Salah satu alasan Jogja menjadi destinasi wisata favorit wisatawan lokal maupun internasional adalah berkat kekayaan budayanya.
Dari sekian banyak budaya khas Jogja yang dikenal masyarakat luas, terdapat berbagai budaya Jogja yang belum diketahui oleh generasi muda.
Ini pun menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk melestarikannya. Berikut 7 budaya Jogja yang jarang diketahui dan patut kita jaga bersama agar tetap lestari!
Budaya Jogja yang Jarang Diketahui
1. Tumplak Wajik
Budaya Jogja yang jarang diketahui yang pertama adalah budaya Tumplak Wajik. Tumplak Wajik merupakan salah satu upacara adat masyarakat Jawa yang masih diselenggarakan hingga saat ini.
Upacara adat ini diselenggarakan untuk menandai dimulainya proses merangkai gunungan atau simbol sedekah raja kepada rakyat.
Gunungan atau sedekah tersebut kemudian dibagikan kepada warga di sekitar Jogja pada upacara Garebeg.
Pergelaran budaya Tumplak Wajik umumnya diselenggarakan sebanyak tiga kali dalam setahun dan dipimpin oleh Keraton Jogja.
Tumplak Wajik diselenggarakan pada tiga upacara Garebeg:
- Garebeg Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad
- Garebeg Sawal yang merupakan penanda akhir bulan puasa
- Garebeg Besar untuk memperingati hari raya Idul Adha
Baca Juga: 7 Tea House Yogyakarta, Rasakan Pengalaman Ngeteh Paling Autentik
2. Saparan
Budaya Jogja yang jarang diketahui masyarakat luas selanjutnya adalah Saparan, atau biasa disebut dengan istilah bekakak.
Budaya Jogja satu ini merupakan salah satu tradisi Jawa yang dilaksanakan untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengkubuwono I, yaitu Ki Wirosuto.
Sosok istimewa tersebut disebutkan hilang secara misterius saat mencari batu gamping di Gunung Gamping bersama istrinya.
Seperti namanya, upacara Saparan dilaksanakan setiap bulan Safar dalam kalender Jawa. Dalam pelaksanaannya, upacara ini menggunakan sesuatu yang akan digunakan sebagai persembahan.
3. Sekaten
Tak kalah menarik dengan budaya Jogja yang jarang diketahui sebelumnya, budaya Jogja yang satu ini juga merupakan salah satu upacara budaya kebanggaan masyarakat Jogja.
Upacara budaya bernama sekaten adalah salah satu rangkaian kegiatan tahunan yang diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad.
Konon, budaya khas Jogja ini sudah merupakan sebuah tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, yaitu sejak masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Pelaksanaan upacara Sekaten ditandai dengan adanya ritual yang dikenal dengan istilah miyos gangsa. “Miyos” memiliki arti ‘keluar’ dan “gangsa” memiliki arti ‘perunggu’.
Dalam arti lain, miyos gangsa berarti prosesi keluarnya gamelan yang ditandai dengan keluarnya dua perangkat gamelan dari dalam keraton.
Kedua gamelan tersebut kemudian dibunyikan secara terus menerus dalam beberapa hari hingga acara sekaten.
Sekaten diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau bulan Mulud pada saat kelahiran Nabi Muhammad.
4. Labuhan Parangkusumo
Berikutnya adalah upacara bernama Labuhan Parangkusumo, upacara adat yang dilakukan untuk memohon doa keselamatan dan membuang segala macam sifat buruk.
Upacara yang satu ini memiliki hubungan erat dengan legenda Ratu Pantai Selatan dan Panembahan Senopati.
Labuhan Parangkusumo dipimpin oleh pihak Keraton Jogja dengan cara melabuh atau menghanyutkan benda-benda tertentu di tempat-tempat tertentu. Tempat-tempat yang bersangkutan ini juga kerap disebut dengan petilasan.
5. Siraman Pusaka
Selanjutnya ada juga upacara Siraman Pusaka yang dilakukan dengan cara memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dalam pelaksanaannya, upacara Siraman Pusaka ini dilakukan untuk menghormati dan merawat pusaka-pusaka yang ada.
Semua benda pusaka kemudian akan dibersihkan secara teratur setiap tahun dan setiap tanda kerusakan dapat ditangani segera.
Berbeda dengan upacara budaya Jogja lainnya yang diselenggarakan secara umum dan terbuka, Siraman Pusaka diselenggarakan setiap bulan Sura secara tertutup.
6. Srandul
Jika kamu senang mempelajari berbagai seni tari tradisional unik khas Indonesia, Jogja pun memiliki salah satu kesenian tari tradisional yang sangat unik.
Berbeda dengan tari tradisional pada umumnya, kesenian Srandul adalah salah satu kesenian tradisional dalam bentuk drama tari yang berasal dari Kabupaten Bantul.
Meskipun sampai saat ini pencipta kesenian Srandul tidak diketahui secara pasti, kesenian tersebut konon katanya telah diwariskan secara turun temurun antargenerasi.
7. Jabur
Seperti banyak kesenian atau budaya asal Jogja, seni Jabur adalah salah satu kearifan lokal asal Jogja yang kental dengan nilai-nilai Islam.
Jabur merupakan salah satu seni wayang orang yang mengangkat nuansa Islam dan mengisahkan berbagai cerita dari Babad Menak.
Sayangnya, seiring dengan minimnya jumlah kostum pentas dan terbatasnya para generasi muda yang mempelajari seni Jabur, kesenian ini pun menjadi kian jarang dipentaskan.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Indoor Yogyakarta Saat Menginap di Bobobox Malioboro
Cobain Pengalaman Seru Menginap di Bobobox Malioboro, Jogja!
Tentunya ada berbagai cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghabiskan libur lebaran tahun ini.
Kamu bisa jalan-jalan santai, memanjakan diri dengan perawatan tubuh, atau pergi berlibur ke tempat-tempat baru yang belum pernah kamu kunjungi.
Jika kesibukanmu tidak memungkinkan untuk berlibur, sekadar staycation untuk ganti suasana pun tetap bisa jadi alternatif buat kamu.
Nah, sebaiknya kamu memilih hotel yang sudah terpercaya dan memiliki reputasi baik.
Salah satu hotel aman yang bisa kamu pilih adalah Bobobox. Hotel kapsul satu ini telah menerapkan aturan-aturan bagi seluruh pengunjung berada di area Bobobox.
Aturan ini meliputi pengecekan suhu tubuh, kewajiban menggunakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dengan tim Bob dan tamu, serta penggunaan hand sanitizer sebelum memasuki area pod.
Untuk keperluan kesehatan, Bobobox juga menyediakan obat-obatan standar agar tubuh kamu tetap sehat dan fit.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, yuk unduh aplikasi Bobobox di Play Store dan App Store!
Foto utama oleh: mark chaves via Unsplash