Dibanding dengan pulau tetangganya, Lombok adalah destinasi wisata yang belum sepopuler Bali. Tetapi bukan berarti Lombok tidak punya daya tarik wisata yang unik!
Lombok menawarkan keindahan alam yang masih alami dan belum terlalu ramai oleh wisatawan. Bayangkan pantai-pantai berpasir putih yang bersih, air laut yang jernih dengan gradasi warna biru yang memukau, serta pemandangan matahari terbenam yang super cantik.
Selain pantai, Lombok juga terkenal dengan Gunung Rinjani-nya yang megah. Dari puncaknya, kamu bisa melihat pemandangan yang luar biasa, termasuk Danau Segara Anak yang indah.
Buat kamu yang suka snorkeling atau diving, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air adalah pilihan yang sempurna. Kepulauan Gili menawarkan kehidupan bawah laut yang kaya dengan terumbu karang yang berwarna-warni dan berbagai spesies ikan yang menarik. Di sini, kamu juga bisa menikmati suasana pulau yang santai, bebas dari keramaian!
Selain keindahan alamnya, budaya Lombok juga menarik untuk dijelajahi, lho! Salah satu desa tradisional yang bisa kamu kunjungi adalah Desa Sade. Di sini, kamu akan disuguhi secara dekat seperti apa kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak, suku asli Lombok. Selain itu, kamu juga bisa belajar tentang tradisi tenun, tarian, dan musik tradisional yang khas.
Penasaran dengan Desa Adat Sade? Yuk simak informasi lengkap tentang Desa Sade yang sudah Bob siapkan untuk kamu!
Baca Juga: Mengenal Berbagai Suku yang Ada di Lombok dan Keunikannya
Lokasi
Desa Sade terbilang mudah dijangkau karena lokasinya strategis, yaitu di Jalan Raya Praya-Kuta, Desa Rembitan, Pujut, sekitar 43 kilometer dari Kota Mataram. Kalau kamu ke sini menggunakan mobil, perjalanannya hanya akan memakan waktu selama satu jam saja.
Setelah sampai di Desa Sade, kamu akan menemukan sekitar 150 rumah tradisional yang atapnya terbuat dari ilalang, yang diganti setiap 8 tahun. Lantainya dari tanah yang diolesi kotoran kerbau atau sapi untuk mencegah retak dan debu.
Dari titik tertinggi di Desa Sade, kamu bisa melihat pemandangan seluruh desa. Karena medan yang cenderung berundak, Bob menyarankan sebaiknya kamu memakai pakaian dan sepatu yang nyaman untuk trekking santai.
Di sini, kamu akan lebih sering melihat penduduk perempuan karena para pria biasanya bertani atau bekerja di perkebunan sawit. Perempuan di Desa Sade yang kamu temui akan terlihat sibuk menenun, merawat anak, menjual cinderamata, menumbuk kopi, dan memasak.
Namun, ada juga pria yang bekerja sebagai pemandu atau pengrajin gelang. Mereka semua ramah terhadap pengunjung, jadi jangan lupa untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal, ya!
Bisa Ngapain Aja di Desa Sade?
Mengunjungi Rumah Tradisional Sasak
Ketika mengunjungi rumah tradisional Sasak di Desa Sade, kamu akan merasakan pengalaman yang unik dan autentik!
Di bagian interior rumah-rumah tradisional yang dibangun dari anyaman bambu dan alang-alang ini, kamu akan terkagum-kagum melihat betapa sederhana namun kokohnya rumah-rumah tersebut.
Bangunannya didesain sedemikian rupa untuk menjaga kenyamanan penghuni, terutama dari panasnya terik matahari dan dinginnya malam. Kamu juga bisa belajar bagaimana masyarakat Sasak memanfaatkan bahan-bahan alami dengan sangat cerdas!
Menyaksikan Tari Tradisional Sasak
Bayangkan kamu duduk di sebuah lahan kosong berukuran kecil di tengah desa. Ketika para penari mulai bergerak, kamu akan terbawa oleh irama musik tradisional dan gerakan tari yang memukau.
Setiap gerakan penari menggambarkan cerita dan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun. Salah satu tarian yang menjadi atraksi di Desa Adat Sade adalah tari Peresean atau tari perang, sebuah tarian yang sudah menjadi tradisi ribuan tahun di masyarakat Suku Sasak!
Belajar Menenun Kain Ikat
Saat kamu bertemu dengan bale tenun di Desa Sade, para perempuan di Desa Sade akan menyambutmu dengan penuh kehangatan.
Dengan senang hati, mereka akan memperkenalkanmu pada alat tenun serta berbagai jenis benang yang akan kamu gunakan. Mereka akan mengajarkanmu setiap gerakan, mulai dari memasang benang hingga menganyamnya dengan sempurna.
Sambil bekerja, ibu-ibu ini juga akan berbagi cerita-cerita menarik tentang tenunan tradisional Sasak. Dengarkanlah dengan seksama, karena di balik setiap motif dan pola, terdapat sejarah dan makna yang mendalam!
Mengikuti Upacara Adat
Jika kamu beruntung, kamu bisa menyaksikan upacara adat di Desa Sade, misalnya seperti upacara pernikahan.
Penduduk Desa Sade yang terkenal dengan keramahannya tidak segan membagikan tradisi dan budaya mereka kepada para pengunjung, sehingga kamu akan langsung merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka. Kamu juga punya kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, bertanya tentang makna upacara adat dan berbagi cerita dengan mereka.
Selama menghadiri upacara adat, pastikan kamu menghormati tradisi dan kepercayaan lokal, ya. Jaga sikap dan kesopanan, serta ikuti aturan yang ditetapkan oleh para pemimpin adat!
Berjalan-jalan Keliling Desa
Desa Adat Sade memiliki luas sekitar 5.5 hektar. Ketika kamu mengunjunginya, pastikan kamu juga berkeliling di desa tersebut, ya! Kamu akan menemukan Pohon Cinta yang menjadi ikon di Desa Sade. Pohon ini dipercaya memiliki energi positif yang mampu membawa keberuntungan bagi mereka yang mengunjunginya.
Tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi titik tertinggi Desa Sade! Meskipun mungkin perjalanan akan sedikit menanjak karena topografi desa ini berundak, tetapi pemandangan spektakuler yang akan kamu temui di puncaknya akan membuat segala usaha terbayar lunas. Saksikan panorama luar biasa dari atas bukit dan biarkan dirimu terpesona oleh keindahan alam sekitarnya!
Belanja Kerajinan Tangan
Dari kain tenun yang cantik hingga perhiasan tradisional yang memikat, kamu akan menemukan berbagai macam karya seni yang mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya Sasak.
Setiap produk dibuat dengan teliti oleh para pengrajin yang mahir mulai dari kain tenun berwarna-warni, kerajinan anyaman yang halus, atau aksesori etnik yang anggun. Pastikan kamu membawa pulang sesuatu yang akan menjadi kenang-kenangan yang istimewa dari kunjunganmu ke Desa Adat Sade ya!
Mencicipi Masakan Lokal
Desa yang masih teguh memelihara budaya asli Lombok ini adalah tempat yang tepat untuk mencicipi cita rasa autentik yang tak terlupakan! Salah satu hidangan yang wajib kamu coba adalah Ares, hidangan yang selalu hadir dalam setiap acara adat di Desa Sade.
Ares dulunya merupakan santapan istimewa bagi keluarga kerajaan. Hidangan ini terdiri dari daging sapi yang disajikan dengan kuah kental beraroma gurih dan pedas yang menggugah selera.
Selain Ares, ada pula Poteng Jaje Tujak yang merupakan santapan ringan yang juga patut kamu coba. Hidangan ini terdiri dari dua sajian, yaitu poteng atau tape yang terbuat dari ketan putih, serta jaje tujak yang merupakan campuran dari ketan putih, ketan hitam, dan kelapa.
Proses pembuatan poteng membutuhkan waktu hingga tiga hari, sehingga setiap gigitan akan terasa istimewa dengan rasa manis yang khas.
Poteng Jaje Tujak juga biasanya hanya disajikan saat ada acara-adat khusus di Desa Sade. Jadi, kalau kamu bisa menikmati hidangan ini, akan menjadi momen yang langka dan berharga!
Baca Juga: Paket Outbound di Lombok dan 4 Rekomendasi Tempat Outbound Paling Seru
Keunikan Desa Adat Sade
Bale dan Fungsinya
Dalam bahasa Sasak, ‘rumah’ diartikan sebagai ‘bale’. Di sini, kamu akan menemukan berbagai macam bale dengan fungsi yang berbeda-beda.
Bale Bonter, misalnya, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tapi juga berfungsi sebagai kantor bagi pemuka desa serta tempat untuk mengadakan pertemuan adat yang penting. Ada juga Bale Kodong yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi lansia dan juga untuk pasangan yang baru menikah tetapi belum memiliki rumah sendiri.
Sementara itu, Bale Tani menjadi tempat tinggal bagi para petani yang mayoritas adalah profesi penduduk Desa Adat Sade. Di sini, mereka tidak hanya tinggal, tapi juga menjalankan kehidupan sehari-hari dan menciptakan kesejahteraan hidup dari hasil pertanian mereka.
Penasaran seperti apa bentuknya? Yuk, jelajahi keindahan dan kekayaan Desa Sade dari sudut pandang rumah-rumah tradisionalnya yang menakjubkan ini!
Membersihkan Lantai dengan Kotoran Kerbau
Di Desa Sade, membersihkan lantai rumah dengan menggunakan kotoran kerbau atau sapi adalah sebuah kebiasaan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak. Tidak hanya sekadar membersihkan debu-debu yang melekat, tapi ada banyak alasan mengapa masyarakat Desa Sade melakukan hal ini, terutama mereka yang tinggal di Bale Tani.
Meski terdengar tidak biasa, tetapi, membersihkan lantai dengan kotoran hewan ternak ini ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Selain membuat lantai menjadi bersih dan mengkilap, kotoran tersebut juga membantu memperkuat struktur lantai secara alami. Dengan begitu, lantai tidak hanya tampak indah, tapi juga lebih kokoh dan tahan lama.
Ditambah lagi, menurut tradisi lokal, membersihkan lantai dengan kotoran hewan juga berfungsi sebagai benteng pertahanan dari serangga, terutama nyamuk yang sering mengganggu.
Kotoran tersebut mengandung senyawa alami yang dapat mengusir serangga dan mencegah mereka masuk ke dalam rumah. Sehingga, selain membuat rumah lebih bersih, rumah jadi lebih nyaman dan bebas dari gangguan serangga.
Jadi, praktik membersihkan lantai dengan kotoran hewan di Desa Sade sebenarnya merupakan salah satu contoh dari kearifan lokal yang telah terbukti efektif selama bertahun-tahun. Inspiratif, bukan?
Rumah Tahan Gempa
Rumah-rumah di Desa Sade memiliki desain yang sederhana tetapi sangat efektif. Mereka dibangun dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, atap dari alang-alang kering, dan lantai yang menggunakan campuran tanah liat dengan sekam padi.
Namun, keistimewaan rumah-rumah ini tidak hanya pada penampilannya yang tradisional, tapi juga pada ketahanannya terhadap gempa.
Dindingnya yang elastis dari anyaman bambu mampu menyerap getaran gempa dengan baik, sementara atap alang-alang yang ringan membantu mengurangi beban struktur bangunan.
Selain itu, penggunaan bahan-bahan alami seperti tanah liat dan sekam padi juga memberikan kekuatan tambahan pada lantai rumah. Hal ini membuat rumah-rumah di Desa Adat Sade tidak hanya tahan gempa, tapi juga ramah lingkungan.
Meski bergaya sederhana tetapi tangguh, dari rumah-rumah di Desa Sade kamu bisa belajar pentingnya menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dalam membangun lingkungan yang aman dan berkelanjutan!
Tradisi Kawin Culik
Ada tradisi menarik di Desa Sade yang dikenal sebagai tradisi kawin culik. Tradisi ini terjadi ketika seorang pemuda akan menikahi perempuan pujaan hatinya, dan untuk mengakhiri masa lajangnya, dia menculik kekasihnya. Sebelum perempuan diculik, tempat pertemuan mereka biasanya adalah di depan Pohon Cinta yang terkenal di Desa Sade.
Meskipun terdengar seperti tradisi yang kuno, tetapi kawin culik di Desa Sade sebenarnya adalah bentuk dari kebersamaan dan keceriaan dalam menyambut pernikahan. Tradisi ini tidak hanya menjadi momen yang mengesankan bagi pasangan yang akan menikah, tapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Sade yang kaya akan tradisi dan kebudayaan Sasak!
Tradisi Menenun
Di Desa Sade, setiap gadis diwajibkan untuk memiliki keterampilan menenun. Keterampilan ini dianggap sangat penting, bahkan menjadi syarat untuk bisa menikah.
Jika seorang gadis belum bisa menenun, maka ia tidak diperbolehkan untuk melangsungkan pernikahan. Tidak heran kalau perempuan di Desa Sade sudah mulai belajar menenun sejak usia 7-10 tahun!
Karena keterampilan menenun begitu penting di Desa Sade, tidak mengherankan jika sebagian besar perempuan di sini memiliki mata pencaharian sebagai penenun. Inilah alasan kenapa di sepanjang jalan di Desa Sade, kamu akan menemukan para perempuan penjual kain tenun yang menjajakan hasil karya mereka!
Atraksi Peresean atau Tari Perang
Saat tiba di Desa Adat Sade, kamu akan disambut dengan atraksi yang menarik, yaitu Peresean atau tari perang. Atraksi ini merupakan pertunjukan yang dilakukan oleh para laki-laki suku Sasak di Desa Sade.
Dalam Peresean, dua pria akan berhadapan satu sama lain, membawa senjata berupa rotan sebagai pemukul, dan tameng berbentuk segi empat atau ende yang terbuat dari kulit kerbau. Meskipun terlihat serius, tarian ini sebenarnya tidak bertujuan untuk melukai lawan.
Peresean sendiri punya makna yang dalam di budaya Sasak. Selain sebagai hiburan bagi para pengunjung, pertunjukan ini juga menjadi wujud dari kekuatan dan keberanian para pemainnya. Dengan gerakan yang gesit dan keahlian dalam mengelola senjata, mereka mampu menghadirkan pertunjukan yang memukau dan menghibur.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati atraksi Peresean yang spektakuler ini saat berkunjung ke Desa Sade, ya!
Aturan di Desa Adat Sade
Buat kamu yang ingin menikmati keindahan Desa Sade, ada beberapa peraturan yang perlu diperhatikan, nih. Pertama-tama, para wisatawan diharapkan untuk tidak mengenakan celana pendek. Namun, jangan khawatir jika ada yang mengenakannya, karena pengelola menyediakan kain tenun untuk menutupi bagian tubuh hingga lutut.
Selain itu, penting juga untuk menjaga sikap dan perilaku selama berkunjung. Hindari berteriak-teriak atau berperilaku kasar yang dapat mengganggu pengunjung lainnya.
Kamu juga dilarang untuk masuk ke bale yang digunakan untuk penyimpanan pusaka. Namun, rumah-rumah lainnya tetap dapat kamu kunjungi untuk mengeksplorasi kehidupan dan kebudayaan lokal!
Baca Juga: Jangan Terlewatkan! 4 Spot Terbaik untuk Snorkeling di Kuta Lombok
Harga Tiket
Untuk menikmati keindahan Desa Sade, kamu tidak dikenai biaya masuk. Kamu hanya perlu mengisi buku tamu sebagai catatan kunjunganmu sebelum memasuki wilayah Desa Sade.
Namun, Bob menyarankan kamu untuk memberikan sumbangan seikhlasnya saat berada di Desa Sade. Sumbangan ini adalah bentuk dukungan kamu agar Desa Sade terus lestari sebagai desa wisata!
Cara Menuju Desa Adat Sade
Dari Bandara Internasional Pulau Lombok, perjalanan menuju Desa Sade sangatlah dekat, hanya sekitar 10 km atau sekitar 15-20 menit dengan kendaraan. Bahkan dari Sirkuit Mandalika pun, jaraknya juga hanya sekitar 10 km. Jadi, perjalananmu tidak akan memakan waktu yang terlalu lama.
Meskipun tidak ada transportasi umum yang langsung menuju Desa Sade, jangan khawatir! Kamu bisa menyewa mobil atau motor dengan mudah di sekitar Bandara Internasional Pulau Lombok atau Sirkuit Mandalika. Dengan begitu, perjalanan menuju Desa Sade akan semakin nyaman dan menyenangkan!
Baca Juga: Menengok Keindahan 5 Pulau di Sekitar Lombok, Wajib Dikunjungi!
Jelajahi Kekayaan Budaya di Desa Sade Bersama Bobocabin Gunung Rinjani, Lombok
Setelah seharian jalan-jalan dan berkenalan dengan budaya Suku Sasak di Desa Sade, saatnya kamu beristirahat di Bobocabin Gunung Rinjani!
Penginapan berkonsep glamping ini terletak di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di kawasan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Di sini, pemandangan Gunung Rinjani akan menyambut pagimu lewat smart window yang ada di dalam cabin!
Lewat inovasinya dengan desain smart cabin berteknologi canggih, Bobocabin Gunung Rinjani akan memudahkan pengalaman menginapmu lewat B-Pad, produk unik yang hanya dimiliki oleh Bobobox. Melalui B-Pad, kamu bisa dengan leluasa menavigasi mood lampu dan ambien musik di dalam cabin sesuai dengan suasana hatimu.
Di dalam cabin juga sudah tersedia private bathroom lengkap dengan amenities-nya, membuat liburanmu di Lombok jadi semakin nyaman!
Tertarik untuk mengunjungi Desa Sade? Jangan lupa untuk menginap di Bobocabin Gunung Rinjani, Lombok ya! Pesan cabin-mu sekarang lewat aplikasi Bobobox dan nikmati keuntungan tambahan!
Penulis: Ratna Asih
Foto utama oleh: kemenparekraf.go.id