kegiatan nyepi

Berbagai Kegiatan Nyepi yang Dilakukan Umat Hindu di Bali

Mengenal Hari Raya Nyepi

Nyepi di Bali merupakan hari penting nan suci, sumber air suci bagi umat Hindu, terutama bagi mereka yang berdomisili di Bali.

Saat hari ini tiba, umat Hindu Bali akan berdiam diri di rumah masing-masing untuk menyepi selama 24 jam penuh, mulai dari pukul 06.00 pagi hingga jam yang sama keesokan harinya.

Suasana khidmat dan tenang pun akan kamu rasakan jika kamu kebetulan tengah berlibur di hari tersebut.

Sebab, kegiatan Nyepi ini juga berlaku bagi warga Bali non-Hindu serta wisatawan yang tengah berkunjung.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Nyepi bukanlah sekadar menyepi saja.

Perayaan Tahun Baru Saka ini sebenarnya terdiri dari serangkaian upacara yang sudah berlangsung sebelum hari raya Nyepi dan juga setelahnya.

Apa saja sih, kegiatan Nyepi itu? Yuk, simak informasinya berikut ini!

5 Kegiatan Nyepi dan Maknanya

Perayaan Nyepi sudah dilaksanakan sejak tahun 78 Masehi dengan menggunakan sistem penanggalan Saka.

Di saat nyepi tahun baru Saka, umat Hindu akan berdiam diri di rumah untuk menyepi sehingga bisa fokus beribadah dan meninggalkan segala hal berbau duniawi.

Dengan kata lain, kegiatan Nyepi bukanlah sekadar berdiam diri di rumah. Perayaan ini memiliki makna relevan yang tercermin dalam rangkaian kegiatan Nyepi, baik sebelum maupun sesudahnya.

Namun, sederhananya, perayaan Nyepi ini memiliki makna sebagai hari penyucian diri manusia dan alam.

Melalui kegiatan Nyepi, umat Hindu bisa menyucikan diri dari kesalahan sehingga bisa menemukan kembali kedamaian dalam diri dan melepaskan diri dari segala keserakahan.

Hari suci ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan keharmonisan alam yang senantiasa memberikan manfaat pada kehidupan manusia.

Baca Juga: Ternyata, Ini 7 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Bali Jadi Surga Dunia!

1. Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan rangkaian perayaan hari raya nyepi

Sumber: @yogabreezebali via Instagram

Upacara Melasti termasuk salah satu rangkaian kegiatan Nyepi. Upacara ini biasanya berlangsung tiga atau empat hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Ritual ini memiliki makna membersihkan Bhuana Alit (kekuatan di dalam diri manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).

Dengan kata lain, upacara Melasti ini merupakan upacara penyucian diri dalam menyambut Hari Raya Nyepi.

Dalam upacara ini, umat Hindu akan melakukan persembahyangan di laut, danau atau sungai.

Tujuannya adalah menyucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu, menyucikan Pulau Dewata, dan membuang ‘kotoran’ diri dan alam dengan menggunakan air kehidupan.

Sebagai informasi, kepercayaan Hindu menganggap sumber air—seperti laut, danau, dan sungai—sebagai air kehidupan atau tirta amerta, yang dapat menyucikan berbagai kotoran dalam diri manusia dan alam.

Selain menyucikan diri, upacara Melasti juga menjadi pembersih dan penyucian benda-benda sakral dari pura, seperti pralingga atau pratima Ida Bahatara, arca, dan sebagainya.

Umat Hindu yang melaksanakan upacara ini akan mengarak benda-benda tersebut mengelilingi desa menuju pantai terdekat.

Saat melakukan kegiatan Nyepi satu ini, mereka biasanya mengenakan pakaian putih. Karena diselenggarakan di setiap desa, jangan heran jika kamu akan sering melihat pemandangan tersebut menjelang hari raya Nyepi.

Baca juga: Upacara Melasti: Asal-Usul dan Maknanya

2. Tawur Agung Kesanga

Tawur Agung Kesanga

Sumber: @nyomanmiyoga via Instagram

Kegiatan Nyepi berikutnya adalah upacara Tawur Agung Kesanga yang juga dikenal dengan sebutan Tilem Sasih Kesanga, yaitu penyucian para Dewata.

Tawur Kesanga ini termasuk upacara Butha Yadnya yang dilangsungkan di tengah hari sehari sebelum hari raya Nyepi. Tujuannya adalah untuk menjaga kesejahteraan dan keselarasan alam.

Upacara Tawur Agung Kesanga ini memiliki makna pembersihan Jagad Bhuana Alit dan Bhuana Agung berdasarkan konsep Tri Hita Karana.

Konsep ini berkaitan dengan konsep menyelaraskan hubungan tiga elemen penting, yaitu manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia.

Secara filosofis, Tawur Kesanga ini menjadi pengingat bagi manusia akan posisi dan jati dirinya, agar selalu dapat menjaga keseimbangan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.

Kata Tawur sendiri memiliki arti membayar atau mengembalikan. Seperti yang kamu tahu, manusia telah banyak mengambil dari alam untuk bertahan hidup.

Karena itu, manusia pun harus mengimbanginya dengan memberi atau mengembalikan sari-sari alam yang telah mereka gunakan.

Melalui upacara Tawur Kesanga lah umat Hindu melakukannya dengan memberikan persembahan kepada para Butha. Dengan begitu, para Butha tidak akan mengganggu manusia sehingga hidup pun menjadi harmonis.

Sebagai bentuk persembahan, umat Hindu biasanya menyiapkan berbagai sesajen atau caru di rumah masing-masing.

Baca Juga: Selamat Hari Raya Nyepi! Pelajari Makna, Budaya dan Tradisi Perayaan Nyepi Berikut Ini!

3. Upacara Pangerupukan

Upacara Pangerupukan

Sumber: denpasartourism.com

Setelah Tawur Kesanga, kegiatan Nyepi berlanjut di malam harinya dengan upacara Pangerupukan.

Dalam upacara ini, umat Hindu akan menebar nasi tawur di sekeliling rumah sambil memukul kentongan sampai gaduh. Tujuannya adalah untuk mengusir Butha Kala yang ada di sekitarnya.

Pada pelaksanaannya, Pangrepukan juga melibatkan banyak ogoh-ogoh yang turun ke jalan. Ukuran ogoh-ogoh ini biasanya cukup besar dengan wujud menakutkan.

Ogoh-ogoh sendiri merupakan karya seni patung berwujud Bhuta Kala yang merupakan gambaran sifat buruk yang ada di dunia.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ogoh-ogoh kini mulai memakai mesin sehingga badannya bisa digerakkan.

Keberadaan ogoh-ogoh ini menjadi lambang elemen buruk yang harus dihancurkan sehingga bisa membawa kembali kebaikan untuk lingkungan.

Penduduk akan mengarak ogoh-ogoh mengelilingi desa sambill membawa obor dengan iringan gamelan beleganjur.

Bobocabin Bobobox

4. Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi

Sumber: @tribunbali via Instagram

Puncak dari rangkaian kegiatan Nyepi ini adalah Hari Raya Nyepi itu sendiri.

Dalam pelaksanaannya, umat Hindu tidak beraktivitas seperti biasa dan akan berdiam diri di rumah selama 24 jam sejak pukul 06.00 WITA hingga 06.00 WITA keesokan harinya.

Makna dari perayaan Nyepi ini sendiri adalah untuk meninggalkan aktivitas duniawi di dalam kesunyian. Tujuannya adalah menemukan jati diri demi mendapatkan keseimbangan diri dan alam semesta.

Saat Nyepi, umat Hindu umumnya melakukan tapa, brata, yoga dan semadhi sesuai dengan aturan Cata Brata Penyepian. Aturan tersebut Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelanguan dan Amati Lelungan.

Dalam bahasa Bali, geni berarti api. Namun, secara filosofis Amati Geni ini berarti pengendalian diri dan hawa nafsu.

Oleh karena itu, aturan ini mencakup larangan untuk tidak menyalakan api, lampu dan alat elektronik lainnya, tidak memasak dan tidak mengumbar hawa nafsu, misalnya menunjukkan amarah.

Karya memiliki arti pekerjaan dan dengan demikian Amati Karya mengacu pada larangan beraktivitas fisik, termasuk bekerja dan berhubungan intim.

Sebagai gantinya, umat Hindu akan fokus melakukan penyucian rohani dengan membaca kitab suci dan susastra Hindu lainnya.

Lelanguan bermakna hiburan sementara Amati Lelanguan memiliki arti untuk tidak bersenang-senang, misalnya menonton, pergi ke tempat rekreasi, dan sebagainya. Aturan satu ini juga dibarengi dengan kegiatan berpuasa, alias tidak makan dan minum.  

Sementara itu, lelungan berarti pergi dalam Bahasa Bali. Dengan kata lain, umat Hindu harus mematuhi Amati Lelungan dengan tidak bepergian ke manapun agar tetap mawas diri dalam melakukan pemusatan pikiran kepada Tuhan di rumah masing-masing.

Baca Juga: Unik! Begini Cara Negara-Negara Ini Merayakan Hari Ibu 

5. Ngembak Geni

Ngembak Geni

Sumber: balipustakanews.com

Keesokan harinya setelah hari raya Nyepi, umat Hindu menutup rangkaian kegiatan Nyepi dengan Ngembak Geni, yang menjadi penanda berakhirnya Catur Brata Penyepian.

Dalam acara Ngembak Geni, umat Hindu akan melakukan Dharma Santi (silaturahmi) dari siang hingga sore dengan mengunjungi keluarga, kerabat dan teman dekat.

Tujuannya adalah mesima karma alias saling bermaafan atas segala kesalahan dan kekhilafan yang mungkin pernah terjadi sebelumnya. Penutup kegiatan Nyepi ini menjadi penanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.

Dalam pelaksanaannya, Ngembak Geni kerap dibarengi dengan tradisi omed-omedan, yaitu festival saling mencium untuk mempererat kekakraban antar umat Hindu.

Baca Juga: Berpetualang Melewati Lorong Waktu! Desa Tradisional Tenganan Pegringsingan Bali yang Menawan

Menginap di Tengah Alam Bersama Bobocabin

Menginap di Tengah Alam Bersama Bobocabin

Sumber: @bobocabin via Instagram

Ingin melengkapi liburan Nyepi kamu di Bali? Kunjungi kawasan Kintamani yang terkenal sejuk dan memukau. Urusan akomodasi, serahkan saja pada Bobocabin Kintamani.

Berdiri di tengah hijaunya pepohonan dan perbukitan yang menyejukkan mata, Bobocabin akan menyempurnakan pengalaman menginap kamu di tengah khidmatnya perayaan Nyepi.

Dapatkan suasana sejuk menyegarkan, langit bertabur bintang, dan kenyamanan serta ketenangan menginap di Hari Raya Nyepi dengan harga terjangkau dan terbaik.

Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, klik di sini.

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles