Uniknya Tanah Batak, Ini Dia 11 Upacara Adat Sumatra Utara

Di tengah gempuran modernisasi, berbagai daerah di Indonesia hingga kini masih memegang teguh warisan budaya dari para leluhur. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara.

Kawasan yang dikenal dengan suku Bataknya ini memiliki sejumlah upacara adat unik yang bernilai tinggi. Memangnya, apa saja upacara adat Sumatra Utara yang paling iconic? Yuk, kita kenalan lebih lanjut di daftar ini!

11 Upacara Adat Sumatra Utara yang Unik

Apa saja sih, upacara adat Sumatra Utara itu? Yuk, simak sebelas di antaranya!

1. Sipaha Lima

Sipaha Lima adalah salah satu upacara adat Sumatra Utara yang masih dilakukan oleh masyarakat suku Batak penganut kepercayaan Malim.

Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Debata Mula Jadi Na Bolon (Tuhan yang Maha Esa) atas nikmat, rezeki, kesehatan dan keselamatan.

Parmalim (sebutan untuk penganut Malim) melangsungkan upacara Sipahan Lima setiap bulan kelima penanggalan suku Batak atau bulan Juli pada kalender Masehi.

Prosesi ritualnya dipimpin oleh Ihutan Ugamo Malim atau pimpinan Parmalim dan diikuti oleh banyak orang, termasuk orang tua, remaja dan anak-anak.  

Pada pelaksanaannya, masyarakat akan menyembelih seekor kerbau jantan sebagai persembahan. Sembelih ini diiringi tarian tortor dan irama Ogung Sebangunan, alat musik khas Batak.

Selain itu ada juga sesembahan lain berupa ayam, kambing, ikan yang sudah dimasak hingga jeruk purut di dalam cawan yang sudah didoakan.

Upacara Sipaha Lima ini biasanya diadakan di bale pasogit (rumah ibadah Parmalim) di Dusun Huta Tinggi.

Para Parmalim laki-laki dan perempuam akan mengenakan pakaian berbeda dalam ritual tersebut. Perempuan harus mengenakan kebaya, ulos, sarung dengan rambut disanggul. 

Sementara itu, para laki-laki mengenakan tali tali (ikat kepala dari kain putih) seperti sorban untuk yang sudah menikah, kemeja, jas, ulos, dan sarung.

Khusus pemimpin, mereka biasanya mengenakan ulos yang dilapisi kain putih sedangkan anak-anak mengenakan sarung dengan rambut disanggul rapi.

Baca Juga: Selain Danau Toba, Pulau Sumatra Juga Punya 5 Danau Terkenal Lho!

2. Mangulosi

Budaya Batak memiliki tradisi mangulosi yang berarti proses mengalungkan ulos (kain tenun khas Batak) di pundak orang lain.

Tradisi ini biasanya menjadi salah satu acara dalam rangkaian upacara adat khas Batat, baik untuk pesta suka cita maupun duka.

Menurut sejarahnya, tradisi ini memiliki makna perlindungan dari segala gangguan serta pemberian kasih sayang, doa, kehangatan dan restu kepada pemakainya.

Oleh karena itu, mangulosi biasanya dilakukan oleh orang yang dituakan kepada kerabat yang memiliki partuturan atau kedudukan lebih rendah, contohnya orang tua kepada anak.

Saat acara kematian, ulos diletakkan di tubuh jenazah. Sementara itu, dalam acara pernikahan, kain ulos akan dikalungkan di pundak hingga menutup seluruh bagian depan tubuh. 

3. Mangongkal Holi

Mangokal holi merupakan upacara adat Sumatra Utara berupa penggalian kubur dan pemindahan tulang belulang orang yang sudah lama meninggal ke tempat baru.

Sebelum dipindahkan ke tempat baru, tulang belulang biasanya dibersihkan terlebih dahulu oleh garis keturunan perempuan dengan air jeruk hingga bersih.

Mereka juga melumurinya dengan air kunyit agar semakin bersih. Selanjutnya, tulang yang sudah bersih dan kering akan masuk ke dalam peti lalu didoakan dan dimasukkan ke makam baru.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan kepada leluhur serta dipercaya bisa mendekatkan arwah leluhur kepada Sang Pencipta.

Dalam kepercayaan suku Batak, arwah orang yang telah meninggal akan hidup abadi. Nah, hal ini bisa dicapai dengan meletakkan tulang belulang arwah di tempat yang lebih layak atau tinggi. Dengan begitu, sang arwah bisa lebih dekat dengan Penciptanya.

Meski terdengar sederhana, mangokal holi termasuk upacara adat Sumatra Utara yang membutuhkan biaya fantastis.

Pasalnya, marga yang menggelar ritual ini harus menjamu semua keluarga besar serta tetangga kampung. Hidangannya pun tidak sembarang, yakni berupa daging kerbau. 

Baca Juga: Simak 7 Fakta Danau Toba yang Belum Banyak Diketahui

4. Tarian Gundala-Gundala

Gundala-gundala adalah tarian khas masyarakat suku Karo yang menjadi rangkaian upacara Ndilo Wari Udan, atau ritual pemanggil hujan saat musim kemarau panjang.

Uniknya, para penari akan mengenakan jubah dan topeng kayu raksasa. Formasi geraknya dinamis dengan iringan musik tradisional yang mengalun lembut dan mendayu-dayu.

Pemain tarian gundala-gundala terdiri dari lima orang yang berperan sebagai raja, permaisuri, putri raja, menantu dan burung Gurda Gurdi.

Menurut kepercayaan setempat, tarian ini lahir dari sebuah legenda tentang kerajaan yang dipimpin oleh Raja Sibayak.

Ceritanya, Raja bertemu dengan seekor burung raksasa jelmaan petapa bernama Gurda Gurdi. Ia membawa pulang burung tersebut dan menjadikannya sebagai penjaga putrinya.

Di luar dugaan, Gurda Gurdi rupanya memiliki kekuatan pada paruhnya. Timbullah pantangan agar siapa pun tidak boleh menyentuh paruh sang burung.

Namun, sang putri kemudian tidak sengaja menyentuh paruh tersebut hingga membuat Gurda Gurdi murka, memberontak, dan menyerang sang putri.

Raja Sibayak pun mengutus pasukan untuk menyerangnya hingga mati. Namun, kematian sang burung menimbulkan kesedihan mendalam bagi masyarakat Karo.

Di tengah kesedihan itu, langit pun mengguyurkan hujan lebat yang seolah ikut menangisi kepergian Gurda Gurdi.

Dari cerita tersebut, lahirlah ritual Gundala-Gundala yang berkisah tentang Gurda Gurdi untuk memanggil hujan.

5. Fahombo

Fahombo adalah tradisi lompat batu yang bisa kamu jumpai di Pulau Nias, Sumatra Utara. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh para pemuda suku Nias dan diwariskan turun temurun di setiap keluarga.

Dalam pelaksanaannya, para pemuda akan mengenakan baju pejuang Nias. Mereka harus melompati tumpukan batu setinggi dua meter dan setebal 40 cm.

Hal ini sebagai pertanda bahwa mereka sudah pantas dianggap dewasa secara fisik dan siap memikul tanggung jawab sebagai lelaki dewasa.

Dengan kata lain, fahombo menjadi prosesi pendewasaan para lelaki untuk membentuk karakter kuat, tegas, dan tangkas dalam menjalani kehidupan.

Sebelum melakukan tradisi fahombo, para peserta harus melalui proses latihan yang lama dan tidak mudah. Meski begitu, tidak semua pemuda Nias bisa berhasil meskipun sudah berlatih sejak kecil.

6. Gondang Naposo

Selanjutnya ada Gondang Naposo, yaitu upacara adat Sumatra Utara yang menjadi wadah perkenalan dan tegur sapa bagi para muda mudi melalui tarian tor tor.

Setelah berkenalan, mereka bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih serius alias pernikahan jika memas sudah klik atau cocok satu sama lain.

Dahulu, Gondang Nopasa biasanya berlangsung pada saat terang bulan (rondang bulan) setelah masa panen usai.

Selain sangat ditunggu-tunggu para muda mudi, acara ini juga mendapat campur tangan para orang tua yang ingin menyaksikan kegembiraan anak mereka.

Sebelum acara terlaksana, para orang tua dan pemangku ada biasanya akan mengadakan rapat. Setelah itu, mereka akan mengumpulkan para pemuda dan pemudi dari berbagai desa untuk berpartisipasi.

Acara biasanya berlangsung selama dua hari. Hari pertama berisi acara pembuka pada sore hari berupa permintaan berkat kepada Tuhan yang disampaikan melalui tarian tor tor dan alunan gondang.

Pada hari kedua, acara berlangsung sejak pagi hari dengan mempertunjukkan tor tor pada para tamu undangan.

Para tamu umumnya membawa persembahan yang disebut santisanti, yaitu seserahan uang di dalam tandok kecl atau pinggan berisi beras untuk para muda mudi.

7. Tarian Sigale-Gale

Sigale-gale adalah boneka kayu menyerupai manusia dengan tinggi mencapai satu setengah mete. Boneka ini memakai kostum tradisional Batak dan dapat digerakkan oleh dalang dari belakang.

Tarian ini sendiri biasanya hadir dalam upacara pemakaman, terutama kaum laki-laki, masyarakat Batak Samosir. Masyarakat setempat meyakini bahwa tarian ini dapat mengantar arwah yang telah meninggal. 

Keberadaannnya sendiri berawal dari kepercayaan masyarakat Batak. Konon, saat seorang laki-laki terkemuka meninggal tanpa anak untuk penyambung keturunan, hal ini dianggap kesialan.

Untuk mencegahnya terulang kembali, maka mereka mengadakan ritual tarian duka dengan boneka kayu Sigale-gale sebagai simbol perpisahan dengan orang yang baru meninggal. 

Boneka tersebut akan dibawa keluar kampung dan dicampakkan di Danau Toba pada malam terakhir upacara tarian duka. Hal ini menunjukkan harapan agar nasib malang keluarga tersebut tidak terulang di masa mendatang.

Baca Juga: 7 Wisata Alam di Sumatra Utara yang Membangkitkan Jiwa Petualangmu

8. Marari Sabtu

Kalau kamu familiar dengan tradisi sangjit dari suku Tionghoa di Indonesia atau seserahan, pasti kamu nggak akan asing lagi dengan konsep Marari Sabtu. 

Sebenarnya, Marari Sabtu adalah tahap awal dalam rangkaian upacara pernikahan adat suku Batak. Tujuannya untuk menginformasikan kepada keluarga besar bahwa seorang pria sudah siap melamar wanita yang dicintainya.

Biasanya, upacara adat Batak satu ini dilakukan pada hari Sabtu sesuai namanya. Pada saat itu juga, pihak keluarga pria akan berdiskusi dengan pihak keluarga wanita tentang rencana acara pernikahan dan besaran mahar atau “Sinamot.” 

Akhiran prosesi Marari Sabtu biasanya dibarengi dengan acara makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan penerimaan. Dengan kata lain, tanda bahwa keluarga pihak mempelai pria dan wanita sudah siap untuk bersatu.

9. Mangirdak

Bicara soal Marari Sabtu pastinya nggak akan bisa lepas dari Mangirdak karena dua upacara adat Sumatra Utara ini saling berhubungan erat! Mangirdak sendiri merupakan prosesi adat yang dilakukan oleh pihak keluarga pria sebagai kunjungan balasan dari acara Marari Sabtu. 

Pihak keluarga pria akan membawa seserahan berupa makanan dan barang lainnya yang dianggap penting. Prosesi ini menjadi simbol dari kesungguhan pihak pria untuk mengikat hubungan lebih erat dengan keluarga wanita. 

Selain itu, Mangirdak juga menjadi kesempatan bagi kedua keluarga untuk semakin saling mengenal dan mempererat hubungan kekeluargaan.

Proses Mangirdak biasanya diadakan beberapa hari, minggu, atau bulan setelah Marari Sabtu, sesuai kesepakatan kedua keluarga.

10. Martumpol

Martumpol adalah upacara adat Batak yang bisa dibilang sangat sakral karena merupakan prosesi pertunangan resmi. Acara ini biasanya diselenggarakan di gereja dan dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak. 

Selama prosesi Martumpol, pasangan yang akan menikah saling berjanji di hadapan pendeta dan keluarga bahwa mereka akan melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Upacara ini melibatkan pembacaan janji dan doa bersama. Lalu, ada pemberian nasihat dari para tetua adat dan pemuka agama kepada kedua mempelai. Di penghujung acara, biasanya akan ada acara makan bersama untuk merayakan momen sakral ini. 

Jadi, Martumpol bukan hanya sebatas simbol pertunangan; ini juga bentuk pengakuan bahwa pasangan tersebut sudah siap untuk melanjutkan ke pernikahan sesuai dengan adat dan agama yang dianut.

11. Mangadati

Terakhir, Mangadati adalah puncak dari seluruh rangkaian upacara pernikahan adat Batak di Sumatera Utara. Bisa dibilang, acara ini berlangsung pada hari pernikahan yang sebenarnya. 

Di awal acara, kedua keluarga akan berkumpul dan menjalankan serangkaian ritual adat yang meliputi pemberian mahar, serta berbagai proses serah terima simbolis antara keluarga pria dan keluarga wanita.

Upacara adat Sumatra Utara Mangadati

Photo: @dinaspariwisatakotamedan on Instagram

Salah satu benda yang sering jadi mahar adalah kain ulos. Kenapa? Tenunan kainnya yang kuat serta motifnya yang berwarna-warni melambangkan harapan agar pernikahan para mempelai selalu langgeng, penuh berkah, dan penuh warna.

Selain itu, doa bersama dan penyampaian pesan dari orang tua kepada kedua mempelai menjadi bagian penting dari upacara ini. Prosesi ini diakhiri dengan acara makan bersama yang meriah, sebagai simbol bahwa kedua keluarga telah resmi bersatu.

Nikmati Kekayaan Alam dan Budaya Sumatera Utara di Bobocabin Toba!

Pengalaman Seru Menginap di Bobocabin Danau Toba

Tertarik dengan keunikan upacara adat Batak di tanah Sumatera Utara? Saatnya menikmati keindahan alam Sumatera Utara dengan menginap di Bobocabin Toba!

Baik di Bobocabin Kaldera Toba maupun Bobocabin Patra Parapat, kamu bisa menikmati pemandangan Danau Toba yang indah sambil mengistirahatkan tubuh serta pikiran. Hamparan pepohonan dan bukit yang asri akan semakin melengkapi pemandangan, terutama saat kamu melihatnya dari dalam Cabin.

Menikmati panorama alam di Cabin pun makin mudah berkat teknologi Smart Window. Jadi, cukup dengan sekali tap di B-Pad, kamu bisa membuat jendela terlihat transparan untuk melihat pemandangan sekitar atau 100% gelap kapan pun kamu ingin privasi. 

Dengan B-Pad, kamu juga bisa mengatur warna Mood Lamp sesuka hati dan memutar suara menenangkan melalui fitur Sleep Meditation.

Untuk mengisi waktumu menginap di Bobocabin Toba, kamu dapat menghubungi Host dan mengikuti berbagai kegiatan wisata unik. 

Misalnya, Bobocabin Kaldera Toba menawarkan kesempatan menjelajahi indahnya Desa Sigapiton. Lalu, Bobocabin Patra Parapat sangat cocok buat kamu yang ingin ke Bukit Gantung, Ambarita, Tomok, atau sekadar mengelilingi Parapat naik perahu pribadi. 

Namun, kalau kamu ingin bersantai di area Bobocabin saja, jangan khawatir. Kamu bisa menyewa berbagai board games seru, DIY painting kit, hammock untuk bersantai (khusus di Bobocabin Patra Parapat), mini projector buat menonton film favorit (khusus di Bobocabin Kaldera Toba), atau bermain kembang api mini melalui Host.

Siap liburan ke Sumatera Utara? Yuk, rencanakan kegiatanmu dan jangan lupa reservasi Bobocabin Toba melalui aplikasi Bobobox biar lebih untung pakai promo!

 

Foto utama oleh: Leo Sagala via Unsplash

Bobocabin Bobobox

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles