Yogyakarta, kota budaya yang sarat sejarah, menyimpan banyak destinasi menarik bagi pencinta wisata masa lampau. Dari kemegahan Keraton, keindahan Candi Prambanan, hingga jejak perjuangan di museum-museum, setiap sudut Jogja bercerita tentang warisan yang berharga.
Selain berwisata, kamu pun bisa mendapatkan banyak informasi bermakna. Yuk, telusuri tempat-tempat wisata sejarah Jogja yang ikonis dan nikmati perjalanan yang berkesan!
15 Tempat Wisata Sejarah di Jogja Paling Terkenal
1. Keraton Yogyakarta

Photo: Fuad Najib via Unsplash
HTM: Rp15.000 (turis lokal) dan Rp25.000 ( turis asing)
Keraton Yogyakarta rasanya selalu menjadi destinasi wajib saat liburan ke Jogja. Tempat bersejarah di Yogyakarta ini sudah berdiri sejak 1755 atas perintah Sultan Hamengkubuwono I. Selain menjadi simbol identitas budaya, Keraton Yogyakarta berfungsi sebagai kediaman sultan dan keluarga sekaligus pusat seni, budaya, dan keagamaan.
Tempatnya sangat luas sehingga terbagi menjadi beberapa bagian. Di dalamnya, kamu akan menjumpai bangunan khas keraton, pajangan batik dan barang-barang keraton, tempat gamelan, hingga museum kereta keraton. Kalau datang di hari Sabtu, kamu punya kesempatan untuk menonton pertunjukan wayang mulai pukul 09.00-11.00.
Baca juga: 4 Rekomendasi Walking Tour Jogja Buat yang Senang Jalan Kaki
2. Taman Sari

Photo: Fuad Najib via Unsplash
HTM: Rp15.000 (turis lokal) dan Rp25.000 (turis asing)
Taman Sari merupakan tempat bersejarah di Jogja lainnya yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1758. Menurut sejarahnya, taman ini berfungsi sebagai tempat rekreasi sekaligus peristirahatan sultan beserta keluarga dan kerabatnya. Hanya saja, ini berlangsung hingga Sultan ke-3 sementara pemimpin yang bertahta sekarang adalah Sultan ke-10.
Taman Sari sendiri menyuguhkan kolam-kolam pemandian indah yang gemericik airnya begitu menenangkan. Selain menjadi taman rekreasi, konon tempat wisata sejarah Jogja ini juga digunakan sebagai lokasi pertahanan karena keberadaan lorong-lorong bawah tanahnya.
Uniknya, di sini juga terdapat masjid bawah tanah dengan arsitektur tidak biasa. Namun, aksesnya ditutup sejak masa COVID-19 dan hingga kini belum dibuka.
3. Candi Prambanan

Photo: Pixabay
HTM: Rp25.000 (usia 3-10 tahun) dan Rp50.000 (di atas 10 tahun) | Rp250.000 (turis asing usia 3-10 tahun) dan Rp400.000 (turis asing di atas 10 tahun)
Siapa sih yang nggak kenal Candi Prambanan? Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini tak hanya ikonis, tetapi juga sangat sarat budaya dan sejarah.
Begitu memasuki area Prambanan, kamu pasti dibuat terpukau dengan kemegahan tempat wisata sejarah Jogja ini. Gimana nggak? Kemegahannya bisa membuat kamu merasa kerdil hingga kamu bertanya-tanya bagaimana kompleks ini bisa dibuat.
Hingga kini, tidak ada informasi pasti kapan tepatnya Candi Prambanan berdiri. Namun, Candi Prambanan diperkirakan dibangun sekitar abad ke-9 oleh Raja Balitung Maha Sambu dari Wangsa Sanjaya.
Di dalamnya terdapat banyak candi besar dan kecil yang berdiri megah. Namun, yang menjadi daya tarik utamanya adalah Candi Siwa yang menjulang setinggi 47 meter. Karena kompleksnya cukup luas, kamu bisa menyewa sepeda, skuter, atau kereta mini untuk menghemat energi. Tidak jauh dari Prambanan, kamu juga bisa menyaksikan pertunjukan wayang Roro Jonggrang atau Ramayana di Panggung Trimurti.
Baca juga: Wisata Sejarah Berkunjung ke Candi Prambanan
4. Museum Benteng Vredeburg

Photo: Fakhri Labib via Unsplash
HTM: Rp10.000-20.000 (anak-anak), Rp15.000-25.000 (dewasa), dan Rp30.000-50.000 (turis asing)
Dibangun sekitar tahun 1760, Museum Benteng Vredeburg awalnya berfungsi sebagai markas pertahanan Belanda. Namun, sejak tahun 1992, bangunan bersejarah di Jogja ini beralih fungsi menjadi sebuah museum.
Di sini, kamu akan menjumpai beragam koleksi yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia hingga masa pascakemerdekaan. Ada yang berupa diorama, foto, peta, peralatan perang, dan bahkan barang-barang para tokoh proklamator Indonesia.
Display-nya yang sangat interaktif pastinya bisa membuat kamu lebih mudah memahami sejarah Indonesia.
5. Masjid Gede Kauman
HTM: gratis
Masjid Gede Kauman adalah salah satu bangunan bersejarah Jogja yang sangat cocok untuk destinasi spiritual dan budaya. Berdiri pada tahun 1773, tempat ini menyuguhkan arsitektur khas Demak dengan karakteristik berupa atap bersusun tiga. Di bagian puncaknya, terpasang hiasan mahkota berbentuk bunga yang mencirikan bahwa masjid ini adalah milik Sultan.
Memasuki bangunan masjid, kamu akan disambut dengan suasana adem, tentram, dan menenangkan–sangat ideal untuk ibadah dan merenung. Arsitekturnya yang indah juga membuat kamu seolah tengah beribadah di zaman kerajaan masa lampau.
Baca juga: 7 Pasar Tradisional Jogja yang Jadi Surga Kuliner, Bikin Laper!
6. Situs Warungboto
HTM: gratis
Pada zaman dahulu, Situs Warungboto merupakan tempat pesanggrahan atau peristirahatan keluarga kerajaan. Tempat sejarah di Jogja ini dibangun pada abad ke-18 di masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II.
Sekilas, Situs Warungboto mirip dengan Taman Sari, terutama karena keberadaan tembok batu bata tebal hingga bangunan bertingkat dengan kolam pemandian. Selain menjadi tempat wisata sejarah di Jogja, keindahan arsitektur Situ Warungboto juga menjadikannya destinasi menarik bagi para pencinta foto. Tidak sedikit lho yang melakukan sesi prewedding di sini.
7. Monumen Jogja Kembali
HTM: Rp15.000
Monumen Jogja Kembali memang tidak setua tempat wisata bersejarah Jogja lainnya. Meski begitu, destinasi Yogya ini bisa menjadi pilihan buat kamu yang ingin menambah wawasan tentang perjuangan para pahlawan.
Monumen Jogja sendiri dibangun pada tahun 1985 untuk memperingati peristiwa kembalinya fungsi Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia. Bangunan ini terbilang unik karena berbentuk kerucut layaknya tumpeng.
Bagian dalamnya terdiri dari tiga lantai dengan fungsi berbeda. Lantai satu berisi museum-museum tentang perjuangan bangsa, proklamasi, hingga Yogyakarta sebagai ibu kota RI. Lantai dua menampilkan 10 diorama dan 40 relief sementara lantai tiga adalah Ruang Garba Graha. Ruangan ini adalah ruang hening untuk mendoakan para arwah pahlawan yang telah gugur.
Baca juga: Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Jogja Kekinian yang Wajib Kamu Bawa Pulang
8. Candi Ratu Boko

Photo: Lukas Fitria via Unsplash
HTM: Rp20.000 (usia 3-10 tahun) dan Rp40.000 (di atas 10 tahun) | Rp200.000 (turis asing usia 3-10 tahun) dan Rp275.000 (turis asing di atas 10 tahun)
Menurut legenda, Candi Ratu Boko sebenarnya bukanlah bangunan candi melainkan reruntuhan istana Ratu Boko, yaitu ayah Lara Jonggrang. Bangunan bersejarah di Yogyakarta ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 oleh Wangsa Syailendra yang menganut agama Buddha. Namun, raja-raja Mataram Hindu kemudian mengambil alih istana ini sehingga bangunan Ratu Boko pun memiliki pengaruh Hindu dan Buddha.
Meski tidak ada bangunan megah seperti di Prambanan ataupun Borobudur, pemandangannya tentu tidak kalah indah. Candi Ratu Boko memiliki sejumlah bangunan dengan banyak anak tangga sehingga tidak memungkinkan untuk kamu telusuri menggunakan sepeda.
Di sini, kamu akan menjumpai gerbang utama, bangunan istana, kolam, hingga ruang ibadah. Lokasinya yang berada di ketinggian 195.97 mdpl juga memungkinkan kamu untuk menikmati keindahan Prambanan dan Kota Jogja dari puncak bukit.
9. Tugu Pal Putih

Photo: Dhio Gandhi via Unsplash
HTM: gratis
Tugu Pal Putih alias Tugu Yogyakarta adalah bangunan khas berbentuk obelisk berwarna putih yang terletak di persimpangan Jalan Malioboro dan Ahmad Yani. Tugu ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII (1877-1921).
Keberadaan Pal Putih sebenarnya merupakan pengganti untuk Tugu Golong Gilig–dibangun pada 1756–yang roboh akibat gempa pada 10 Juni 1867.
Sebagai monumen yang sarat sejarah, Tugu Pal Putih menjadi salah satu tempat favorit wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berswafoto. Namun, kamu juga bisa sekadar berjalan-jalan di sekitarnya sambil menikmati suasana atau mencicipi beragam makanan khas di dekat Tugu.
10. Titik Nol Kilometer

Photo: Suci Melia Nirmalasari via Unsplash
HTM: gratis
Titik Nol Kilometer adalah tujuan wisata di Jogja yang bukan berupa bangunan ataupun monumen. Tempat ini berupa sebuah persimpangan yang mempertemukan ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan, Margo Mulyo, Panembahan Senopati, dan Pangurakan.
Meski begitu, Titik Nol bukanlah persimpangan biasa. Tempat ini rupanya merupakan titik tengah atau sentral Kota Yogyakarta. Menurut sejarahnya, pada akhir tahun 1970-an sampai awal 1980-an, terdapat sebuah air mancur di tengah perempatan tersebut. Di sanalah kira-kira letak titik nol kilometer Jogja.
Di sekelilingnya, terdapat banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang menjadi nilai plus bagi Titik Nol. Kamu pun bisa menikmati suasana masa lampau sambil berfoto-foto atau duduk santai di bawah lampu jalan hijaunya yang khas.
11. Keraton Kotagede

Photo: kebudayaan.jogjakota.go.id
HTM: gratis
Berlokasi tidak jauh dari kompleks makam raja-raja Mataram, Keraton Kotagede konon lebih dulu ada dari Keraton Yogyakarta. Tempat bersejarah Jogja ini bahkan disebut-sebut menjadi cikal bakal Keraton Yogyakarta.
Menurut sejarahnya, Keraton Kerajaan Mataram Islam pertama terletak di Kecamatan Kotagede dan dibangun sekitar tahun 1586. Kerajaan ini berada di bawah kepemimpinan raja pertama–Danang Sutawijaya alias Panembahan Senopati.
Sebagai pusat kerajaan, Kotagede kala itu memiliki istana, alun-alun, benteng, dan masjid. Namun, kawasan ini kini sudah menjadi pemukiman yang menyisakan sedikit puing-puing Keraton Kotagede. Di antaranya adalah singgasana, Benteng Cepuri, Masjid Kotagede, makam raja Mataram Islam, dan Sendang Seliran alias pemandian kerajaan.
12. Museum Ullen Sentalu

Photo: Daniel Suharya via Flickr
HTM: Rp50.000-100.000
Buka sejak Maret 1997, Museum Ullen Sentalu mengajak kamu berpetualang menembus dimensi waktu melalui empat pilihan tur berdurasi 45 menit. Ada Tur Adiluhung Mataram, Skriptorium, Vorstenlanden, dan English guided tour.
Museum Ullen Sentalu sendiri mengusung konsep kekayaan budaya Jawa yang berpadu dengan keindahan alam dan pegunungan. Kamu pun bisa menelusuri berbagai koleksi sejarah dengan bertemankan suasana tenang, hening, dan menyegarkan.
Koleksinya meliputi lukisan, kain batik vorstenlanden, arca-arca Hindu Buddha, karya sastra, hingga foto-foto tokoh sejarah etnografi era Mataram Islam.
13. Museum Tembi Rumah Budaya
HTM: Rp20.000-50.000 tergantung jenis paket
Dibangun pada 21 Oktober 1999, Museum Tembi Rumah Budaya bisa menjadi pilihan lainnya untuk menelusuri peninggalan sejarah di Yogyakarta. Museum ini berspesialisasi dalam etnografi Jawa sehingga di sini sudah pasti kamu bisa melihat berbagai koleksi menarik khas budaya Jawa.
Di antaranya adalah:
- Keris
- Wayang kulit dan golek
- Kain batik tulis
- Topeng kayu Panji
- Celerang gerabah
- Mainan anak tradisional
- Manuskrip, majalah, dan iklan kuno beraksara Jawa
- Telepon kuno
- Kulkas tanpa listrik
Selain memamerkan koleksi budaya Jawa, Museum Tembi juga kerap menggelar berbagai kegiatan seni budaya. Ada pameran seni rupa, pentas tari dan teater, hingga pertunjukan seni tradisional dan modern.
14. Monumen Serangan Umum 1 Maret

Photo: kemdikbud.go.id
HTM: Rp10.000-20.000 (anak-anak), Rp15.000-25.000 (dewasa), dan Rp30.000-50.000 (turis asing)
Sesuai dengan namanya, Monumen Serangan Umum 1 Maret dibangun untuk memperingati peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949. Kala itu, Tentara Nasional Indonesia di bawah komando Letnan Kolonel Soeharto melakukan penyerangan besar-besaran terhadap pasukan Belanda di Yogyakarta.
Diresmikan pada 1 Maret 1973, tempat wisata sejarah di Jogja ini menyuguhkan patung-patung para pejuang dengan pose heroik. Di sekitar monumen, kamu akan menjumpai relief yang menjelaskan secara lebih detail tentang serangan umum tersebut.
Monumen ini masih satu lokasi dengan Benteng Vredeburg. Tapi, kamu juga bisa kok menikmatinya secara gratis dari luar pagar di area Titik Nol Kilometer.
15. Candi Ijo

Photo: Budi Puspa via Unsplash
HTM: Rp7.000 (lokal) dan Rp10.000 (asing)
Yogyakarta memang terkenal dengan banyak candinya. Selain Prambanan dan Ratu Boko, kamu juga bisa mampir ke Candi Ijo yang merupakan candi dengan letak tertinggi di Yogyakarta.
Karena lokasinya yang tidak biasa, kamu tidak hanya bisa menikmati keindahan candi yang dibangun sekitar tahun 850-900 Masehi ini. Tempat wisata sejarah di Jogja ini juga menyuguhkan pemandangan kota, hamparan sawah, hingga Pantai Parangtritis. Jika cuaca cerah, kamu juga bisa menikmati pemandangan sunset yang indah.
Jelajah Wisata Sejarah di Jogja dan Menginap di Bobopod Malioboro

Photo: Bobobox Internal Asset
Untuk liburan yang lebih bermakna, menjelajahi berbagai tempat bersejarah di Jogja adalah pilihan yang sempurna. Tempat-tempat ini akan membawa kamu menikmati suasana masa lampau melalui beragam warisan berharga yang masih bertahan hingga kini.
Nah, kalau sudah puas dengan wisata masa lalunya, saatnya kamu beristirahat di tempat yang aman dan nyaman seperti Bobopod Malioboro. Hotel kapsul ini terletak di lokasi strategis yang memungkinkan kamu untuk mencapai beberapa tempat wisata sejarah di Jogja dengan berjalan kaki. Mulai dari Titik Nol Kilometer, Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg, hingga Taman Sari–semuanya ada dalam jangkauan!

Photo: Bobobox Internal Asset
Bukan cuma itu. Waktu istirahat kamu pun akan terasa aman dan berkualitas dengan beragam fasilitas yang tersedia. Ada kasur luas nan empuk yang siap meninabobokan kamu hingga fitur QR Door Lock System yang menjamin keamanan pod kamu.
Setiap pod juga dilengkapi dengan mood lamp untuk kebutuhan pengaturan cahaya. Mau temaram atau terang, putih hingga ungu, tinggal pilih saja yang kamu mau untuk kenyamanan maksimal.
Pengaturan mood lamp bisa kamu lakukan melalui fitur B-Pad yang tersedia di dalam pod. Fitur ini juga bisa kamu gunakan untuk Bluetooth Speaker hingga sleep meditation agar tidurmu semakin nyenyak dan berkualitas.
Tertarik untuk mendapatkan pengalaman menginap di pod berteknologi modern setelah seharian menelusuri kekayaan masa lalu? Segera unduh aplikasi Bobobox untuk reservasi pod-mu dan dapatkan tambahan promo menarik!
Penulis artikel: Aidah Musyaropah
Featured photo: Budi Puspa via Unsplash