Istana Maimun menjadi salah satu objek wisata yang wajib kamu kunjungi saat bertandang ke kota Medan.
Sebagai salah satu ikon wisata Medan, istana satu ini menyuguhkan kemegahan bengunan yang memiliki sejarah panjang. Yuk, ketahui lebih lanjut sejarah Istana Maimun bersama Bob!
Sejarah Istana Maimun
Istana Maimun dibangun pada 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891, di masa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang memerintah pada 1873-1924.
Istana ini merupakan bangunan peninggalan Kesultanan Deli yang kini beralih fungsi menjadi museum.
Dalam pembangunannya, Sultan Makmun menggandeng arsitek asal Italia bernama Theodoor van Erp yang juga pernah menjabat sebagai Kapten KNIL (tentara Kerajaan Hindia Belanda). Gaya arsitekur yang digunakan adalah perpaduan Melayu, India, Persia, Italia, dan Spanyol.
Keberadaan istana ini menggantikan peran istana Kesultanan Deli sebelumnya yang berlokasi di Medan Labuhan.
Kala itu, Medan Labuhan dianggap sudah terlalu sesak oleh aktivitas perniagaan. Sultan Deli pun memindahkan pusat pemerintahan dari Medan Labuhan ke jantung kota Medan. Dipilihlah titik pertemuan Sungai Deli dan Babura sebagai lokasi istana.
Dalam sejarahnya, Istana Maimun juga terhubung dan berada dalam satu kompleks dengan Masjid Raya Al Mashun dan Taman Sri Deli.
Kala itu, Istana Maimun menjadi pusat pemerintahan kesultanan dengan masjid raya sebagai tempat ibadah dan taman untuk bersantai.
Istana Maimun mulai diabaikan setelah masa revolusi dan kesultanan Deli usai. Kini, istana itu tidak lagi berfungsi sebagai tempat tinggal sultan.
Bangunan utama yang dulu digunakan untuk menerima tamu kini menjadi museum wisata sejarah. Sementara itu, bangunan sayap kiri dan kanannya digunakan untuk acara adat.
Istana Maimun telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya sesuai Undang-Undang tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Status ini juga diperkuat dengan:
- Surat Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 1988 tentang Pelestarian Lingkungan yang Bernilai Sejarah Arsitektur Kepurbakalaan
Baca Juga: Asyik buat Nongkrong, Inilah 7 Cafe Unik di Medan yang Wajib Kamu Kunjungi
Kenapa Disebut Istana Maimun?
Nama Maimun diambil dari nama permaisuri Sultan, yaitu Siti Maimunah.
Dalam bahasa Arab, kata maimun memiliki arti berkah. Penggunaan kata Maimun pun menunjukkan bukti cinta sang sultan pada permaisurinya.
Setelah istana selesai dibangun, Sultan Makmun menjadi sultan pertama yang menempati istana tersebut.
Secara keseluruhan, Istana Maimun menjadi saksi pemerintahan empat Sultan yang menjadikan istana tersebut sebagai tempat tinggalnya.
Daya Tarik Istana Maimun
Istana yang dibangun selama kurang lebih 3 tahun ini memiliki daya tarik, diantaranya:
1. Memiliki Meriam Puntung
Meriam Puntung merupakan salah satu benda bersejarah yang bisa kamu temui di Istana Maimun. Sebagian masyarakat percaya bahwa benda ini adalah senjata perang sakti.
Masyarakat setempat juga kerap mengaitkannya dengan legenda Putri Hijau di Medan. Konon, meriam tersebut adalah jelmaan putri hijau yang bernama Mambang Khayali dari Kerajaan Deli.
Menurut legenda tersebut, Putri Hijau menjelma menjadi meriam untuk menjaga istana dari serbuan pasukan raja Aceh yang cintanya ditolak sang putri.
2. Bangunan Bercorak Islam
Bangunan peninggalan kerajaan Deli ini memiliki corak Islam yang khas, berpadu dengan arsitektur tradisional Melayu dan Eropa.
Hal ini tidak lepas dari peran agama Islam yang memang dianut oleh banyak orang Melayu, termasuk sultan yang mendirikan istana tersebut.
Salah satu unsur Islamnya tampak pada tiga atap kubah istana yang menunjukkan pengaruh arsitektur Persia. Kubah-kubah tersebut terbuat dari sirap dan tembaga.
Selain itu, ada juga lengkungan-lengkungan pada bagian pintu dan jendela istana yang mencirikan arsitektur Timur Tengah.
3. Perpaduan Arsitektur yang Khas
Selain menunjukkan corak khas Islam, Istana Maimun juga didominasi warna kuning yang melambangkan kebesaran Melayu.
Pengaruh arsitektur Melayu juga bisa dilihat dari atap istana yang berbentuk limas, serta corak pucuk rebung dan awan boyan.
Desain yang melambangkan Eropa terletak pada tiang-tiang penyangga, dinding vertikal, hingga jendela dan pintu berukuran tinggi dan besar. Selain itu, istana ini juga menghadirkan:
- lampu-lampu gantung dari Prancis
- perabotan dari Belanda dan Inggris
- lantai tangga utama dan pintu masuk balairung yang mencirikan budaya Italia
Di samping itu, kamu juga akan melihat unsur India saat memasuki gerbang istana.
4. Tempat yang Luas
Istana Maimun berdiri di atas lahan seluas 2.772 m² dengan luas bangunan mencapai 772 m². Bangunan tersebut disangga oleh 82 tiang batu dan 43 tiang kayu.
Istana ini terdiri dari dua lantai dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan induk dengan luas 42 m², sayap kiri, dan sayap kanan.
Secara keseluruhan, istana ini memiliki 30 ruangan, termasuk penjara, dapur, dan kamar mandi. Di dalam ruangan-ruangan tersebut, terdapat banyak barang bergaya Eropa dan berbagai foto keluarga Kerajaan Deli.
5. Kesempatan Menjadi Raja dan Ratu
Saat berkunjung ke Istana Maimun, kamu berkesempatan untuk menjadi raja atau ratu dengan menyewa pakaian khas Melayu yang tersedia.
Setelah selesai berganti kostum, kamu dan pengunjung lainnya harus menunggu giliran untuk berfoto sebagai raja atau ratu di replika singgasana istana.
Jika sudah puas berfoto di singgasana, kamu bisa beralih ke sudut lain istana untuk berpose dengan kostum bangsawanmu.
Baca Juga: Wajib Coba, Inilah 15 Kuliner Medan Halal yang Menggugah Selera
Tarif, Jam Buka, dan Rute Menuju ke Istana Maimun
1. Harga Tiket Masuk
Tiket masuk Istana Maimun adalah Rp10.000 per orang (dewasa) dan Rp 5.000 (anak-anak). Selain itu, ada juga tarif masuk sebesar Rp3.000 untuk melihat Meriam Puntung. Tiket bisa dibeli online maupun offline.
Jika kamu membawa kendaraan pribadi, siapkan biaya parkir sebesar Rp3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk roda empat.
Kalau ingin berfoto mengenakan pakaian adat khas kerajaan, siapkan juga biaya sewa kostum sebesar Rp20.000–30.000 per setelan.
2. Jam Operasional
Kamu bisa mengunjungi Istana Maiman pada:
- Hari buka: Setiap hari, termasuk hari libur nasional
- Jam buka khusus Jumat: 08.00–12.00 WIB (sesi pertama) & 14.00–17.00 (sesi kedua)
Kamu bebas melihat-lihat dan berfoto di berbagai sudut peninggalan Kesultanan Deli ini. Namun, beberapa sudut sudah tidak tampak seperti semula. Banyaknya pedagang di area istana membuat area ini tampak sesak dan kehilangan nilai estetika dan sejarahnya.
Selama berkeliling di dalam istana, pengunjung biasanya ditemani pemandu yang siap memberikan informasi terkait Istana Maimun.
3. Rute Menuju Istana Maimun
Jalan menuju Istana Maimun bisa kamu akses dengan kendaraan roda dua, roda empat, ataupun kendaraan umum.
Lokasinya sendiri sangat strategis, yaitu di dekat pusat Kota Medan dengan jarak 3 km saja. Dengan begitu, kamu bisa sampai dalam waktu sekitar 10–15 menit dari pusat kota.
Pilihan rutenya juga beragam. Kalau kamu datang dari Bandara Kualanamu:
- naik kereta rute Bandara Kualanamu–Medan
- sesampainya di Medan, naik angkot jurusan Amplas
- turun di depan Istana Maimun
Jika kamu datang dari Pelabuhan Belawan:
- naik bus jurusan Amplas dan turun di terminal Amplas
- lanjutkan dengan angkot 64 jurusan Pinang Baris, lalu turun di depan istana
- Agar tidak menunggu lama di terminal, sebaiknya kamu datang di pagi hari.
Fasilitas di Istana Maimun
Fasilitas Istana Maimun meliputi:
- area parkir
- toilet
- penyewaan baju adat
- taman
- penjual makanan dan minuman
- musala
- toko suvenir
- penyewaan kuda
Objek Wisata di Sekitar Istana Maimun
Berikut ini beberpaa objek wisata yang berada di sekitar Istana Maimun.
1. Masjid Al Mashun
Istana Maimun menghadap ke utara. Sisi depannya berhadapan dengan Masjid Al-Mashun alias Masjid Raya Medan, dengan jarak 10 menit jalan kaki.
Masjid satu ini juga termasuk peninggalan Sultan Makmun yang didirikan tahun 1906. Selain untuk beribadah, kamu juga bisa sekalian wisata sejarah sambil menikmati kemegahan arsitektur Timur Tengah, Eropa, dan Asia ini.
2. Tjong A Fie Mansion
Berjarak 1,3 km dari Istana Maimun, Tjong A Fie Mansion bisa menjadi pilihan wisata lain di pusat kota Medan.
Tempat ini merupakan sebuah museum sekaligus cagar budaya yang menyuguhkan kombinasi arsitektur Tionghoa, Eropa, dan Melayu.
Tjong A Fie Mansion dulunya merupakan rumah dari Tjong Fung Nam atau yang lebih dikenal sebagai Tjong A Fung, seorang saudagar dan filantropis.
Museum ini buka setiap hari mulai pukul 09.00–17.00 WIB dengan tiket masuk seharga Rp35.000.
3. Museum Negeri Sumatera Utara
Dengan jarak sekitar 2 km dari istana, kamu akan mendapat tempat wisata sejarah lainnya yang bernama Museum Negeri Sumatera Utara.
Berlokasi di Jalan HM. Joni No. 51, museum ini menyimpan sebanyak 6.799 koleksi benda-benda peninggalan, mulai dari zaman prasejarah hingga pasca-perjuangan.
Musem ini buka hari Selasa–Minggu pukul 09.00–15.30, dengan harga tiket:
- umum: Rp3.000
- anak sekolah: Rp1.500
- anak TK: Rp1.000.
- wisatawan mancanegara: Rp10.000.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata Medan yang Wajib Dikunjungi
Keindahan Toba di Bobocabin Signature Toba!
Wisata di Sumatra tentu kurang lengkap tanpa mengunjungi Danau Toba. Carilah penginapan yang menyuguhkan pemandangan luar biasa ini, seperti Bobobocabin Signature Toba.
Bobocabin berdiri di tepian bukit dengan keindahan Danau Toba dalam jangkauan. Kabin modernnya telah dilengkapi berbagai teknologi canggih, seperti Smart Window yang bisa diatur ke mode transparan agar kamu bisa menikmati keindahan alam di depan mata.
Yuk, reservasi Bobocabin sekarang juga di aplikasi Bobobox!
Foto utama oleh: Universitas Sumatera Utara (usu.ac.id)