Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta adalah tempat bertemunya berbagai budaya dari seluruh penjuru negeri.
Di antara keragaman tersebut, ada satu kelompok budaya yang sangat menonjol karena menjadi ciri khas dari kota ini, yaitu Betawi.
Kebiasaan Orang Betawi yang Jarang Diketahui
Sebagai masyarakat asli Jakarta, orang Betawi memiliki sejumlah kebiasaan yang unik dan jarang diketahui orang lain. Apa saja sih, sepuluh kebiasaan orang Betawi tersebut? Yuk, simak!
Baca Juga: Nyaman Buat Nongkrong, Inilah 17 Mall di Jakarta Selatan yang Instagramable
1. Kedekatan dengan Agama Islam
Ketika berinteraksi dengan orang Betawi, kamu akan segera menyadari bahwa mereka sangat dekat dengan Islam.
Kegiatan sehari-hari masyarakat Betawi umumnya sarat aktivitas religius, mulai dari pengajian, upacara, dan tradisi yang bernuansa Islam.
Bukan suatu kejutan jika kamu menemukan pengajian mingguan, bulanan, madrasah, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya di lingkungan mereka.
Bahkan seni tradisional seperti marawis, rebana, hadroh, dan qasidah juga memiliki nuansa Islami.
2. Menguasai Tanah dan Ahli dalam Berdagang
Tentu saja tidak semua orang Betawi adalah pemilik tanah dan pedagang. Namun, kedua karakteristik tersebut seringkali dikaitkan dengan karakteristik masyarakat Betawi.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh posisi Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. Sebagai penduduk lokal, banyak orang Betawi yang memiliki lahan di Jakarta, menjadikan mereka “juragan tanah”.
Selain memiliki banyak tanah, orang Betawi juga terkenal dengan keterampilan berdagangnya, yang ditunjang oleh posisi Jakarta sebagai pusat perdagangan.
3. Tendensi Membentuk Keluarga Besar
Dahulu kala, banyak orang Betawi yang percaya bahwa banyak anak berarti banyak rezeki. Oleh karena itu, rata-rata, suku Betawi cenderung memiliki banyak keturunan.
Tradisi ini telah berlangsung lama dan diwariskan ke generasi berikutnya. Namun, kini tidak semua orang Betawi masih menganut pandangan ini. Beberapa keluarga Betawi saat ini cukup dengan memiliki 2–3 anak.
Baca Juga: 5 Kue Kering Khas Betawi yang Kerap Disajikan di Hari Lebaran
4. Prosesi Tradisional yang Panjang untuk Berbagai Perayaan
Masyarakat Betawi dikenal dengan prosesi adatnya yang panjang, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian.
Mulai dari dalam kandungan, bayi yang akan lahir sudah diikutsertakan dalam berbagai acara seperti empat bulanan, tujuh bulanan, dan aqiqah.
Prosesi pernikahan juga cukup panjang, dengan minimal dua kali kunjungan antara keluarga mempelai.
Upacara kematian di kalangan Betawi hampir sama dengan orang Jawa, dengan tahlilan 7 hari, 14 hari, 40 hari, 100 hari, haul, hingga 1000 hari.
5. Tradisi Silaturahmi Melalui Arisan
Dalam budaya Betawi, silaturahmi merupakan kebiasaan yang masih berlangsung hingga saat ini. Cara yang umum digunakan untuk menjalin silaturahmi adalah melalui arisan, yang biasanya diselenggarakan oleh keluarga besar.
Misalnya, arisan yang diselenggarakan oleh keluarga Rojali atau Bani Rojali. Dalam satu keluarga kecil, biasanya ada setidaknya empat kelompok arisan, yaitu dari orangtua pihak ibu dan pihak ayah.
6. ‘Ritual’ Silaturahmi Lebaran yang Panjang
Berkaitan dengan tradisi silaturahmi yang telah berlangsung turun-temurun di kalangan masyarakat Betawi, hal ini juga berlaku saat lebaran.
Silaturahmi lebaran biasanya dilakukan maksimal 7 hari, namun bagi masyarakat Betawi, perayaan dan silaturahmi lebaran bisa berlangsung lebih lama. Bahkan, silaturahmi akan terus berlangsung hingga lebaran tahun berikutnya tiba.
Dalam silaturahmi, mereka biasanya membawa hantaran yang pantas dan merencanakan urutan kunjungan.
7. Penggunaan Bahasa Betawi dalam Aktivitas Sehari-hari
Hingga saat ini, orang Betawi masih menggunakan bahasa Betawi dalam aktivitas sehari-hari. Ini membantu membedakan antara orang Betawi dan pendatang di Ibu Kota.
Meski berakar dari bahasa Melayu, dialek bahasa Betawi memiliki ciri khas berdasarkan Melayu Jakarta.
Bahasa Betawi cukup mudah dimengerti karena mirip dengan bahasa Indonesia, tapi ada beberapa perbedaan dalam pengucapan, misalnya “e” menjadi “a”.
Meski demikian, saat berbicara dengan masyarakat dari kelompok lain, orang Betawi masih menggunakan bahasa Indonesia.
8. Tarian Cokek
Tari cokek adalah salah satu tarian tradisional Betawi yang hampir punah. Tarian ini sering ditampilkan di acara pernikahan, dengan penampilan yang unik.
Penarinya menggunakan pakaian berwarna cerah dan menarik. Tak ketinggalan pula alunan musik gambang kromong yang mengiringi setiap gerakan penari.
9. Lenong
Lenong atau teater tradisional masih ditampilkan dalam beberapa acara Betawi. Beberapa artis terkenal Jakarta pun berasal dari teater lenong, seperti almarhum Olga Syahputra, Cika Waode, Oki Lukman, dan lainnya.
Cerita lenong biasanya penuh dengan pesan moral dan pantun yang mengocok perut. Dalam pertunjukannya, lenong menggunakan bahasa Betawi dan diiringi gendang, gambang, gong, dan alat musik tradisional lain yang menambah keceriaan suasana.
10. Ondel-Ondel
Ondel-ondel adalah boneka raksasa setinggi 2,5 meter yang biasanya tampil berpasangan dan dengan warna mencolok.
Dahulu, ondel-ondel digunakan sebagai pelindung anak-anak dan desa. Kini, ondel-ondel ditampilkan dalam acara pernikahan, khitanan, dan perayaan ulang tahun Jakarta.
Baca Juga: Mari Menatap Masa Lalu Jakarta di 4 Kampung Betawi Ini
Cobain Pengalaman Seru Menginap di Bobobox Kota Lama, Jakarta!
Salah satu cara mengisi waktu luangmu yang berharga adalah dengan menjelajahi tempat-tempat baru yang belum pernah kamu singgahi, seperti di Jakarta.
Jika jadwalmu padat dan tak memungkinkan pergi berlibur, kamu tetap bisa ganti suasana dengan staycation.
Bobobox adalah salah satu hotel yang bisa kamu pertimbangkan. Tersebar di berbagai kota di Indonesia, Bobobox menawarkan tempat yang nyaman untuk liburan, relaksasi, dan istirahat.
Lokasinya yang strategis pun akan memudahkanmu pergi ke berbagai lokasi wisata dan kuliner terdekat. Yuk, unduh aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Foto utama oleh: wafieq akmal via Unsplash