museum di tengah kebun

Mengenal Museum di Tengah Kebun: Keunikan, Harga Tiket dan Cara Masuknya

Museum umumnya menyimpan dan memamerkan koleksi benda unik, bersejarah, mengedukasi, hingga bernilai seni tinggi.

Tempat wisata satu ini bisa kamu temukan di hampir setiap kota di Indonesia, apalagi di Jakarta. Salah satu yang terbilang unik dan mungkin belum banyak orang tahu adalah Museum di Tengah Kebun.

Yuk, cari tahu daya tarik, tiket masuk, hingga aktivitas menarik di museum tersebut!

Sjahrial Djalil Pemilik Museum di Tengah Kebun

Museum di Tengah Kebun merupakan museum pribadi milik Alm. Sjahrial Djalil, tokoh periklanan modern Indonesia sekaligus pendiri biro iklan ternama bernama Ad Force Inc.

Museum ini berlokasi di Jl. Kemang Timur 66, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Sebagai informasi, Sjahrial Djalil telah mulai mengumpulkan barang antik sejak usia 30-an dengan bepergian ke luar negeri atau melalui lelang.

Dikutip dari Kompas, 90% barang-barang sejarah yang ada berasal dari Balai Lelang di berbagai kota di Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia.

Kegemarannya mengoleksi benda-benda antik bernilai sejarah tinggi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Museum di Tengah Kebun seluas 3.500 meter persegi ini

Baca Juga: Nggak Hanya Gedung Saja, Ini 7 Wisata Jakarta Nuansa Alam yang Patut Dicoba

Asal Muasal Barang Koleksi di Museum Tengah Kebun

Mulanya, barang-barang koleksi Sjahril disimpan di rumah yang sekaligus menjadi kantornya di kawasan Menteng. Namun, karena barang semakin banyak, rumahnya pun semakin sumpek.

Ia pun membeli tanah di Kemang, tepatnya di Jalan Kemang Timur No. 66, Bangka Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Di sanalah Sjahril membangun tempat tinggal untuk ribuan koleksi masa lalunya yang kemudian diberi nama Museum di Tengah Kebun.

Museum tersebut kemudian disahkan melalui notaris pada 2009. Dengan dibukanya museum ini, Sjahrial pun berharap agar para pengunjung bisa ikut mempelajari peradaban manusia masa lampau.

Sesuai dengan namanya, museum ini memang terletak di tengah kebun dan Sjahril sengaja mendesain agar 70% dari total luas tanah sebagai kebun. Suasananya pun begitu asri dan menyejukkan. Kamu seolah menemukan tempat berteduh di tengah terik dan padatnya Kota Jakarta.

Baca Juga: Nggak Hanya Gedung Saja, Ini 7 Wisata Jakarta Nuansa Alam yang Patut Dicoba

Daya Tarik Museum di Tengah Kebun

Meski terletak di pusat gaya hidup Jakarta, yaitu Kemang, Museum di Tengah Kebun ini cukup tersembunyi sehingga tidak banyak orang yang tahu.

Sebagai museum milik pribadi, berikut ini adalah beberapa daya tarik Museum di Tengah Kebun.

1. Di Tengah Kebun

Tidak seperti museum kebanyakan, Museum di Tengah Kebun tidak memasang papan besar sebagai penanda keberadaannya.

Sebagai gantinya, museum satu ini menyuguhkan pintu gerbang kayu besar yang seolah menutupi bagian dalam museum dengan papan tulisan nama museum di kanan kirinya.

Memasuki pintu gerbang, sebuah halaman yang sangat luas akan menyambutmu. Bangunan museumnya sendiri mengusung gaya Jawa dengan empat pohon kelapa menghiasi halaman mukanya.

Di dalamnya, terdapat 12 ruangan dengan penataan berdasarkan selera Pak Sjahrial.  Di antaranya adalah:

  • Ruang Buddha, yang berisikan koleksi patung Buddha dari berbagai negara
  • Ruang Dewi Sri, yang menyimpan koleksi peralatan dapur bernilai seni tinggi, seperti guci dari masa lampau
  • Ruang Singa Garuda, yaitu kamar mandi berhiaskan patung Singa Garuda, beberapa perlengkapan mandi Kaisar Wilhelm II dari Jerman abad ke-19, serta beberapa topeng dari berbagai wilayah di Indonesia

Pemandu museum akan menjelaskan masing-masing ruangan tersebut secara terperinci.

Namun, kamu perlu melewati kebun sepanjang 60 meter dan lebar 7 meter sebelum mencapai bangunan itu.

Di sisi kiri kanannya, terdapat tanaman-tanaman hijau yang tertata apik dan subur sehingga memberi kesan seolah kamu tengah melewati lorong waktu.

Di area luar bangunan, kamu akan mendapati banyak benda antik, mulai dari topeng, patung, hingga fosil pohon dari zaman Triassic di Pulau Jawa, yaitu sekitar 248 juta tahun sebelum Masehi.

Selain itu, ada juga fosil kerang dari periode Jurassic Maroko, 230 juta tahun sebelum Masehi serta fosil raksasa dari Sangiran, Jawa Tengah yang belum diketahui umurnya.

2. Koleksi Seni dan Sejarah

Koleksi Seni dan Sejarah

Sumber: @museumditengahkebun via Instagram

Museum di Tengah Kebun menyimpan kurang lebih 4.000 koleksi sejarah dan seni berusia ratusan tahun. Koleksi ini berasal dari 21 provinsi di Indonesia dan 63 negara lainnya.

Koleksi tersebut dikumpulkan selama lebih dari 40 tahun sejak Pak Sjahrial berumur 30 tahun.

Namun, tidak semua koleksi itu dipajang dan menjadi konsumsi publik. Sebagian tersimpan di gudang dan bahkan masih ada yang tertahan di gudang bea cukai.

Barang-barang tertahan itu belum sempat terurus karena prosedur yang cukup rumit. Apalagi kondisi kesehatan Pak Sjahrial mulai menurun hingga akhirnya wafat pada April 2019 lalu.

Dari 4.000 koleksi tersebut, sekitar 2.414 di antaranya dipamerkan kepada pengunjung. Peletakannya pun ada di sudut-sudut ruangan secara tidak beraturan sesuai dengan selera Pak Sjahrial.

Koleksi Museum di Tengah Kebun ini di antaranya berupa:

  • lukisan
  • arca
  • patung
  • wayang
  • topeng
  • meja
  • kursi
  • tombak
  • lemari
  • tempat perhiasan
  • peralatan makan
  • lampu
  • vas bunga
  • hiasan meja
  • hiasan dinding
  • buku
  • keramik
  • peti kayu
  • payung
  • tongkat
  • tempat manisan
  • perhiasan

Kamu bisa menjumpai koleksi-koleksi ini tersebar di bagian dinding luar rumah, tengah taman, lantai dan lainnya.

Selain tertata apik, koleksi tersebut juga memiliki label informasi berisi nama dan tahun pembuatan barang.

Di antara banyaknya koleksi tersebut, Arca Bodhisatva Vajrapani dari abad ke-10 adalah favorit Pak Sjahrial yang diperoleh dari Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Yuk, Mampir ke 7 Tempat Kuliner Lezat di Sekitar Stasiun Tanah Abang Ini!

3. Material Bangunan Masa Lampau

Bukan hanya menyimpan koleksi benda antik, Museum di Tengah Kebun juga menggunakan material bangunan dari masa lampau alias sisa-sisa bangunan bersejarah. Di antaranya adalah:

  • 65.000 buah batu bata bekas gedung VOC
  • 15.000 buah batu bata tua dari gedung meteorologi yang dibangun pada 1896
  • Engsel pintu peninggalan gedung Meester Cornelis yang sudah ada sejak abad ke-18, dan dulunya digunakan untuk engsel pintu penjara khusus perempuan di Bukit Duri

Cara Masuk, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk Museum di Tengah Kebun

Jam Operasional

Museum di Tengah Kebun hanya buka hari Sabtu dan Minggu. Jam bukanya terbagi menjadi dua sesi, yaitu pagi dan siang. Sesi pagi dimulai pukul 09.30–11.30 sedangkan sesi siang pada pukul 12.30–14.30.

Sementara itu, Senin–Jumat tidak buka disebabkan oleh pemeliharan museum. Pada hari-hari libur besar seperti Lebaran, Natal, Waisak, Nyepi, dan lainnya, museum juga tidak dibuka untuk umum.

Berapa Harga Tiket Masuk Museum di Tengah Kebun?

Jika tertarik mengunjungi Museum di Tengah Kebun, kamu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun alias tiketnya gratis.

Namun, pengunjung harus melakukan reservasi maksimal dua hari sebelum kunjungan.

Bagaimana Cara Masuk ke Museum?

Adapun cara masuk ke Museum dengan mengisi Formulir Pendaftaran Pengunjung yang ada di Instagram @museumditengahkebun.

Museum di Tengah Kebun juga memberlakukan syarat minimal tujuh orang pengunjung. Jika kamu mendaftar kurang dari jumlah itu, maka siap-siap disatukan dengan peserta lainnya.

Setelah melakukan reservasi, pemandu museum akan mem-follow-up pengunjung setidaknya dua hari sebelum kunjungan.

Jika kamu harus mengubah jadwal, sebaiknya segera informasikan kepada guide tersebut setidaknya satu hari sebelum kunjungan.

Pada hari-H kunjungan, kamu akan berkeliling museum dalam rombongan dengan panduan seorang pemandu tur.

Apa Ketentuan yang Harus Diikuti di Museum di Tengah Kebun?

Sebelum memasuki bangunan utama, kamu akan diminta untuk mengganti alas kaki dengan sandal jepit yang telah tersedia.

Pengunjung juga tidak diperkenankan membawa barang bawaan kecuali handphone. Barang bawaanmu nantinya bisa disimpan di lemari atau loker yang sudah tersedia, lengkap dengan kuncinya.

HP sendiri hanya boleh digunakan di luar museum untuk berfoto-foto di area pekarangan.

Bobobox Maximum Comfort Banner

Aktivitas yang Menarik Dilakukan Pengunjung

1. Keliling Museum

Keliling Museum

Sumber: @museumditengahkebun via Instagram

Berkat aturan tidak boleh memotret di dalam museum, kamu jadi bisa banyak meluangkan waktu untuk menyaksikan dan mempelajari berbagai koleksi Museum di Tengah Kebun.

Terdapat beragam koleksi museum yang besar dan tersusun secara acak di dalam 17 ruangan. Lebih dari 2.414 artefak bersejarah dapat ditemukan di museum ini, termasuk benda-benda dari Indonesia maupun negara lain.

Karena menggunakan bahasa Indonesia, kamu tentu tidak akan kesulitan membaca berbagai informasi yang tertera di label koleksi.

Selain itu, ada juga pemandu tur yang siap menjelaskan koleksi di dalam museum secara detail.

2. Berfoto

Setelah berkeliling sekitar 1,5 jam, pemandu biasanya akan memperkenankan pengunjung beristirahat di gazebo tengah kebun. Musem akan menyediakan air putih untuk melepas dahaga.

Kebun seluas 3.500 m² inilah yang akan menjadi lokasi foto-fotomu. Sesuai aturan, kamu hanya bisa berfoto di area taman atau kebun dan tidak diperkenankan mengambil foto di dalam museum.

Meski begitu, hal ini tidak akan mengurangi estetika fotomu. Sebab, kawasan taman Museum di Tengah Kebun memang cantik dengan beragam jenis pepohonan dan tanaman sebagai latarnya.

Selain area taman, tempat ini juga memiliki kolam renang berair jernih yang bisa menjadi alternatif spot berfoto.

Baca Juga: Nyaman Buat Nongkrong, Inilah 15 Mall di Jakarta Selatan yang Instagramable

3. Berziarah

Alm. Sjahrial Djalil mendapat vonis penyakit Parkinson pada 2014 lalu. Ini membuatnya tidak bisa pergi ke mana-mana, termasuk untuk mengurus prosedur pengambilan barang dari bea cukai.

Beliau kemudian wafat pada 17 April 2019. Meski telah disediakan tempat di Tanah Kusir, Pak Sjahrial berpesan untuk dimakamkan di area belakang Museum di Tengah Kebun.

Karena itu, kamu juga bisa sekaligus berziarah di makam pendiri museum tersebut.

4. Jalan-Jalan Menikmati Suasana Taman

Di tengah area museum terdapat taman oase berwarna hijau yang dikelilingi oleh kebun dan kolam renang dengan air yang bening. Pengunjung yang datang ke museum dapat merasakan momen penyembuhan sambil menikmati suasana yang damai dan udara yang segar.

Baca Juga: 7 Taman Kota di Indonesia yang Terkenal Asri dan Bisa Kamu Kunjungi!

Bobopod: Tempat Singgah Nyaman di Tengah Keramaian

bobobox.com

Sumber: bobobox.com

Jakarta identik dengan kemacetan yang kerap membuat geram. Hal ini tentu melelahkan, apalagi di tengah cuaca Jakarta yang pengap dan panas.

Untuk itu, Bobopod hadir sebagai tempat singgah kamu dari segala kemacetan, keramaian, dan rasa lelah yang melanda di jalanan Kota Jakarta.

Dengan harga terjangkau, Bobobox memberimu akomodasi berkonsep minimalis yang dilengkapi berbagai fasilitas penunjang.

Unduh aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut.

 

 

Penulis artikel: Aidah Musyarofah

Foto utama oleh: museumditengahkebun via Instagram

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles