Jet lag kerap terjadi ketika seseorang bepergian ke daerah yang zona waktunya berbeda. Ini membuat tubuh tidak bisa langsung menyesuaikan diri dengan waktu setempat.
Istilah tersebut tentu sudah tak asing di telinga. Meski begitu, masih banyak yang belum tahu apa itu jet lag, ciri-cirinya, hingga bagaimana cara mengatasinya.
Jika itu yang kamu alami, tak perlu khawatir. Yuk, simak ulasan lengkap Bob tentang apa itu jet lag di bawah ini!
Apa Itu Jet Lag?
Jet lag adalah gangguan tidur yang umumnya terjadi karena seseorang bepergian dan melintasi beberapa zona waktu.
Contohnya adalah ketika kamu terbang dari Jakarta ke New York. Karena tubuhmu masih berpatok pada jam biologis Jakarta, tubuhmu akan mengalami jet lag saat tiba di New York.
Misalkan saja, kamu memilih penerbangan jam 6 pagi dari Jakarta dan ingin sekali tidur setelah tiba di New York.
Sayangnya, walau tubuhmu sudah lelah sekali, kamu justru tidak bisa tidur karena di New York masih terang benderang.
Perbedaan waktu inilah yang membuat jam biologismu terganggu.
Penting diketahui bahwa jet lag adalah kondisi umum yang bisa dialami siapa saja. Jadi, kamu tak perlu khawatir karena jet lag bukanlah kondisi yang berlangsung lama.
Meski begitu, lansia umumnya akan mengalaminya lebih lama dibandingkan orang yang lebih muda.
Apa yang Menyebabkan Jet Lag?
1. Jam Biologis Tubuh Terganggu
Penyebab jet lag yang pertama adalah jam biologis yang terganggu, dalam hal ini ritme sirkadian.
Misalkan saja, kamu terbiasa tidur jam 11 malam dan bangun jam 4 atau 5 pagi. Saat kamu bepergian dan melewati banyak zona waktu, tubuhmu sudah memiliki jam biologis tersendiri.
Saat berubah, dampaknya adalah siklus tubuhmu jadi terganggu. Tak hanya siklus tidur, banyak siklus tubuh lain yang terpengaruh, seperti siklus buang air.
2. Adanya Pengaruh Sinar Matahari
Paparan sinar matahari adalah kunci penting dalam pengaturan jam biologis tubuh.
Ketika bepergian melintasi zona waktu yang berbeda, hal ini bisa membuat tubuh terpapar sinar matahari dengan frekuensi yang berbeda dari biasanya.
Inilah yang akhirnya membuat jam biologismu jadi terganggu. Alhasil, siklus tidurmu juga akan terganggu.
3. Dehidrasi dan Kelelahan selama Perjalanan
Dehidrasi biasanya disebabkan oleh dinginnya suhu dan adanya perubahan tekanan udara dalam kabin pesawat yang semakin rendah. Efeknya semakin parah karena kamu harus duduk untuk waktu lama.
Dehidrasi, sikap tubuh yang tidak terlalu nyaman, dan waktu tunggu transit yang lama akan menyebabkan kelelahan. Ujungnya, kamu bisa mengalami jet lag.
Baca Juga: Jangan Sakit! Ini Dia 10 Tips Menjaga Kesehatan Selama Traveling
Ciri-Ciri Kamu Mengalami Jet Lag
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa terlihat jika kamu mengalami jet lag. Umumnya, jet lag ditandai dengan lelah dan kantuk pada pagi atau siang hari, serta tak bisa tidur di malam hari.
Selain itu, berikut adalah sejumlah ciri-ciri kamu mengalami jet lag:
- sulit berkonsentrasi
- perubahan suasana hati dan mudah tersinggung
- mudah lupa
- mual
- sakit kepala atau pusing
- gangguan pencernaan, seperti diare dan sembelit
- dehidrasi
- gangguan dalam bergerak
- cemas
- jantung berdebar
Baca juga: Pusing Setelah Perjalanan Jauh: Penyebab dan Cara Mencegahnya
Berapa Lama Efek Jet Lag Berlangsung?
Umumnya, gejala jet lag yang kamu alami akan mereda dalam dua hari. Meski begitu, kondisi tiap orang mungkin berbeda-beda.
Bisa saja tubuhmu memberikan respons lebih lama terhadap perubahan zona waktu. Alhasil, kondisi jet lag yang kamu alami bisa cukup lama.
Besarnya perbedaan zona waktu juga turut andil. Kamu umumnya butuh waktu lebih lama untuk pulih jika perubahan zona waktunya lebih dari 7 jam.
Di samping itu, faktor usia pun berpengaruh terhadap seberapa cepat seseorang bisa pulih. Seorang lansia bisa mengalami jet lag lebih lama dibanding anak muda.
Baca Juga: Ini Dia 6 Cara Berdamai dengan Perasaan Negatif Saat Traveling
Bagaimana Cara Mengatasi Jet Lag?
Walau merupakan kondisi yang wajar dan dapat dialami siapa saja, ada baiknya kamu mengetahui cara mengatasi jet lag. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Selama beberapa hari sebelum penerbangan, cobalah tidur dan bangun lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
- Pilih penerbangan yang tiba di tujuan pada siang hari menjelang sore. Lalu, usahakan tidak tidur hingga jam 10 malam waktu setempat.
- Ubah jam sesuai dengan waktu di tempat tujuan agar bisa menyesuaikan aktivitasmu.
- Minum air putih secukupnya, baik selama penerbangan maupun setelah tiba.
- Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol 3-4 jam sebelum tidur.
- Hindari mengonsumsi makanan berat sesaat sebelum pesawat mendarat.
- Biarkan diri terpapar sinar matahari setelah sampai tujuan.
- Gunakan penyumbat kuping dan penutup mata selama tidur di pesawat.
Baca Juga: 10 Kosakata Indah yang Mewakili Perasaan Saat Traveling
Butuh Tempat Menginap?
Saat liburan, tenagamu akan banyak terkuras, apalagi jika kamu mengunjungi banyak tempat selama seharian.
Dengan kondisi tersebut, kamu wajib menginap di penginapan yang mampu memberi kenyamanan ekstra.
Dari sekian banyak penginapan, Bob sarankan untuk menginap di Bobobox. Hotel kapsul ini dilengkapi dengan kasur yang empuk dan berbagai fasiltas mumpuni lainnya.
Informasi lebih lanjut soal pemesanan bisa kamu dapatkan di aplikasi Bobobox.