Kota Solo atau Surakarta memiliki slogan “the Spirit of Java” alias jiwanya Jawa. Selain kental dengan nuansa budaya, kota satu ini juga menyimpan banyak peninggalan sejarah, terutama dari masa penjajahan, sehingga cocok sebagai destinasi wisata sejarah di Solo.
Apa saja tempat-tempat wisata sejarah di Solo yang patut kamu kunjungi? Simak tujuh di antaranya berikut ini!
Loji Gandrung
- Lokasi: Jalan Slamet Riyadi No. 261, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta
- HTM: Gratis
Wisata sejarah di Solo bisa kamu mulai dengan mengunjungi Loji Gandrung, kawasan cagar budaya yang kini berfungsi sebagai kediaman resmi Wali Kota Solo.
Dibangun tahun 1830, bangunan bersejarah ini adalah rancangan C.P Wolff Schoemaker, guru besar arsitek Technische Hooheschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung).
Bangunan ini mulanya merupakan tempat tinggal Johannes Augustinus Dezentje, putra pejabat militer Kolonial Belanda bernama August Jan Caspar yang punya hubungan baik dengan Keraton Kasunanan Surakarta.
Ia juga merupakan saudagar perkebunan gula dan tuan tanah di Ampel Boyolali, yang kemudian menikahi Raden Ayu Cokrokusumo, yaitu saudara perempuan Sunan Paku Buwon IV.
Jika tertarik dengan wisata sejarah di Solo ini, kamu bisa datang dan berkeliling di area halaman depan rumah untuk berfoto-foto, sebab area rumah tidak boleh dimasuki.
Namun, saat hari Minggu dan bertepatan dengan Car Free Day, bagian depan rumah terbuka untuk dikunjungi. Tapi, akan ada banyak pengunjung memadati area halaman hingga bagian dalam gedung.
Baca Juga: Seram! 7 Pantai Angker di Indonesia Ini Punya Sejarah Mistis Lho!
Benteng Vastenburg
- Lokasi: Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Kota Surakarta
- HTM: Gratis
Wisata sejarah di Solo bisa kamu lanjutkan ke Benteng Vastenburg yang dibangun pada tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal baron van Imhoff.
Tujuan pembangunannya adalah untuk mengawasi aktivitas sehari-hari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekaligus sebagai pusat militer.
Seperti benteng pada umumnya, Vastenburg memiliki tembok setinggi enam meter yang mengelilingi lapangan berbentuk bujur sangkar.
Di masa lalu, area sekeliling benteng dilengkapi dengan parit lebar yang kini hanya menyisakan parit dangkal dan sempit.
Selain itu, ada bagian yang dulunya adalah barak untuk para prajurit serta bangunan khusus untuk tempat tinggal perwira militer.
Selain menjadi objek wisata sejarah di Solo, Vastenburg juga kerap dimanfaatkan sebagai lokasi pre-wedding, pertunjukan seni budaya, konser musik, dan festival besar.
Saat berkunjung ke sini, kamu juga bisa sekaligus berwisata kuliner di area Galabo yang berlokasi di samping benteng.
Pura Mangkunegaran
- Lokasi: Jalan Ronggowarsito No.83, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta
- HTM: Rp20.000
Pura Mangkunegaran bisa menjadi alternatif wisata sejarah sekaligus budaya di Solo.
Berdiri sejak tahun 1757, istana ini adalah kediaman para raja atau adipati Mangkunegaran, yang terbuka untuk umum dan bahkan bisa disewa untuk keperluan berbagai acara.
Memasuki area pura, kamu akan terkagum-kagum dengan arsitektur istana dengan gaya khas Jawa klasik dengan sedikit sentuhan Eropa.
Beberapa bagian pura yang dikelilingi tembok tinggi nan kokoh tampak menyerupai keraton, yaitu area pamedan, pendhopo, pringgitan, ndalem, dan keputeren. Sentuhan Eropa bisa kamu rasakan melalui keberadaan lampu gantung, patung, dan kebunnya.
Untuk wisata sejarah di Solo ini, kamu bisa mengunjungi area pendopo, museum dan perpustakaan. Seorang pemandu akan mendampingi pengunjung berkeliling dengan tarif yang bisa kamu tentukan sendiri secara sukarela.
Pendopo merupakan area terbuka dengan ornament cantik yang biasanya menjadi tempat untuk pertunjukan tari dan wayang dengan iringan gamelan.
Museumnya memamerkan beragam koleksi sejarah milik istana yang terkumpul sejak tahun 1926. Beberapa di antaranya adalah gamelan berusia 300 tahun, pedang dari berbagai dinasti, topeng berbagai bentuk hingga lukisan dan foto keluarga kerajaan.
Sementara itu, di area perpustakaan, kamu bisa mendapati beragam naskah kuno, arsip, buku berbahasa Jawa, Inggris, Jerman, Belanda, hingga Perancis, dan karya luhur Mangkunegara IV.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Malam Solo yang Spesial Dan Autentik, Tertarik Mampir?
Bunker Balaikota Solo
- Lokasi: Kompleks Balaikota Surakarta, Jalan Jenderal Sudirman No.2 ad. Dispendukcapil, Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
- HTM: Gratis
Selain menjadi wisata sejarah di Solo, sebuah bunker di dalam area Balaikota juga kerap menjadi tujuan wisata selfie.
Meski tidak menghadirkan latar kekinian, bunker satu ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pemburu foto: nuansa gelap-terang dari cahaya matahari yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi.
Bunker Balaikota Solo ini sendiri merupakan bangunan peninggalan Belanda, yang diperkirakan dibangun pada tahun 1800-an untuk keperluan menyimpan uang milik Bank Belanda.
Keberadaannya sendiri baru diketahui pada 2012 lalu dan setelah mengalami restorasi, bunker pun teruka untuk umum.
Di sini, pengunjung bebas menggunakannya untuk berfoto-foto, termasuk untuk foto prewedding.
Stadion Sriwedari
Lokasi: Jalan Bhayangkara No.5, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta
Kerap menjadi lokasi untuk jogging dan kegiatan olahraga lainnya, Stadion Sriwedari rupanya menyimpan banyak peristiwa bersejarah.
Stadion satu ini merupakan stadion pertama yang dibangun oleh orang Indonesia. Sementara itu, stadion-stadion yang sudah ada sebelumnya merupakan buatan Belanda.
Pembangunanya sendiri mulai dilakukan pada tahun 1932 atas gagasan Sri Susuhunan Pakubuwana X untuk kegiatan olahraga kerabat keraton dan masyarakat pribumi.
Selain menjadi yang pertama bagi orang Indonesia, Stadion Sriwedari juga merupakan tempat pertama penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 8-12 September 1948.
Kemudian, setahun berselang, Sriwedari Kembali mencatatkan sejarah sebagai tempat serah terima kekuasaan pemerintah pendudukan Belanda atas Surakarta kepada pemerintah RI.
Museum Radya Pustaka
- Lokasi: Jalan Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta
- HTM: Gratis
Museum Radya Pustaka berdiri sejak 28 Oktober 1890 atas perintah Patih Dalem KRA Sosrodiningrat IV, mulanya dengan nama paheman Radya Pustaka.
Dari dulu, bangunan museum tidak mengalami banyak perubahan dan masih mempertahankan gaya arsitektur Belanda dengan perpaduan warna khas keraton, yaitu putih, biru tua dan kuning emas.
Wisata sejarah di Solo ini menyimpan banyak koleksi barang bersejarah yang kebanyakan terkait dengan kebudayan dan perkembangan Kota Solo. Namun, ada juga peninggalan era Buddha dan Hindu.
Koleksi-koleksi tersebut di antaranya meliputi:
- Arca
- Pusaka adat
- Pakaian adat
- Wayang kulit
- Gamelan
- Perangkat makan keramik dari keraton Surakarta, Mangkunegaran, dan Eropa
- Miniatur
- Kotak musik
- Aneka senjata
- Buku-buku Jawa kuno (seperti Serat Yusuf, Centhini, dan Wulang Reh karya Pakubuwono IV)
Monumen Pers Nasional
- Lokasi: Jalan Gajahmada No.59, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta
- HTM: Gratis
Wisata sejarah di Solo tidak melulu tentang peninggalan keraton dan penajajahan Belanda.
Selain wisata-wisata di atas, kamu juga bisa mempelajari sejarah dunia pers Indonesia melalui kunjungan ke Monumen Pers Nasional.
Diresmikan pada 9 Februari 1978, area Monumen Pers Nasional terdiri dari satu unit bangunan induk, dua unit bangunan berlantai dua di kanan kiri, dan satu uni berlantai empat di belakang bangunan induk.
Di dalamnya, kamu akan menjumpai beragam koleksi terkait teknologi komunikasi dan reportase. Di antaranya adalah:
- Mesin ketik milik tokoh pers Bakrie Soeriaatmadja
- Pakaian wartawan senior Hendro Subroto, saat meliput masa integrasi Timor Timur ke Indonesia
- Kamera milik wartawan Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin, yang terbunuh misterius
- Pemancar
- Telepon dan kentongan besar
- Perangkat radio
- Lebih dari satu juta surat kabar dan majalah nasional, baik yang kuno hingga terkini
Baca Juga: 10 Destinasi Wisata Sejarah di Indonesia, dari Candi Sampai Istana!
Hotel Strategis? Bobobox Jawabannya!
Punya rencana wisata sejarah di Solo tapi bingung dengan pilihan akomodasinya? Ke Bobobox saja!
Beralamat di Jalan Slamet Riyadi No.96, Keprabon, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, lokasi hotel kapsul ini sangat strategis.
Menginap di sini, eksplorasimu di beragam wisata sejarah di Solo pun jadi mudah. Jaraknya hanya sekitar 10-50 menit!
Setelah puas berwisata, kamu bisa langsung kembali ke Bobobox dan rebahan di kasur podnya yang luas dan super comfy.
Yuk, unduh dulu aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Header image: Raynardthan Pontoh via Google Maps