sejarah kota lama semarang

Mengungkap Sejarah Kota Lama Semarang dan Daya Tariknya

Berlokasi di Jl. Letjen Suprapto, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kota Lama Semarang memang merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Semarang.

Kawasan kota lama semarang ini termasuk cagar budaya nasional, serta menyuguhkan pemandangan aneka bangunan tua khas Eropa yang masih berdiri hingga sekarang.

Meski masih menyimpan berbagai bangunan bersejarah, Kota Lama sekarang dan di masa lalu itu berbeda.

Seperti yang kamu tahu, sejarah Kota Lama Semarang ini sangat erat kaitannya dengan masa pendudukan Belanda di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.

Sejarah Kota Lama Semarang

Sebelum menjadi destinasi wisata populer, Kota Lama Semarang pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan di masa kolonial Belanda. Di masa itu, namanya adalah de Europeesche Buurt (pemukiman Eropa). Lokasinya yang dikelilingi oleh kanal-kanal dengan bangunan yang mirip dengan bangunan yang ada di kota Belanda,Hal ini menjadikan kota lama semarang sering diberi julukan sebagai little netherland.

Baca Juga: Yuk, Berwisata Sambil Belajar tentang Sejarah Kota Semarang di 7 Spot Berikut Ini!

1. Dari Mataram Islam ke VOC

Sejarah Kota Lama Semarang bermula pada 1678 setelah adanya kesepakatan antara Kerajaan Mataram dan VOC.

Kala itu, VOC tertarik untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pesisir utara Jawa, termasuk Semarang, yang merupakan kota pelabuhan berbasis ekonomi perdagangan.

Kesempatan muncul tatkala Kerajaan Mataram Islam kewalahan menghadapi pemberontakan bangsawan Madura, Raden Trunojoyo.

VOC kemudian menyatakan kesediaan untuk membantu, dengan syarat Mataram menyerahkan Semarang sebagai imbalan atas bantuannya tersebut.  

Kesepakatan antara Kerajaan Mataram Islam dan VOC pun terjadi pada 15 Januari 1678. 

Dalam perjanjian itu, Mataram di bawah kekuasaan Amangkurat II harus memberikan hak kuasa atas Semarang sebagai pelabuhan utama kepada VOC.

Pemberontakan berakhir di akhir tahun 1679, dan Amangkurat II menghukum mati Trunojoyo pada 2 Januari 1680.

Semenjak itu, Mataram berada di bawah kekuasaan VOC.

VOC pun mulai mendirikan berbagai bangunan di Kota Lama, termasuk pemukiman warga, gedung pemerintahan, dan Benteng Vijfhoek. Tepat pada 1705, Semarang sepenuhnya menjadi milik VOC.

Seiring waktu, area di dalam benteng tidak lagi mencukupi, sehingga sekitar tahun 1917 warga pun mulai membangun pemukiman di luar benteng.

Akibatnya, perkampungan orang-orang China tergeser lebih ke selatan.

Ini menyebabkan lokasi pemukiman berada di tepian jalur aliran Sungai Semarang, lebih strategis untuk aktivitas perdagangan.

Kawasan baru ini kemudian dikenal sebagai Europeesche buurt alias pemukiman Eropa.

Dalam perkembangannya, keberadaan pemukiman ini mampu menggeser fungsi militer kota benteng menjadi kota perdagangan.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Keraton Surakarta yang Penuh dengan Intrik

2. Benteng Vijfhoek

Dalam perkembangannya, benteng Vijfhoek dibongkar dan diganti dengan benteng baru yang mengelilingi seluruh kawasan Kota Lama.

Dalam peta, Benteng Vijfhoek berbentuk segi lima dengan lima bastion untuk tempat meriam dan memantau musuh.

Pada pertengahan abad ke-18, sekitar tahun 1741-1756, Belanda membongkar dan mengembangkan Vijfhoek menjadi Benteng Kota Semarang.

Dengan denah persegi empat, benteng baru ini mengelilingi bagian kota yang kini dikenal sebagai Kota Lama Semarang. 

Bangunan benteng diperluas dengan menghancurkan bastion Zeeland, Bunschoten, dan Amsterdam. Dua sisanya tetap dipertahankan, tapi berganti nama menjadi de Smits dan de Zee.

Dari sini, terciptalah empat bastion baru: Ijzer, Amsterdam, Ceylon, dan de Hersteller. Sehingga, totalnya ada enam bastion.

Secara keseluruhan, terdapat tiga tahap perkembangan Benteng Kota Lama Semarang: fase 1 atau fase pra benteng kota (Benteng Vijfhoek), fase 2 (benteng kota), dan fase 3 (pasca benteng).

Pembangunan Benteng Kota Semarang merupakan benteng fase 2. Di fase ini, Belanda mulai mendirikan bangunan-bangunan pusat perkantoran dan perdagangan, seperti Spiegel, Marba, dan lapangan parade.

Namun, pada 1824, pemerintah Belanda merobohkan benteng dengan tujuan perluasan wilayah pemukiman, sekaligus pengembangan Semarang menjadi kota modern.

Caranya adalah dengan membuka jaringan kereta api, jalan-jalan baru, hingga terusan pelabuhan bernama Kali Baru, sehingga kapal-kapal kecil bisa berlabuh di Jembatan Berok.

Hingga abad ke-19 dan 20, Kota Lama masih menjadi pusat perdagangan dengan banyak pedagang China dan Arab yang berdatangan.

Setelah kemerdekaan, barulah kawasan yang dulu berada dalam benteng dikenal sebagai Kota Lama Semarang.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Wajib Masuk To-Do List Dekat Bobobox Kota Lama

Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Kota Lama Semarang

Aktivitas yang dapat dilakukan di Kota Lama Semarang adalah sebagai berikut:

1. Jalan Kaki

Bagi kamu yang suka berpetualangan, menyusuri sudut-sudut Kota Lama Semarang dengan berjalan kaki bisa menjadi pilihan, apalagi jalur pedestriannya cukup nyaman dan tertata rapi. 

Lokasi gedung-gedung yang ada pun cukup berdekatan, sehingga lebih asoy jika kamu berjalan kaki.

Jika khawatir pergi sendirian, kamu bisa mengikuti tur reguler yang diselenggarakan oleh komunitas walking tour.

Khusus di malam akhir pekan, kamu bisa menikmati suasana Car Free Night yang berlangsung di sepanjang Jalan Letjen Suprapto.

2. Bersepeda

Jika jalan kaki terlalu melelahkan, kamu bisa keliling Kota Lama Semarang dengan bersepeda melewati jalur yang sudah ditetapkan.

Mulai perjalanan dari Gedung Monod Diephuis, melewati Gereja Blenduk, Jembatan Berok, Jalan Empu Tantular, Marabunta, Jalan Letjen Suprapto, lalu kembali ke titik awal.

Selain sepeda ontel, ada juga pilihan e-bike dan e-scooter yang lebih praktis. Tarifnya beragam tergantung pada jenis dan durasi pilihan kamu, dengan kisaran Rp10.000-Rp60.000.

3. Naik Becak atau Vespa

Selain dengan sepeda, keliling Kota Lama juga bisa kamu coba dengan menaiki becak atau vespa.

Tarifnya juga berbeda-beda tergantung rute yang kamu ambil, dengan kisaran Rp30.000-Rp50.000. 

Sewa vespa ini biasanya tersedia di depan Gedung Marba pada hari Jumat-Minggu pukul 15.00-21.00.

4. Berburu Foto

Arsitektur bangunan khas Eropa di Kota Lama adalah pemandangan menarik yang memanjakan mata.

Keberadaannya pun menjadi magnet bagi para wisatawan untuk berfoto ala tempo doeloe di setiap sudutnya yang unik, Instagrammable, dan terawat baik.

Jika kurang puas dengan jepretan sendiri, manfaatkan saja jasa fotografer lepas yang ada di sekitar kawasan wisata. Tarifnya sendiri sekitar Rp2.000 per file foto pilihanmu.

5. Kulineran

Terdapat bejibun pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan lokal dengan harga terjangkau.

Selain itu, ada juga kafe-kafe bernuansa klasik untung nongkrong sambil menikmati suasana tempo doeloe. Menu-menu yang disajikan pun beragam, dari tradisional hingga kekinian.

Beberapa resto ini adalah Spiegel Bar & Resto, Tekodeko Koffiehuis, Dolkopi Coffee Shop, KOOPMAN Resto, dan Toko Kopi Sukajaya.

6. Beristirahat Sejenak di Taman Srigunting

Parade Plein, yang sekarang dikenal sebagai Taman Srigunting, adalah area terbuka yang digunakan untuk parade militer pada masa kolonial Belanda.

Taman ini sekarang menjadi tujuan wisata yang populer dan menjadi titik fokus kunjungan ke Kawasan Kota Lama Semarang yang memungkinkan para wisatawan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati asrinya pemandangan di tengah kota Semarang.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Ala Jepang Di Semarang

Rute Perjalanan Menuju Kota Lama Semarang

Rute Perjalanan Menuju Kota Lama Semarang

Sumber: @kotalamasmg via Instagram

Kota Lama Semarang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang Jawa Tengah.

Sebagai ruang publik, tiket masuk Kota Lama adalah gratis. Namun, kamu tetap perlu mengeluarkan biaya parkir jika datang membawa kendaraan.

Selain lahan parkir, kawasan ini juga menyediakan penyewaan sepeda, musala, restoran dan kafe, tempat duduk, tempat sampah, serta penginapan.

Jika kamu naik kereta, turunlah di Stasiun Tawang. Lanjutkan perjalanan ke Kota Lama dengan berjalan kaki, naik becak, atau naik BRT Trans Semarang dengan durasi enam menit saja.

Namun, jika kamu naik kendaraan pribadi, dari Simpang Lima, pusat Kota Semarang, kamu bisa ambil Jalan Mayjen D.I. Panjaitan. Beloklah ke Jalan MT. Haryono.

Dari sini, kamu tinggal lurus saja hingga melewati Museum Kota Lama dan Jalan Cendrawasih. Sampai deh, di Jalan Letjen Suprapto.

Baca Juga: Semarang Zoo: Salah Satu Destinasi Wisata Edukasi Terbaik di Semarang!

Hotel Modern di Tengah Wisata Masa Lalu

Hotel Modern di Tengah Wisata Masa Lalu

Sebagai wisata populer, Kota Lama Semarang menyediakan beragam pilihan hotel untuk memberikanmu kenyamanan modern di tengah wisata masa lalu.

Salah satunya adalah Bobobox Pods Kota Lama, yang telah dilengkapi berbagai fasilitas canggih untuk kemudahan para pelanggan.

Masalah kenyamanan, tidak perlu kamu ragukan lagi. Interior podnya cukup luas dengan kasur empuk yang bikin kamu betah rebahan lama-lama.

Rasa lelah pun langsung terbayarkan karena kamu tetap bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Dari Bobobox, kamu juga bisa memaksimalkan waktu yang kamu punya untuk menjelajahi tempat-tempat wisata tempo doeloe di sekitarnya.

Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, yuk unduh aplikasi Bobobox di Play Store atau App Store!

 

Foto utama oleh: pariwisata.semarangkota.go.id

Bobobox Maximum Comfort Banner

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles