Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat
Bandung menyimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk diulik dan dipelajari. Ini dapat dilihat dari banyaknya museum, tugu, dan monumen yang ada di kota ini.
Salah satu situs tersebut adalah Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, yang populer disebut Monju.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat merupakan bukti sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945–1949.
Monumen ini dibangun untuk menghargai pahlawan dan pejuang yang rela bertaruh nyawa demi Jawa Barat pada masa penjajahan Jepang dan Belanda.
Selain itu, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat juga merupakan bentuk warisan nilai-nilai sejarah para pejuang untuk generasi penerus.
Baca Juga: Sejarah Kenapa Bandung Disebut Paris van Java
Monumen Perjuangan Rakyat terletak di jalan Dipati Ukur No 48 Bandung, yang berhadapan dengan Gedung Sate dan kampus Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung. Area ini berdiri di atas tanah seluas 7,9 hektare dan terbagi menjadi area plaza seluas 2,5 hektare, dengan luas bangunan 2.143 meter persegi dan taman 5,4 hektare.
Pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat memakan waktu kurang lebih empat tahun, terhitung dari peletakan batu pertama pada 1 Juni 1991.
Monumen ini dirancang oleh arsitek bernama Slamet Wirasonjaya dan seniman bernama Sunaryo. Peresmiannya sendiri jatuh pada tanggal 23 Agustus 1995 diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nana Nurina.
Setiap desain dan gaya dari bangunan Monumen Perjuangan Rakyat rupanya memiliki maknanya tersendiri.
Misalnya, terdapat 17 anak tangga yang harus kamu lewati saat menuju ke atas. Monumen ini pun memiliki 8 buah pilar dan bentuk melingkar dengan diameter 45 meter.
Di bagian atas, terdapat 5 buah tugu menjulang tinggi yang melambangkan Pancasila. Tugu-tugu yang berbentuk bambu runcing tersebut menjulang setinggi 17 meter yang melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia.
Daya Tarik Monumen Perjuangan Rakyat
Monju berhadapan langsung dengan kantor Gubernur Jawa Barat, yakni Gedung Sate. Situs ini dapat kamu kenali dari bentuknya yang menyerupai bambu runcing dengan sentuhan arsitektur modern.
Terdapat relief yang menceritakan perjuangan rakyat Jawa Barat di dinding depan Monju. Mulai dari masa kerajaan, pergerakan, kemerdekaan, dan menceritakan sejarah perjuangan rakyat dalam pertahanan kemerdekaan dalam melawan penjajahan Belanda, Inggris, serta Jepang.
Monumen ini memiliki diorama-diorama yang menceritakan berbagai peristiwa sejarah, seperti Perundingan Linggarjati, Bandung Lautan Api, dan Long March Siliwangi.
Benda-benda peninggalan seperti helm baja, senjata, teropong, golok, pesawat telepon, topi laken, tombak, koper besi, keris, samurai, katana, dan pistol VOC juga dipamerkan di museum ini.
Benda-benda tersebut adalah peninggalan Raden Ayu Lasminingrat, Dewi Sartika, Inggit Garnasih, RE Martadinata, IR Juanda, Otto Iskandar Dinata, dan Mak Eroh. Koleksi ini kebanyakan didapatkan dari hibah keluarga pejuang.
Tak hanya itu, Monju memiliki ruang audiovisual dan perpustakaan, sehingga memudahkanmu dalam mencari informasi terkait sejarahnya.
Baca Juga: Mari Mengenal Sejarah Gedung Sate Bandung dan Asal-Usul Namanya yang Unik
Koleksi Monumen Perjuangan Rakyat
1. Diorama Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa bersama Rakyat Menentang Kolonial Belanda Tahun 1658
Salah satu diorama di Monju adalah yang menggambarkan pertempuran melawan VOC pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu peperangan di daerah Angke-Tangerang (1658–1659).
Peperangan itu diakhiri dengan perjanjian 12 pasal yang disepakati tanggal 10 Juli 1659.
Salah satu isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa Banten tidak bisa berdagang lagi dengan Maluku. Namun, Belanda bersedia membayar kerugian-kerugian yang diderita Banten.
2. Diorama Partisipasi Rakyat dalam Pembangunan Jalan di Sumedang
Diorama berikutnya menceritakan proyek pembangunan Jalan Raya Pos di area Cadas Pangeran.
Proyek tersebut sempat terhenti karena kondisi alam yang sulit dan telah memakan banyak korban jiwa. Para pekerja pun menolak melanjutkan bekerja.
Pangeran Kornel (Pangeran Kusumadinata IX, Bupati Sumedang 1791–1828) kemudian turun tangan langsung dan menemui Daendels untuk membela para pekerja.
Daendels akhirnya mengalah. Ia memerintahkan Brigadir Jenderal von Lutzow untuk menghancurkan bukit cadas dengan tembakan artileri agar pembangunan dapat diteruskan.
3. Diorama Perundingan Linggarjati 1946
Perundingan Linggarjati atau Perundingan Cirebon merupakan perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat.
Perundingan ini menghasilkan kesepakatan tentang status kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan tersebut ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947.
4. Diorama Bandung Lautan Api 24 Maret 1946
Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di Bandung pada 23 Maret 1946.
Dalam peristiwa ini, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri. Mereka berbondong-bondong meninggalkan kota dan menuju pegunungan di selatan Bandung.
Aksi bumi hangus ini dilakukan agar tentara Sekutu dan NICA tidak bisa menggunakan Kota Bandung sebagai markas militer dalam perang melawan tentara Indonesia.
5. Diorama Long March Siliwangi Januari 1949
Adu senjata antara Divisi Siliwangi dan DI/TII pertama kali terjadi pada 25 Januari 1949.
Saat itu, pasukan Siliwangi melakukan long march atau kembali dari Jawa Tengah dan Yogyakarta ke Jawa Barat.
Serangan ini membuka bentrokan antara pasukan Siliwangi dan DI-TII/SMK, yang kemudian berlangsung selama 13 tahun.
6. Diorama Konferensi Asia Afrika 1955
Kamu pasti sudah familier dengan momen-momen bersejarah Konferensi Asia Afrika (KAA). Dikenal juga sebagai Konferensi Bandung, konferensi tingkat tinggi ini diadakan oleh negara-negara Asia dan Afrika.
KAA adalah salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia. Mewakili setengah populasi dunia, dua puluh sembilan pemimpin dari Asia dan Afrika berpartisipasi dalam konferensi ini.
Tujuan KAA ini sendiri adalah menciptakan gerakan nonblok untuk menahan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
7. Diorama Operasi Pagar Betis 1962
Operasi Pagar Betis adalah operasi militer yang bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Hal ini dilakukan dengan mengepung markas pemberontak Gunung Geber. TNI yang dipimpin Divisi Siliwangi mengepung dan membatasi pergerakan daerah yang menjadi basis kekuatan DI/TII.
Baca Juga: 15 Lokasi Wisata Sejarah Bandung yang Keren dan Edukasional
Rute, Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Monumen Perjuangan Rakyat
- Lokasi: Jl. Dipati Ukur No.48, Lebakgede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
- Jam operasional: Senin–Jumat pukul 08.00–16.00 WIB
- Harga tiket: Gratis
Karena lokasinya yang strategis, tepatnya di seberang kampus Universitas Padjadjaran (UNPAD), kamu tidak akan kesulitan mencapai monumen ini.
Kamu bisa pergi ke sini naik kendaraan roda dua, roda empat, atau kendaraan umum.
Jika menggunakan transportasi umum seperti angkot, kamu bisa naik angkot mana saja yang menuju Jalan Dipati Ukur atau menuju kampus UNPAD, tergantung pada lokasi keberangkatanmu.
Salah satu rute angkot yang bisa kamu naiki adalah angkot jurusan Cicaheum-Ciroyom atau angkot Ciroyom-Ciburial.
Baca Juga: Kenapa Disebut Bandung Lautan Api? Ini Sejarah dan Tokoh Pentingnya
Aktivitas Lainnya yang Menarik Dilakukan Pengunjung
1. Berfoto
Jika kamu menyukai dunia fotografi, maka tempat ini adalah tempat yang cocok untukmu. Banyaknya diorama dan relief perjuangan di monumen ini akan menjadi objek yang menarik untuk diabadikan.
2. Bersantai
Salah satu yang bisa kamu lakukan di Monju adalah bersantai sambil menikmati suasana yang nyaman.
Datanglah ke monumen hit ini pada sore hari untuk mendapatkan suasana segar. Kamu dapat menikmati sore hari ditemani angin sepoi-sepoi.
3. Kuliner
Jalan-jalan di Bandung tentu tidak lengkap tanpa mencicipi kulinernya. Terdapat banyak tempat makan yang menyajikan berbagai masakan Bandung yang lezat di sekitar monumen.
Istirahat Nyaman di Tengah Alam Hijau
Berencana healing tipis-tipis, tapi bingung harus menginap di mana? Bobocabin jawabannya!
Berbekal konsep futuristik yang mengusung teknologi Internet of Things, Bobocabin adalah tempat yang tempat untuk menikmati keasrian alam dengan cita rasa modern.
Tentunya, kabin-kabin yang tersedia sudah lengkap dengan fasilitas khas Bobocabin, seperti Smart Window dan B-Pad. Kamu bisa mengatur pencahayaan dan kegelapan kaca sesuka hati demi privasi dan kenyamanan maksimal.
Bobocabin juga menyediakan Wi-Fi untuk kamu yang hobi live update di media sosial. Kapan lagi bisa menikmati alam dan mengabadikan momen campfire dan barbeque dengan internet kencang?
Unduh aplikasinya untuk reservasi dan informasi lebih lanjut.
Penulis artikel: Sheila Lalita
Foto utama oleh: bandung.go.id