Megingat betapa meriahnya bulan Ramadan, sebagian besar orang mungkin lebih mengenal puasa sebagai tradisi umat Muslim. Namun, berbagai agama lain sebenarnya memiliki tradisi serupa, tentu dengan tata cara dan ketentuannya masing-masing. Apa saja tradisi puasa di berbagai agama itu? Yuk, simak lebih lanjut di bawah ini!
Tradisi Puasa di Berbagai Agama – Lent
Salah satu tradisi berpuasa di berbagai agama yang cukup populer berasal dari agama Kristen. Tradisi tersebut bernama puasa pra-Paskah atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama Lent.
Lent sendiri merupakan ibadah puasa pra-paskah dan pantang yang berlangsung selama 40 hari sebelum Paskah. Ibadah tersebut bermula sejak Rabu Abu dan berakhir pada Kamis Putih atau Minggu Palma, tergantung pada kepercayaan masing-masing.
Selama periode Lent, umat Kristen, khususnya Katolik, hanya boleh makan kenyang sekali sehari. Untuk waktunya, mereka bisa memilih sendiri antara makan pagi, siang atau malam. Ibadah ini berlaku bagi mereka yang berusia 18-60 tahun.
Sementara itu, berpantang mengikat mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Saat berpantang, umat Kristen wajib berpantang selama tujuh hari, yaitu di hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat hingga Jumat Agung. Saat berpantang, mereka dianjurkan memilih makanan/minuman kesukaan, misalnya daging, cokelat, gula, atau kopi.
Melansir USA Today, seorang asisten pendeta gereja Alfred Street Baptist, Alexandria, AS, Reverend Marc Lavarin mengungkapkan bahwa puasa tak hanya soal makanan. Karena itu, sejumlah orang bahkan berpuasa dari media sosial dan televisi. Lavarin juga mengatakan bahwa Paskah adalah puncak dari Lent sehingga usai Paskah, mereka biasanya akan kembali kepada kebiasaan sebelumnya.
Baca Juga: Sambut Paskah Dengan 7 Tradisi Unik Perayaan Paskah Di Dunia Berikut Ini, Meriah Loh!
Tradisi Puasa di Berbagai Agama – Yom Kippur
Tradisi puasa di berbagai agama berikutnya adalah Yom Kippur (Day of Atonement atau Hari Bertaubat). Yom Kippur ini merupakan salah satu dari ibadah puasa umat Yahudi.
Tradisi puasa satu ini dianggap sebagai hari paling kudus di antara hari-hari lain dalam kalender Yahudi dan menjadi momen untuk meminta pengampunan. Pelaksanaannya sendiri berlangsung delapan hari setelah Rosh Hashanah dan berlaku bagi pria dan wanita serta anak laki-laki berusia 13 ke atas dan anak perempuan berusia 12 tahun ke atas.
Saat Yom Kippur tiba, orang Yahudi akan menjalani puasa atau tidak makan dan minum selama 25 jam. Tak hanya menahan haus dan lapar, mereka juga harus menahan diri dari melakukan hubungan intim, bekerja, mandi, serta menggunakan sepatu kulit dan losion.
Puasa tersebut dimulai sejak matahari terbenam di hari sebelum Yom Kippur lalu berakhir di malam berikutnya (malam Yom Kippur). Umat yang menjalani puasa ini biasanya akan menghabiskan waktu mereka berdoa di dalam sinagoge sebab ibadah ini menjadi momen untuk menyesali kesalahan dan meminta ampunan pada Tuhan. Setelah Yom Kippur usai, orang-orang akan melakukan perayaan kemudian kembali pada kebiasaan makan mereka.
Tradisi Puasa di Berbagai Agama – Uposatha
Dalam agama Buddha, hari Uposatha menjadi hari untuk melakukan pengamatan dan pelatihan delapan aturan moralitas. Salah satunya adalah dengan berpuasa. Ketika berpuasa, umat Buddha biasanya tidak makan tetapi masih boleh minum, namun tidak diperbolehkan meminum minuman fermentasi (beralkohol).
Tanggal pelaksanaannya tergantung pada aliran Buddha yang mereka ikuti. Namun, penentuannya tetap menggunakan perhitungan kalender Buddha, biasanya mulai dari tanggal 2-6 setiap bulannya berdasarkan kalender tersebut.
Selain berpuasa, aturan moralitas lainnya dalam Uposatha meliputi larangan untuk tidak:
- Melakukan kejahatan (pembunuhan, mencuri, dan berbohong)
- Melakukan hubungan seksual
- Menonton hiburan seperti tarian, nyanyian, permainan musik, pertunjukan dan sebagainya
- Memakai kosmetik, parfum, bunga, dan perhiasan yang mempercantik diri
- Menggunakan tempat duduk atau tempat tidur mewah
Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan dan membebaskan pikiran dari hal-hal kotor. Dengan mengikuti aturannya, mereka bisa mendapatkan berkat spiritual serta ketenangan batin dan kebahagiaan.
Tradisi Puasa di Berbagai Agama – Upawasa
Upawasa merupakan salah satu tradisi puasa di berbagai agama yang populer di kalangan umat Hindu. Ibadah satu ini terdiri dari dua jenis, yaitu wajib dan tidak wajib.
Kategori puasa wajib meliputi puasa Siwaratri, Nyepi, purnama dan tilem, dan Parasara Dharmasastra. Saat menjalani puasa Siwaratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Puasa wajib ini berlangsung setiap panglong ping 14 Tilem kapitu atau Prawaning Tilem Kapitu.
Baca Juga: Selamat Hari Raya Nyepi! Pelajari Makna, Budaya Dan Tradisi Perayaan Nyepi Berikut Ini!
Sama halnya seperti Siwaratri, umat Hindu juga tidak makan dan minum apapun. Hanya saja, puasa berlangsung mulai dari fajar hingga fajar keesokan harinya.
Selanjutnya, pelaksanaan puasa purnama dan tilem serupa dengan puasa Nyepi, yaitu tidak makan dan minum dar fajar ke fajar. Sementara itu, Parasara Dharmasastra biasanya berlangsung selama tiga hari. Puasa ini merupakan puasa untuk menebus dosa yang pelaksanaannya terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu minum air hangat saja, susu hangat saja, dan mentega saja tanpa makan dan minum.
Tradisi Puasa di Berbagai Agama – Bahai
Agama Bahai mungkin tidak setenar Islam, Kristen, Buddha dan Hindu. Namun, agama satu ini juga memiliki tradisi puasa setiap tahunnya. Sebagai informasi, Bahai merupakan agama yang berasal dar Persia (sekarang Iran) yang memiliki arti penganut ajaran kemuliaan. Agama satu ini mengajarkan tentang pentingnya semua agama dan signifikansi persatuan dan kesetaraan dalam segala bentuk.
Kalender Bahai terdiri dari 19 bulan dengan dengan hitungan 19 hari per bulannya. Dengan begitu, total dalam satu tahun adalah 361 hari. Untuk menyesuaikan dengan kalender Masehi, mereka juga memiliki beberapa hari kabisat antara bulan 18 dan 19.
Periode puasa umat Bahai berlangsung selama 19 hari setiap tahunnya di bulan Ala, yaitu bulan bulan terakhir dalam kalender Bahai. Dengan kata lain, setelah berpuasa, mereka akan langsung menyambut tahun baru Bahai yang disebut Naw-Ruz.
Baca Juga: Simak Tradisi-Tradisi Unik Bulan Ramadan Dari Seluruh Penjuru Dunia
Dalam kalender Masehi, periode itu biasanya berlangsung antara tanggal 2 sampai 20 Maret sejak matahari terbit hingga terbenam. Puasa ini sendiri membolehkan wanita hamil atau menyusui, anak-anak, lansia, orang sakit dan mereka yang tengah bepergian atau yang terlibat pekerjaan berat untuk tidak berpuasa.
Tradisi ini mereka lakukan dengan tujuan untuk bisa berfokus pada cTradisi Puasa di Berbagai Agamainta kasih kepada Tuhan dan kesejahteraan rohani mereka. Selain itu, puasa tersebut juga menjadi periode persiapan spiritual dan regenerasi untuk menghadapi tahun baru.
Puasa sambil staycation di Bobobox? Kenapa nggak! Kamu bisa ngabuburit di sekitar lokasi Bobobox yang strategis lalu lanjut buka puasa bareng di communal area. Bingung mau buka puasa sama apa?
Nggak usah khawatir, Bobobox sudah menyiapkan takjil gratis untuk seluruh tamu di Bobobox. Hal ini juga berlaku buat para guest di Bobocabin. Bukan cuma itu, Bob juga punya promo 10% untuk makanan cepat saji lho! Tunggu apa lagi? Yuk segera unduh aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!