Kamu mungkin sudah akrab dengan MRT atau Mass Rapid Transit. Sistem transportasi massal yang beroperasi di Jakarta ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang.
MRT Jakarta telah menjadi tonggak penting dalam pengembangan transportasi massal di Jakarta.
Moda transportasi yang lebih modern dan efisien ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk, dan memperbaiki kualitas hidup warga Jakarta.
Di artikel kali ini, Bob akan membahas tentang sejarah, rute, hingga tempat wisata yang dapat dijangkau MRT. Yuk, simak!
Sejarah MRT Jakarta
1. Konsep Awal dan Persiapan (1985–2004)
Pada tahun 1985, ide pengembangan sistem transportasi massal di Jakarta pertama kali muncul.
Namun, pada saat itu, kendala finansial dan tantangan teknis menghambat implementasi proyek tersebut.
Tahun 2004, pemerintah Jakarta membentuk Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk mengembangkan sistem transportasi massal yang efisien di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Mereka mengusulkan MRT sebagai solusi utama untuk mengatasi kemacetan yang parah di Jakarta.
2. Studi Kelayakan (2005)
Tahun 2005, studi kelayakan dilakukan untuk mengkaji kemungkinan teknis dan keuangan dari proyek MRT Jakarta.
Studi ini dilakukan oleh Konsorsium JICA (Japan International Cooperation Agency) dan PT MRT Jakarta.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa MRT adalah solusi paling efisien dan efektif untuk mengatasi masalah transportasi di Jakarta.
3. Pengembangan Rencana (2008)
Tahun 2008, rencana pembangunan MRT Jakarta disetujui oleh pemerintah dan DPRD DKI Jakarta.
Rencana tersebut mencakup jalur utama yang akan menghubungkan kawasan Lebak Bulus di Selatan Jakarta dengan kawasan Kota di Utara Jakarta.
Rencana ini juga mencakup pembangunan jalur-jalur pendukung di masa mendatang untuk memperluas jaringan MRT ke wilayah-wilayah terdekat seperti Bekasi dan Tangerang.
4. Pendanaan (2008–2013)
Pemerintah Indonesia mengadopsi pendekatan campuran untuk mendanai proyek MRT Jakarta. Sebagian besar dana berasal dari pinjaman luar negeri, seperti pinjaman dari JICA dan Bank Dunia.
Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan pendanaan melalui APBN serta APBD.
Proses pendanaan ini melibatkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan lembaga keuangan internasional.
5. Konstruksi (2013–2018)
Pada tanggal 10 Oktober 2013, konstruksi MRT Jakarta dimulai. Proyek ini melibatkan pembangunan jalur kereta api bawah tanah sepanjang 15,7 kilometer dengan 13 stasiun.
Proses konstruksi melibatkan kolaborasi antara perusahaan konstruksi Jepang, Shimizu Corporation, Obayashi Corporation, Wijaya Karya, dan perusahaan konstruksi Indonesia lainnya.
Terdapat berbagai tantangan teknis selama periode konstruksi, seperti tanah lunak dan pemindahan infrastruktur yang ada.
6. Uji Coba dan Peluncuran (2019)
Setelah konstruksi selesai, jalur MRT Jakarta menjalani serangkaian uji coba untuk memastikan keamanan, keandalan, dan kelayakan operasionalnya.
Uji coba ini meliputi pengujian peralatan, simulasi perjalanan, dan pelatihan staf.
Pada tanggal 24 Maret 2019, Presiden Joko Widodo meresmikan MRT Jakarta dan membuka layanan komersial untuk publik.
Peluncuran MRT Jakarta ini merupakan tonggak sejarah penting dalam pengembangan sistem transportasi massal di Jakarta.
7. Ekspansi dan Rencana Masa Depan
MRT Jakarta memiliki rencana ekspansi untuk memperluas jaringan kereta bawah tanah di masa depan.
Pada 2021, jalur MRT Jakarta terdiri dari dua jalur yaitu Koridor Utara-Selatan (Lebak Bulus – Bundaran HI) dan Koridor Timur-Barat (Bundaran HI – Kota).
Namun, rencana jangka panjangnya meliputi pembangunan jalur-jalur baru dan koneksi dengan wilayah-wilayah terdekat seperti Bekasi dan Tangerang.
Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas di wilayah Jabodetabek serta mengurangi kemacetan lalu lintas.
MRT Jakarta telah memberikan dampak signifikan dalam mengurangi kemacetan lalu lintas dan memperbaiki mobilitas di Jakarta.
Selain itu, proyek ini juga telah memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan, meningkatkan aksesibilitas, memperpendek waktu perjalanan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca di Ibu Kota.
Baca Juga: Inilah 7 Tips Memilih Kursi Kereta Api agar Tidak Seperti Jalan Mundur
Rute MRT
Rute MRT tahun 2023 mencakup Stasiun Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Benhil, Istora, Senayan, Sisingamaraja, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati, dan Lebak Bulus.
Sejauh ini, rute-rute ini telah beroperasi. Namun, ada juga beberapa rute yang belum beroperasi seperti Stasiun Kampung Bandan, Kota, Glodok, Mangga Besar, Sawah Besar, Harmoni, Monas, dan Sarinah.
Bagi yang ingin berpergian dengan hemat, tarif MRT masih terjangkau. Berikut adalah tarif MRT untuk beberapa tujuan:
1. Dari Bundaran HI ke Lebak Bulus
- Bundaran HI – Dukuh Atas: Rp3.000
- Bundaran HI – Setia Budi: Rp4.000
- Bundaran HI – Bendungan Hilir: Rp4.000
- Bundaran HI – Istora: Rp5.000
- Bundaran HI – Senayan: Rp6.000
- Bundaran HI – Sisingamangaraja: Rp7.000
- Bundaran HI – Blok M: Rp8.000
- Bundaran HI – Blok A: Rp9.000
- Bundaran HI – Haji Nawi: Rp10.000
- Bundaran HI – Cipete Raya: Rp11.000
- Bundaran HI – Fatmawati: Rp13.000
- Bundaran HI – Lebak Bulus: Rp14.000
2. Dari Lebak Bulus ke Bundaran HI
- Lebak Bulus – Fatmawati: Rp4.000
- Lebak Bulus – Cipete Raya: Rp5.000
- Lebak Bulus – Haji Nawi: Rp6.000
- Lebak Bulus – Blok A: Rp7.000
- Lebak Bulus – Blok M: Rp8.000
- Lebak Bulus – Sisingamangaraja: Rp9.000
- Lebak Bulus – Senayan: Rp10.000
- Lebak Bulus – Istora: Rp11.000
- Lebak Bulus – Bendungan Hilir: Rp12.000
- Lebak Bulus – Setia Budi: Rp13.000
- Lebak Bulus – Dukuh Atas: Rp14.000
- Lebak Bulus – Bundaran HI: Rp14.000
Harap dicatat bahwa tarif MRT dapat berubah, jadi selalu periksa informasi terkini sebelum melakukan perjalanan.
5 Tempat Wisata yang Dapat Dijangkau MRT Jakarta
Berikut adalah lima tempat wisata di Jakarta yang bisa kamu jangkau dengan MRT:
1. Monumen Nasional (Monas)
Monumen Nasional atau yang sering disebut Monas merupakan salah satu ikon terkenal Jakarta dan simbol kebanggaan nasional.
Monas terletak di pusat kota Jakarta dan dapat dijangkau dengan MRT. Kamu dapat naik MRT hingga Stasiun Monas, lalu berjalan kaki sedikit untuk mencapai taman dan monumen ini.
Monas menawarkan panorama kota Jakarta dari puncaknya, dengan pemandangan yang spektakuler terutama saat matahari terbenam.
Di dalam kompleks Monas juga terdapat Museum Sejarah Nasional yang menampilkan koleksi sejarah dan artefak yang menarik.
2. Kota Tua Jakarta
Kota Tua Jakarta adalah kawasan bersejarah yang penuh dengan bangunan-bangunan arsitektur kolonial Belanda.
Kamu dapat naik MRT hingga Stasiun Jakarta Kota. Dari stasiun tersebut, kamu dapat berjalan kaki atau naik angkutan umum seperti becak atau ojek untuk mencapai Kota Tua.
Di sini, kamu akan menemukan Museum Fatahillah yang terletak di Balai Kota, sebuah bangunan bersejarah yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Selain itu, terdapat juga Museum Wayang yang memamerkan koleksi boneka wayang tradisional, Menara Syahbandar yang memiliki pemandangan indah, serta kafe dan restoran yang menjual makanan khas Jakarta.
3. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
TMII adalah taman tematik yang menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia dari berbagai daerah.
Untuk mencapai TMII dengan MRT, kamu dapat naik hingga Stasiun Cawang. Setelah itu, lanjutkN perjalanan menggunakan taksi atau transportasi umum lainnya ke TMII.
Di TMII, kamu dapat menjelajahi replika rumah adat dari seluruh Indonesia, museum yang memamerkan seni dan budaya tradisional, serta taman-taman yang indah.
Selain itu, terdapat juga pertunjukan seni dan kerajinan tangan yang memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia.
4. Ragunan Zoo
Ragunan Zoo adalah kebun binatang terbesar di Jakarta dan tempat yang populer untuk dikunjungi oleh keluarga.
Untuk mencapai Ragunan Zoo dengan MRT, kamu dapat naik hingga Stasiun Ragunan. Dari stasiun tersebut, cukup berjalan kaki sekitar 10 menit untuk mencapai pintu masuk kebun binatang.
Di Ragunan Zoo, kamu dapat melihat berbagai macam hewan dari seluruh dunia, termasuk gajah, harimau, jerapah, dan masih banyak lagi.
Kebun binatang ini juga memiliki taman yang luas dan area piknik, sehingga kamu dapat menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman di sini.
5. Pasar Santa
Pasar Santa adalah pasar tradisional yang telah diubah menjadi pasar modern.
Dengan berbagai kios makanan, kafe, toko buku, dan produk kreatif lokal, ini adalah tempat yang ideal untuk para pencinta kuliner dan belanja.
Untuk mencapainya dengan MRT, Anda dapat naik hingga Stasiun Blok M. Setelah itu, lanjutkan perjalanan dengan taksi atau angkutan umum lainnya ke Pasar Santa.
Di Pasar Santa, kamu dapat menjumpai berbagai macam makanan lezat seperti hidangan internasional, street food Indonesia, kue-kue tradisional, dan masih banyak lagi.
Selain itu, terdapat juga produk-produk unik seperti pakaian, aksesori, dan barang-barang seni yang bisa kamu jadikan oleh-oleh atau hadiah.
Baca Juga: Cara Naik kereta MRT di Dekat Kebayoran Baru, Jakarta!
Dekat Stasiun MRT, Staycation di Bobobox Kebayoran Baru Dijamin Nyaman!
Kalau kamu adalah warga Jakarta, maka bukan hal baru lagi, staycation merupakan salah satu cara yang efektif untuk melepas penat di akhir pekan.
Tanpa harus pergi ke luar kota, kamu bisa memaksimalkan libur akhir pekan dengan menginap di penginapan dalam kota.
Selain hotel-hotel besar berbintang, Jakarta juga memiliki penginapan yang menawarkan fasilitas lengkap, nyaman, bersih, tapi super terjangkau, yaitu Bobobox.
Bagi kamu yang tidak ingin ribet perihal transportasi, tenang saja, ada Bobobox Kebayoran baru yang memiliki akses dekat ke stasiun MRT bahkan KRL.
Di Bobobox, kamu akan mendapatkan pod yang luas, kasur yang empuk, speaker Bluetooth, Wi-Fi, dan LED yang warnanya bisa kamu atur sesuka hati.
Yuk, unduh aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Header photo: Pradamas Gifarry via Unsplash