@airguitarbandit/Unsplash

Mengaku Backpacker? Simak 5 Destinasi Wisata ala Backpacker di Mojokerto!

Mengaku backpacker bukan sekadar perkara bepergian dengan menggunakan ransel. Istilah satu ini lebih mengacu pada seseorang yang melakukan perjalanan mandiri alias tanpa trip organizer serta tanpa banyak barang bawaan berat. Dengan kata lain, backpacker hanya membawa barang seperlunya untuk mempermudah perjalanan.

Selain itu, ada juga aspek lainnya seperti akomodasi, keperluan serta dana minimalis yang telah disesuaikan dengan keinginan, kemampuan dan rencana yang telah dibuat. Sebelum membuat rencana, kamu tentu perlu menentukan tujuan terlebih dahulu. Jika masih bingung dengan tujuan wisatanya, lima destinasi wisata berikut ini mungkin cocok untuk kamu-kamu yang mengaku backpacker!

Candi Tikus

via idsejarah.net

Tiket masuk: Rp3.000

Jam operasional: 07.00-16.00

Candi tikus merupakan salah satu destinasi wisata di Mojokerto yang cocok bagi kamu yang mengaku backpacker. Tempat wisata bercorak Hindu ini tepatnya berada di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lokasi tersebut berjarak sekitar 13 KM di sebelah tenggara Kota Mojokerto.

Sebagai informasi, Mojokerto diyakini sebagai bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, yaitu kerajaan besar Nusantara yang berdiri sekitar abad ke-13 hingga 15. Candi Tikus adalah salah satu peninggalan sejarahnya.

Berbeda dengan kebanyakan candi, Candi Tikus ditemukan di 3,5 meter di bawah permukaan tanah. Bahan pembuatannya juga menggunakan bata merah dan bentuknya menyerupai kolam dengan beberapa menara kecil di bangunan utama candinya.

Penemuannya sendiri bermula dari para warga yang terganggu dengan kehadiran hama tikus yang kerap merusak pertanian mereka. Setelah perintah turun dari Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro, di tahun 1914 untuk membasmi tikus-tikus tersebut, aparat desa melihat para tikus memasuki lubang dalam gundukan tanah. Mereka kemudian membongkar gundukan tersebut dan menemukan keberadaan candi yang kemudian dinamai Candi Tikus.

Candi Tikus diperkirakan dibangun sekitar abad ke-13 sampai 14. Penggunaannya hingga kini masih menjadi perdebatan. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi tersebut merupakan petirtaan atau tempat mandi keluarga raja. Sementara itu, sebagian lain meyakininya sebagai tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk. Namun, ada juga yang menganggapnya sebagai tempat pemujaan.


Baca Juga: Mengintip Sejarah Lukisan Raden Saleh Yang Jadi Harta Negara


Candi Bajang Ratu

Riza Yunan/Google Maps

Tiket masuk: Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp3.000 untuk dewasa

Jam operasional: 07.00-16.45

Berjalan sekitar 750 meter dari Candi Tikus, kamu akan sampai di peninggalan sejarah lainnya yang juga cocok untuk kamu yang mengaku backpacker. Namanya adalah Candi Bajang Ratu yang berlokasi di Jalan Candi Tikus No.9, Dukuh Kraton, Desa Temon, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Tahun pembuatan hingga fungsi Candi Bajang Ratu hingga kini masih belum pasti. Namun, sejumlah pakar memperkirakan bangunan tersebut berdiri sekitar abad ke-13 dan 14.  Untuk fungsinya, seorang arkeolog berpendapat Candi Bajang Ratu berhubungan dengan Raja Jayanegara dari Majapahit. Karena itu, candi ini diyakini berfungsi sebagai penghormatan kepada Jayanegara yang didasari oleh adanya relief Sri tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan.

Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa Candi Bajang Ratu berfungsi sebagai pintu gerbang Keraton Majapahit. Alasan yang paling mendasar adalah bentuknya yang menyerupai gapura paduraksa serta lokasinya yang tidak jauh dari bekas istana Majapahit.

Apapun fungsinya, Candi Bajang Ratu sangat sayang untuk kamu lewatkan. Selain indah dan bernilai sejarah, kawasan candi juga tertata rapi dan bersih dengan tambahan taman, pepohonan serta kolam kecil di sekitarnya. Area sekitar candi tersebut memang menjadi favorit pengunjung sebab pihak pengelola memang melarang pengunjung menaiki bangunan candi.


Baca Juga: Lagi Cari Tempat Untuk Healing? Yuk, Mampir Ke Wisata Desa Mojokerto!


Buddha Tidur

via indozone.id

Tiket Masuk: Rp3.000 untuk anak-anak dan Rp5.000 untuk dewasa

Jam operasional: 07.30-17.00

Sekitar 4.8 KMdari Candi Bajang Ratu, kamu bisa menjumpai wisata Patung Budha Tidur atau Rupang Sleeping Buddha. Tempat satu ini juga cocok untuk dikunjungi kamu yang mengaku backpacker.

Patung Budha tidur ini berada di dalam kawasan Maha Vihara, yakni sebuah wihara dengan arsitektur khas Jawa dan beratap Joglo. Wihara tersebut berlokasi di jalan raya Trowulan, Siti Inggil, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter, patung tersebut menjadi patung Budha tidur terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia setelah Thailand dan Nepal.

Dibangun pada 1993, Patung Buddha Tidur menggambarkan detik-detik kepergian Buddha Gautama. Sang Budha diketahui wafat dengan posisi tidur miring ke kanan dan telapak tangan menyangga kepala. Posisi tersebut mengarah ke selatan yang menjadi kiblat umat Budha. Hingga tahun 1998, patung tersebut masih tanpa warna, alias berwarna semen. Pengecatan kemudian dimulai pada tahun 1999 dengan menggunakan warna emas sebab warna tersebut dianggap paling tepat untuk menghormati sang Buddha.

Di dekat patung, terdapat kolam air dengan bunga Teratai yang menjadi perlambang lautan tempat abu sang Budha dilarung. Di bagian dinding fondasinya, kamu bisa melihat ukiran relief tentang berbagai cerita menarik. Salah satunya adalah tentang perjalanan Buddha Gautama ke Kusinara sekitar tiga sampai enam bulan sebelum wafat. Selain itu, ada juga relief yang berisikan tentang hukum sebab akibat.


Baca Juga: Jangan Sampai Dilewatkan! Kunjungi Destinasi Wisata Padusan Mojokerto Berikut Ini!


Pendopo Agung Trowulan

via garvingoei.com

Tiket masuk:  Rp4.000

Jam operasional: 07.00-17.00

Sekitar 3,2 km dari Patung Buddha Tidur, terdapat wisata sejarah lainnya dengan harga murah yang cocok buat kamu yang mengaku backpacker. Tempat tersebut beralamat di Dusun Ngelinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Kodam V Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit membangun pendopo tersebut pada tahun 1964-1973 dengan arsitektur berbentuk joglo. Hampir keseluruhan bangunan terbuat dari kayu, kecuali dasar pilar yang terbuat dari umpak bambu.

Saat memasuki gerbang pendopo, kamu akan mendapati tugu prasasti dengan patung dada Gajah Mada di atasnya. Tak jauh dari patung, kamu juga akan melihat monumen bertuliskan komitmen para tokoh bangsa serta patung sosok Raja Brawijaya, sang penguasa Majapahit, yang berdiri tegak dengan sebuah mahkota keemasan di atasnya.

Di bagian belakang, terdapat dinding relief yang berisi kisah tentang sejarah Majapahit. Tak hanya itu, Pendopo Agung Trowulan juga diyakini berdiri di situs yang menjadi tempat pembacaan Sumpah Palapa oleh Mahapatih Gajah Mada.

Memiliki lantai bermamer dengan atap kayu menjadikan Pendopo Agung Trowulan tempat yang tepat untuk bersantai, apalagi bagi kamu yang mengaku backpacker. Perpaduan keduanya membuat suasana begitu sejuk dan nyaman untuk duduk santai terutama di siang hari.

Selain itu, pengelola juga telah menyediakan fasilitas yang cukup lengkap untuk para pengunjung. Di antaranya adalah toko souvenir, warung, toilet, tempat informasi, kandang rusa, kolam ikan, gazebo, dan taman bunga.

Candi Brahu

via gotravelly.com

Tiket masuk: Rp3.000

Jam operasional: 07.00-16.00

Selain Candi Tikus, Mojokerto juga memiliki beragam candi lainnya yang cocok dikunjungi bagi kamu yang mengaku backpacker. Salah satunya adalah Candi Brahu yang berlokasi sekitar 3,2 km dari Pendopo Agung Trowulan, tepatnya di Jalan Candi Brahu No.73, Siti Inggil, Desa Bejijong, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Terbuat dari bahan batu bata merah, candi yang menghadap ke arah barat ini hanya terdiri dari satu bangunan dengan tinggi yang tersisa sekitar 20 meter. Sementara itu, panjangnya sekitar 22 meter dan lebar 18 meter. Secara vertikal, Candi Brahu terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu, bagian kaki, bagian tubuh, dan bagian atap.

Bangunan candi tersebut berdiri di tengah hamparan rumput hijau yang luas. Ditambah dengan pepohonan rindang di sekitarnya, Candi Brahu pun tampak begitu megah dan menyejukkan di saat yang sama. Cocok banget buat kamu yang mengaku backpacker, apalagi terdapat sejumlah bangku di bawah pohon yang bisa kamu gunakan untuk beristirahat dan bersantai. Menurut perkiraan, Candi Brahu merupakan candi peninggalan Buddha yang berdiri pada abad ke-15.

Lepas Lelah Kamu di Bobobox

Setelah seharian berwisata, Bobobox bisa menjadi pilihan sempurna untuk melepas lelah kamu. Masalah kenyamanan, tidak perlu kamu ragukan lagi. Interior podnya cukup luas dengan kasur empuk yang pasti bikin kamu betah.

Nggak hanya itu, Bobobox juga melengkapi diri dengan berbagai fasilitas penunjang seperti Bluetooth speaker, Wi-Fi, moodlamp, pantry, shared bathroom, musala, communal space hingga vending machine yang siap memenuhi kebutuhan camilan kamu.

Harganya juga terjangkau. Kamu bahkan bisa mendapatkan kesempatan menginap dengan harga promo lewat aplikasi Bobobox! Yuk unduh aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!

 

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles