Kawasan Trowulan di Mojokerto sudah sejak lama diyakini sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit, terutama karena banyaknya situs peninggalan Majapahit yang tersimpan di sana.
Untuk memperkaya nuansa Majapahitnya, pemerintah setempat bahkan membangun ratusan bangunan klasik yang mengingatkanmu pada masa-masa kejayaan kerajaan tersebut.
Bukan cuma itu, di waktu-waktu tertentu, masyarakat setempat masih kerap mengadakan festival budaya sebagai bentuk menjaga kelestarian tradisi para leluhur.
Jika kamu tertarik menelusuri sejarah dan kekayaan budaya peninggalan Majapahit ini, kamu bisa berkunjung ke Kampung Majapahit Mojokerto di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto
Kisah kejayaan Kerajaan Majapahit hingga kini masih menjadi bahan penelitian untuk para arkeolog dan ilmuwan.
Menurut sejarahnya, Majapahit tumbuh besar sekitar tahun 1293 Masehi, berjaya pada 1400 Masehi lalu akhirnya runtuh pada 1527 Masehi.
Meski begitu, Majapahit masih meninggalkan banyak jejak sejarah yang beberapa di antaranya bisa kamu jumpai di Kampung Majapahit Mojokerto.
Kampung Majapahit Mojokerto sendiri merupakan kawasan wisata berbasis seni, budaya, sejarah, alam, dan insdustri kreatif alias One Village Multiproduct.
Kampung wisata ini sudah mendapatkan dua predikat nasional, yaitu KCBN (Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional) dan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Peringkat Nasional).
Karena lokasinya berada di jantung bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, Kampung Majapahit pun dikelilingi oleh puluhan situs peninggalan kerajaan tersebut.
Kawasan wisata ini juga memiliki ratusan rumah bergaya Majapahit. Kamu bisa menginap di sini sambil mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sekitarnya.
Baca Juga: Mengaku Backpacker? Simak 5 Destinasi Wisata ala Backpacker di Mojokerto!
Sejarah Kampung Majapahit Mojokerto
Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan kini telah menjadi desa wisata yang dikenal dengan nama Kampung Majapahit Mojokerto.
Keberadaannya sendiri sudah diinisiasi sejak tahun 2006. Namun, pembangunan baru terealisasi akibat kerja sama antara Pemkab Mojokerto dengan Pemprov Jatim pada 2015 lalu.
Desain yang digunakan adalah rumah kawula (rakyat biasa) Majapahit dengan merujuk pada naskah Negarakertagama, relief sejumlah candi, dan artefak kuno yang kemudian dipadukan dengan konsep modern.
Rumah-rumah Majapahit tersebut ditempatkan di depan rumah para warga dan hanya berfungsi sebagai tempat tidur, sedangkan aktivitas lainnya dilakukan di luar rumah. Ini menyebabkan sebagian rumah menyatu dengan rumah induk, sementara sebagian lainnya terpisah.
Bentuk rumahnya menyerupai pendopo. Terdapat empat tiang kayu penyangga dan fondasi setinggi hampir satu meter dari batu sungai yang kemudian ditutup dengan batu merah marun. Dindingnya tersusun dari bata merah press untuk menciptakan kesan alami.
Atapnya dibuat lebih modern dengan bentuk limas segitiga yang memanjang dengan hiasan ukel di atasnya. Di masa lalu, rumah Majapahit umumnya menggunakan atap sirap.
Pintu masuknya terdiri dari dua buah daun pintu kembar dari kayu yang lumayan besar. Di sisi kanan dan kiri bangunan, terdapat dua buah jendela yang juga berbahan dasar kayu.
Keberadaan 200 rumah di Kampung Majapahit Mojokerti tersebut kemudian memicu masyarakat untuk mengembangkan desa mereka.
Dari 200 rumah, 30 di antaranya dimanfaatkan untuk homestay atau penginapan wisatawan. Namun, ada juga yang digunakan sebagai warung nasi, toko kelontong, toko suvenir, ruang tamu rumah, hingga tempat kesenian seperti panggung tari.
Daya Tarik Kampung Majapahit
1. Rumah Majapahit
Suasana Majapahit begitu kental terasa saat kamu memasuki kawasan Kampung Majapahit Mojokerto, terutama karena keberadaan ratusan bangunan rumah pendopo khas Majapahit.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, beberapa rumah tersebut disewakan sebagai homestay atau penginapan. Harga per malamnya cukup bervariasi, yaitu Rp180.000–280.000.
Rumah penginapan tersebut umumnya terdiri dari satu tempat tidur untuk dua orang, meja, kursi, lemari pakaian, kaca rias, hingga tempat minum bergaya tradisional dari tanah liat.
Pengunjung umumnya datang di malam hari untuk menginap lalu pergi berjalan-jalan keesokan harinya. Namun, kamu juga bisa mengikuti beragam paket wisata yang tersedia mulai dari Rp125.000–450.000.
Dengan paket wisata, kamu sudah bisa berjalan-jalan menuju Candi Brahu dan Maha Vihara Mojopahit. Ada juga paket untuk menyaksikan pembuatan patung cor kuning, batik tulis Majapahit, dan telur asin asap.
Bahkan, pilihan paket wisata lengkap biasanya memiliki tambahan kegiatan bermalam di rumah Majapahit, menikmati kuliner khas ayam kemaron, dan berkunjung ke Siti Inggil.
2. Peninggalan Bersejarah Kerajaan Majapahit
Kampung Majapahit Mojokerto memiliki banyak peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit, seperti Candi Brahu dan petilasan Siti Inggil.
Candi Brahu adalah bangunan yang terbuat dari bata merah dengan bentuk persegi di bagian alasnya. Diyakini sudah ada sejak masa pemerintahan Raja Brawijaya I dan didirikan oleh Empu Sendok, candi ini bukanlah sebagai makam raja, melainkan tempat sembahyang dan berdoa.
Petilasan Siti Inggil berupa bangunan luas sekitar 15×15 meter persegi dengan fondasi struktur bata kuni peninggalan zaman Majapahit. Terdapat lima makam yang salah satunya diyakini adalah makam raja Majapahit, Raden Wijaya.
Situs yang buka 24 jam ini juga dikelilingi pohon rindang yang salah satunya terbilang besar dan diyakini sudah berusia ribuan tahun. Pohon tersebut berdiri tegak layaknya payung hidup bagi petilasan tersebut.
Selain itu, kamu juga bisa menjumpai peninggalan lain yang tersebar di Kecamatan Trowulan, seperti Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah, Gapura Wringin Lawang, Candi Bajangratu, Candi Kedaton, Candi Tikus, dan lainnya.
Baca Juga: 10 Oleh-Oleh Mojokerto, dari Botok Tempe sampai Kerajinan Bambu. Wajib Dibawa Pulang!
3. Maha Vihara Mojopahit dan Patung Buddha Tidur Raksasa
Daya tarik lain dari Kampung Majapahit Mojokerto adalah keberadaan Patung Buddha Tidur raksasa di kawasan Maha Vihara Mojopahit.
Sesuai namanya, patung tersebut menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama. Posisinya seperti tidur miring ke kanan dengan telapak tangan menyangga kepala.
Selain Patung Buddha Tidur, kamu juga bisa menjumpai:
- kolam ikan berisi ratusan koi dan teratai
- patung Buddha lainnya
- miniatur Candi Borobudur
- pohon maja yang buahnya dipercaya sebagai asal usul nama Majapahit
4. Museum Trowulan
Saat berkunjung ke Kampung Majapahit Mojokerto, sempatkan juga untuk mendatangi Museum Trowulan.
Museum ini menyimpan beragam artefak Majapahit, temuan arkeologi di sekitar Trowulan, hingga aneka temuan arkeologi di Jawa Timur.
Artefak tersebut meliputi koleksi:
- tanah liat (terakota) manusia
- logam (mata uang kuno hingga peralatan upacara, seperti bokor, pedan, lampu, cermin, guci, genta dan alat musik)
- batu (miniatur dan komponen candi, arca, relief, dan prasasti)
- keramik (guci, teko, piring, mangkuk, sendok dan vas bunga)
5. Wisata Kuliner
Wisata ke Kampung Majapahit Mojokerto akan memperkenalkanmu pada beberapa makanan khasnya. Salah satunya adalah onde-onde, jajanan pasar berbentuk bulat berisi kacang hijau.
Selain onde-onde, kamu juga bisa mencicipi telur asin asap dan ayam kemaron. Ayam kemaron sendiri adalah ayam bakar yang dipanggang dalam kemaron, yaitu semacam kendil dari tanah liat.
Bukan cuma itu, Kampung Majapahit Mojokerto juga kerap menggelar pesta rakyat. Acara ini kerap menyuguhkan beragam jajanan tradisional nenek moyang, dari yang masih asli hingga yang sudah dimodernisasi. Harganya dimulai dari Rp5.000.
Baca juga: Yuk, Coba Beberapa Kuliner Padusan Pacet Mojokerto Berikut Ini!
6. Pertunjukan Tari
Kampung Majapahit Mojokerto juga kerap mengadakan pertunjukan tari tradisional asli Mojokerto. Pertunjukkan ini digelar oleh sanggar-sanggar tari yang memberdayakan anak-anak dan remaja desa.
7. Suvenir Khas
Selain makanan khas, Kampung Mojokerto Majapahit juga akan memperkenalkanmu pada beberapa suvenir khas daerah tersebut. Di antaranya adalah:
- kerajinan cor kuningan
- telur asin asap
- kain batik tulis Majapahit
- kerajinan patung tanah liat
Jam Buka dan Rute Menuju ke Kampung Majapahit
Kampung Majapahit buka 24 jam. Aksesnya pun tidaklah sulit, apalagi lokasinya memang berada persis di pinggir jalan utama yang menghubungkan Jombang-Mojokerto.
Jika datang dari Alun-Alun Mojokerto, kamu hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Selama perjalanan, pastikan kamu mengambil jalur menuju Jalan Majapahit, melewati MAN 2 Mojokerto dan SMAN 1 Sooko Mojokerto.
Setelah memasuki Jalan Raya Gemekan, kamu tinggal lurus saja tanpa berbelok sama sekali menuju Jalan Candi Brahu No 25 di Desa Bejijong.
Fasilitas di Kampung Majapahit
Fasilitas di Kampung Majapahit Mojokerto meliputi:
- lahan parkir
- balai pertemuan
- kamar mandi umum
- toko suvenir
- musala
- area selfie
- tempat makan
- area Wi-Fi
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Mojokerto Terbaik, dari Air Terjun Sampai Rainbow Garden
Lepas Lelahmu di Bobocabin Padusan!
Setelah seharian berwisata, Bobocabin Padusan adalah pilihan sempurna untuk menginap dan melepas lelah.
Mengusung konsep futuristik, Bobocabin siap menemani tidurmu di tengah sejuk dan tenangnya alam dalam balutan teknologi canggih.
Liburan di tengah alam akan terasa mudah, aman, dan menyenangkan dengan fasilitas seperti Smart Window, B-Pad, moodlamp, hingga speaker Bluetooth.
Jangan khawatir soal masalah internet; Bobocabin sudah menyediakan Wi-Fi kencang untuk memperlancar semua kegiatan daring kamu.
Agar keseruan semakin lengkap, kamu juga bisa memanfaatkan fasilitas api unggun serta peralatan BBQ. Tubuh pun tetap hangat dan kenyang di tengah sejuknya alam.
Unduh aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut.
Foto utama oleh: www.indonesia.travel