai jatuh, ia menjadi penjaga dan harus mengenai pemain lain menggunakan bola tersebut untuk mengeliminasi mereka. Pada permainan ini, pemain lain tidak punya jurus perlindungan diri. Pemain yang lain harus bekerja sama untuk menyusun tumpukan genteng itu kembali sambil menghindari lemparan bola penjaga untuk mengeliminasi penjaga. Benar-benar sehat sekali ya, dihitung-hitung cardio sejak dini, hahahaha.

Permainan Tradisional Gobak Sodor

Masih dalam kategori kejar-kejaran dan tangkap-tangkapan, permainan tradisional lainnya yang akan Bob bahas adalah ‘Gobak sodor’. Gobak sodor atau galah asin merupakan permainan yang biasanya diikuti oleh banyak pemain yang dibagi menjadi dua grup, dengan tiga sampai lima pemain per grupnya.

Permainan ini biasa dimainkan di sebuah lapangan dan diberi tanda wilayah. Tim yang jaga akan menghalau di beberapa titik secara vertikal dan horizontal sedangkan tim yang lain harus bisa mencapai ujung lapangan dengan melewati tim jaga. Permainan ini membutuhkan kecepatan bertindak, kecepatan berlari, dan kerja sama yang bagus karena untuk tim yang berlari, mereka hanya bisa memenangkan gobak sodor jika semua tim sudah selamat di ujung lapangan.

Permainan Tradisional Bekel

Permainan tradisional bekel ini merupakan salah satu permainan yang ternyata cukup rumit. Tidak jarang, orang yang jago bermain bekel memiliki respons refleks yang baik. Permainan ini sebenarnya sudah ada semenjak dulu, akan tetapi mulai ramai digemari sejak tahun 2003an.

Permainan tradisional ini terdiri dari bola bekel dan enam buah biji bekel yang biasa dipanggil ‘kuwuk’. Bola bekel ini memiliki ukuran yang bermacam-macam, dari yang sebesar jeruk nipis sampai sebesar jeruk sunkist. Sedangkan kuwuknya biasa berbentuk seperti kerang atau bebek dan berukuran kecil.

Cara memainkannya dilakukan dengan bertahap. Pemain memantulkan bola bekel dan mengambil kuwuk satu persatu. Setelah diambil semua, tahapan tersebut naik level. Pemain lalu mengambil dua, tiga, sampai enam biji sekaligus. Kemenangan ditentukan dari siapa yang paling dahulu menyelesaikan permainannya.

Permainan Tradisional Congklak

Berbicara tentang ‘kuwuk’, terdapat satu permainan tradisional yang juga menggunakan benda tersebut sebagai alat mainnya. Permainan tradisional ini sering dimainkan oleh anak-anak dari berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan memiliki banyak nama yang berbeda-beda. Contohnya, masyarakat Jawa menyebut congklak sebagai dakon atau dakonan.

Permainan ini membutuhkan papan congklak, yang biasanya dibuat dari plastik atau kayu, dan 98 buah kuwuk. Papan congklak ini memiliki 14 lubang kecil dan dua lubang besar pada masing-masing sisinya. Para pemain menguasai satu baris papan ini terdiri atas tujuh lubang kecil yang saling berhadap-hadapan.

Pada awalnya, masing-masing lubang kecil diisi oleh tujuh kuwuk. Pemain lalu bebas mengambil tujuh kuwuk dari salah satu lubang kecil tersebut dan mengisi lubang-lubang lainnya sesuai arah jarum jam, termasuk ke lubang lawan. Jika kuwuk habis pada lubang besar miliknya, dia dapat melanjutkan permainan dengan mengambil kuwuk yang terletak di sebelahnya. Jika kuwuk habis pada lubang kecil di barisnya, dia bisa mengambil kuwuk lawan yang berada di seberangnya untuk dimasukan ke dalam lubang besar. Jika kuwuk habis pada baris lawan, dia tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan Tradisional Engklek

Permainan tradisional ini dimainkan oleh banyak anak-anak di berbagai belahan dunia. Biasanya anak-anak berkumpul untuk bermain di jalan yang sepi, lapangan atau pekarangan rumah karena mereka membutuhkan permukaan yang datar. Biasanya, permainan ini diikuti oleh sedikit pemain, mulai dari dua sampai lima orang karena sifatnya yang bergiliran.

Awalnya, pemain menggambarkan sembilan terlebih dahulu pada permukaan dengan menggunakan kapur. Kotak-kotak ini terdiri dari tiga buah kotak vertikal, disambung dengan tiga buah kotak horizontal, lalu satu kotak vertikal dan diakhiri dengan dua buah kotak horizontal dengan satu kotak besar pada ujungnya, yang merupakan garis finis.

Pemain harus melompati satu kotak ke kotak lainnya dengan hanya bertumpu pada satu kaki. Jika pemain terjatuh atau menurunkan kedua kakinya, pemain tersebut harus menyimpan kerikil pada kotak tersebut dan mengakhiri gilirannya, lalu pemain yang lain bisa melanjutkan.

Permainan Tradisional Ular Naga Panjang

Permainan tradisional satu ini merupakan permainan terlucu untuk Bob. Biasa dimainkan oleh 6 orang lebih dan bersifat kelipatan genap, permainan ini dimulai dari memilih dua orang lewat hompimpa sebagai ‘induk’. Induk-induk ini lalu berdiskusi tentang pilihan nama yang nantinya akan dijadikan penentu anggota tim, seperti misalnya induk A adalah tim kucing dan induk B adalah tim anjing.

Permainan tradisional ini dimulai saat para induk membentuk terowongan dengan tangannya dan pemain yang lain berbaris dengan tangan berpegangan pundak teman didepannya dan membentuk seperti ‘ular naga’. Lalu semua pemain menyanyikan lagu “Ular Naga Panjang”, dan saat lagu itu berhenti para induk harus menangkap satu orang dari barisan ular naga dan pemain tersebut harus memilih antara 2 pilihan tim yang ditawarkan. Seleksi ini berlangsung sampai semua barisan ular naga mempunyai induk masing-masing.

Induk dari masing masing tim lalu berpisah dan pemain lain berbaris di belakang masing-masing induk. Biasanya awal kejar-kejaran ini ditandai dengan skenario pembelian bakso. Setelah skenario itu selesai, induk pembeli bakso yang ‘ditipu’ harus mengambil anak-anak dalam barisan induk lawan, tapi barisan mereka tidak boleh ada yang lepas atau pecah.

Nostalgia Dengan Tenang Bersama Bobobox

bobopod paskal bandung

Photo: Bobobox Internal Asset

Rutinitas yang makin sini terasa makin padat dan cepat seringkali malah bikin kita burn-out. Kadang kita butuh waktu sendiri untuk sekedar rehat dari kesibukan dan beristirahat. Di Bobobox, kamu bisa dapat kesempatan untuk mendapatkan tranquility, karena setiap podsnya sunyi dan dilengkapi dengan speaker dan lampu yang intensitasnya bisa diatur. Kamu bisa memilih mode nature sounds Bobobox dan bermeditasi dengan tenang, tapi tetap dengan harga terjangkau. Yuk download aplikasinya sekarang dan beristirahat dengan Bobobox.

 

Foto utama oleh: Tobias Tullius via Unsplash

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles