Dengan masifnya kerusakan lingkungan saat ini, tidak ada salahnya kamu ikut berkontribusi mengurangi jejak karbon yang kamu tinggalkan. Salah satunya adalah dengan menjadi wisatawan ramah lingkungan atau menerapkan ecotravel.
Ecotravel menekankan aspek keberlanjutan lingkungan serta kelestarian alam dan budaya setempat. Tak sekadar berwisata, tetapi juga sekaligus menjaga kelestarian alam dan memberi dampak positif pada warga lokal.
Nah, jika kamu tertarik menjadi wisatawan ramah lingkungan, berikut ini adalah tujuh hal sederhana yang bisa kamu praktikkan.
Hemat Listrik dan Air
Menghemat listrik adalah salah satu upaya yang bisa kamu lakukan sebagai wisatawan ramah lingkungan.
Hal ini bisa kamu mulai bahkan sebelum berangkat liburan, terutama jika kamu pergi dalam waktu lama dan meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.
Pastikan semua aliran listrik sudah kamu cabut untuk menghemat listrik sekaligus menghindari terjadinya kebakaran saat pergi berlibur.
Pastikan juga kamu telah menghabiskan bahan-bahan makanan di dalam kulkas yang akan segera membusuk atau basi saat kamu tinggal.
Kamu bisa mengolah bahan-bahan makanan ini untuk dibawa pergi sebagai bekal makan siang saat berangkat liburan atau memberikannya pada yang membutuhkan.
Selain menghindari bau busuk saat pulang ke rumah, kamu juga tidak membuang-buang makanan.
Selain di rumah, lakukan juga penghematan saat berlibur agar kamu bisa berkontribusi pada pengurangan emisi global.
Contohnya adalah saat menginap di hotel. Ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghemat energi, seperti:
- Mematikan televisi jika tidak ditonton
- Menggunakan shower alih-alih bathtub untuk menghemat air
- Mematikan lampu saat meninggalkan ruangan atau jika tidak kamu pakai
- Mematikan AC saat meninggalkan hotel (misal untuk berjalan-jalan) atau ketika suhu sedang tidak panas
- Tidak meminta handuk bersih setiap hari
- Tidak mengganti sprei setiap hari
- Mematikan peralatan listrik lain saat tidak kamu perlukan
Baca Juga: Ini Dia Jenis-Jenis Energi Alternatif Ramah Lingkungan!
Hindari Penggunaan Barang Sekali Pakai
Menggunakan barang sekali pakai saat liburan memang terbilang praktis, misal saat:
- Belanja di toko swalayan
- Membeli makanan bungkus
- Meminum minuman dengan sedotan plastik
- Membeli minuman botol atau cup
- Menggunakan produk travel size (misal sabun, sampo, losion, sunscreen, krim wajah, dan lain-lain)
Namun, hal itu bisa menjadi penyumbang pencemaran lingkungan. Barang sekali pakai biasanya terbuat dari plastik yang akan segera kamu buang setelah isinya habis.
Untuk menjadi wisatawan ramah lingkungan, kebiasaan tersebut tentu perlu kamu hindari. Beberapa contoh yang bisa kamu lakukan adalah dengan:
- Menghindari pengunaan kantong keresek
- Membawa tas belanja sendiri
- Membawa peralatan makan, botol minum, dan sedotan sendiri
- Membeli botol-botol kosong (berukuran 100 ml jika akan naik pesawat) untuk kamu isi produk-produk toiletries sehingga bisa digunakan untuk setiap liburan
Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Imbauan “Dilarang Buang Sampah Sembarangan” tentu sudah sering kamu temui di berbagai lokasi, termasuk di kawasan wisata.
Meski begitu, tidak semua wisatawan mengikuti imbauan tersebut, sehingga kawasan wisata yang asri pun tercemar dengan tumpukan dan ceceran sampah.
Sebagai wisatawan ramah lingkungan, kamu tentu harus selalu mematuhi aturan tersebut. Walau bagaimanapun, kebersihan adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk wisatawan.
Dengan tidak sembarangan membuang sampah, kamu ikut andil dalam kelestarian kawasan wisata yang kamu kunjungi.
Baca Juga: Tak Hanya Sehat, Jenis-Jenis Makanan Ini Ternyata Ramah Lingkungan Juga!
Pilihah Moda Transportasi yang Efisien
Di sektor pariwisata, transportasi udara, kendaraan pribadi, dan moda transportasi lainnya menjadi bagian terbesar dari jejak karbon pariwisata.
Untuk menjadi wisatawan ramah lingkungan, sebaiknya kamu mulai bijak dalam pemilihan moda transportasi saat liburan.
Semua jenis transportasi memang memerlukan energi. Namun, ada beberapa moda transportasi yang lebih efisien daripada yang lainnya.
Pesawat dan mobil termasuk kendaraan paling tidak efisien. Maka, jika tidak terlalu jauh, penggunaan kereta dan bus bisa lebih efisien dalam mengurangi emisi karena mengurangi kendaraan di jalan.
Sementara itu, untuk perjalanan jarak jauh, penerbangan langsung dan penerbangan bertarif rendah lebih dianjurkan karena hemat bahan bakar.
Maksimalkan juga peran kamu sebagai wisatawan ramah lingkungan dengan packing secukupnya saat naik pesawat. Semakin berat beban pesawat, semakin besar pula emisi karbonnya.
Sesampainya di lokasi liburan, pertimbangkan juga untuk menggunakan bus, kereta lokal, bersepeda atau bahkan berjalan kaki jika memungkinkan
Namun, jika memang harus menyewa mobil, kamu bisa memilih mobil listrik, hybrid, atau mobil berukuran lebih kecil.
Hindari Mencetak Tiket
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pembelian tiket kini semakin mudah dan praktis. Kamu bisa memaksimal fitur e-ticket agar tidak perlu repot-repot antre untuk mencetaknya.
Hal ini pun bisa kamu lakukan sebagai salah satu upaya menjadi wisatawan ramah lingkungan.
Seperti yang kamu tahu, masifnya penggunaan kertas akan berdampak pada kondisi hutan yang terus digerus untuk kepentingan industri kertas.
Dengan mengurangi penggunaan kertas, kamu bisa menunjukkan dukungan terhadap pelestarian hutan.
Baca Juga: Simak Destinasi Wisata Ramah Lingkungan Di Dunia Berikut Ini, Ada Bali Loh!
Jangan Buang-Buang Makanan
Tidak menghabiskan makanan mungkin terdengar sepele. Namun, hal ini sebenarnya termasuk penyumbang besar dalam emisi karbon dunia.
Mengingat pengelolaan sampah Indonesia yang belum terlalu baik, sampah makanan biasanya akan berakhir di tong sampah dan bercampur dengan sampah anorganik.
Sementara itu, sampah makanan seharusnya bisa menjadi kompos. Namun, pada kenyataannya, sampah-sampah makanan kerap tercampur bersama sampah lain lalu menumpuk di TPA atau dibuang ke sungai atau laut.
Selain itu, kebiasaan membuang makanan juga berarti telah menyia-nyiakan energi dan air yang digunakan selama proses penanaman, panen, penyimpanan, pengemasan hingga pendistribusian.
Limbah pangan yang menumpuk dan membusuk di TPA juga akan menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang lebih berbahaya dari CO2.
Membeli Produk Lokal
Selain menjaga kelestarian alam, ecotravel juga menekankan pada dampak postif bagi masyarakat lokal.
Salah satu cara sederhana yang bisa kamu lakukan sebagai wisatawan ramah lingkungan adalah dengan menghormati budaya, kebiasaan, dan kepercayaan mereka.
Sebelum berangkat, kamu bisa mencari tahu terlebih dahulu informasi tentang hal tersebut.
Dengan begitu, kamu pun bisa terhindar dari insiden kesalahpahaman, ketidaksopanan, atau pelecehan terhadap budaya, kebiasaan dan kepercayaan masyarakat lokal.
Di lokasi-lokasi tertentu, kamu mungkin:
- Perlu mengenakan penutup kepala, penutup bahu, atau pakaian tertutup
- Tidak boleh mengenakan sepatu, menggunakan alat elektronik atau mengambil foto, atau berisik
Selain dengan menunjukkan rasa hormat, kamu juga bisa berkontribusi pada pariwisata berkelanjutan dengan membeli karya-karya atau produk lokal, seperti kuliner lokal, kerajinan tangan dan sebagainya.
Pembelian produk lokal ini memainkan peranan penting dalam membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Secara tidak langsung, kamu juga membantu menciptakan peluang kerja bagi mereka.
Selain itu, penjual biasanya menggunakan bahan baku yang mereka peroleh dari tempat yang dekat atau mudah mereka jangkau.
Dengan kata lain, mereka tidak perlu melakukan perjalanan panjang dengan menggunakan transportasi yang menghasilkan emisi karbon.
Jika kamu membantu membeli dagangan mereka, mereka juga tidak perlu keluar lokasi untuk mencari pelanggang, yang akhirnya berujung polusi dari trasnportasi.
Pilihlah Hotel Ramah Lingkungan
Sebagai wisatawan ramah lingkungan, sudah sepatutnya kamu juga mempertimbangkan akomodasi ramah lingkungan seperti Bobocabin.
Penginapan berkonsep glamping ini tidak hanya mengusung konsep futuristik, tetapi juga tetap mengedepankan keberlanjutan.
Mulai dari kontruksi, bangunan Bobocabin dibuat seperti puzzle dengan perakitan di luar lokasi konstruksi untuk mengurangi dampak lingkungan di lokasi akibat proses konstruksi.
Dinding kabinnya terbuat dari plywood atau kayu lapis yang bisa kamu ubah menjadi kompos saat sudah rusak. Rancangan atapnya pun dibuat miring agar air hujan yang jatuh bisa langsung turun dan tidak menggenang di atap kabin.
Bukan cuma itu, Bobocabin ini minim pemakaian listrik, di antaranya dengan tidak menyediakan kulkas dan memiliki pengaturan waktu untuk pemakaian air hangat.
Kebutuhan akan air, misal untuk keramas, pun tidak terlalu tinggi sebab Bobocabin berlokasi di area-area yang terkenal sejuk dan dingin, yaitu Ranca Upas, Cikole, Toba, Kintamani, Gunung Mas, Batu Malang, Baturraden dan Sumba.
Apapun pilihannya, kamu bisa mengunduh aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut.