Kepopuleran sebuah film horor tidak jarang membuat penonton penasaran dengan lokasi menyeramkan tempat film itu dibuat. Karena itu, tidak sedikit pecinta film horor yang mulai mencari tahu hingga akhirnya bisa datang berkunjung ke lokasi tersebut. Ada yang sekadar foto-foto, namun ada juga yang ingin memuaskan rasa ingin tahu mereka tentang suasana angker dan cerita mistis di balik lokasi tersebut.
Jika kamu termasuk pecinta wisata horor, berikut adalah tujuh spot wisata bekas shooting film yang bisa kamu kunjungi.
TPU Jeruk Purut
TPU Jeruk Perut di Jakarta Selatan sangat identik dengan kisah hantu pastor berkepala buntung, lama tersohor sebagai lokasi angker yang bahkan sebelum dibuatkan filmnya. Kisah horor ini bermula di tahun 1986 setelah seorang penjaga makam mengaku melihat hantu berpakaian menyerupai pastor sambil yang menenteng kepalanya sendiri dengan ditemani oleh seekor anjing hitam.
Kesaksian penjaga makam itu tidak lama menyebar lalu semakin dikenal banyak orang melalui film “Hantu Jeruk Purut” (2006). Asal usulnya sendiri masih simpang siur. Namun, masyarakat meyakini bahwa hantu itu adalah pastor yang kepalanya dipenggal.
Menurut warga, hantu gentayangan ini tengah mencari makamnya yang hilang, namun salah tempat karenha unit Kristen berada di TPU Tanah Kusir. Tak hanya hantu pastor, Jeruk Purut juga memiliki pohon kembar yang menjadi tempat bersemayam sepasang hantu kuntilanak. Jika tertarik berwisata ke lokasi bekas shooting ini, sebaiknya kamu minta didampingi oleh Pak O’ok yang merupakan juru kunci pemakaman tersebut.
Baca Juga: Berani Berkunjung? Ini Dia Tempat-Tempat Angker Di Jakarta!
Yogya Plaza Klender
Yogya Plaza Klender atau kini Cityplaza Klender merupakan saksi bisu kelamnya kerusuhan Mei 1998. Kala itu, sekelompok orang tak dikenal memprovokasi warga segala usia untuk menjarah Yogya Plaza. Naas, tak lama lantai satu mall dibakar oleh kelompok tersebut dengan pintu yang digembok dari luar sehingga 488 penjarah pun meninggal.
Semenjak saat itu, mall pun terbengkalai dengan nuansa angker yang begitu kental apalagi di atas jam 22.00. Banyak cerita mistis yang berseliweran, mulai dari terdengarnya suara jeritan dan tangisan, terciumnya aroma daging terbakar dan bau anyir, penampakan sosok yang berjalan dengan badan melepuh atau tubuh tidak lengkap, hingga lift berbau darah.
Meski kini sudah direnovasi, hawa menyeramkan masih menguar dari Cityplaza Klender. Para pekerja bahkan mengaku melihat penampakan wanita atau anak kecil berpakaian compang-camping dengan wajah melepuh walaupun di siang hari. Keangkerannya kemudian diangkat menjadi film berjudul “Mall Klender” (2014) oleh Hitmaker Studio Bersama Soraya Intercine Films.
Rumah Pengabdi Setan
Lokasi bekas shooting film “Pengabdi Setan” (2017) garapan Joko Anwar bisa kamu jumpai di kawasan PTPN VIII, Kampung Kertamanah, Pangalengan. Uniknya, ada dua rumah yang digunakan untuk keperluan shooting. Pertama adalah bangunan tampak depan yang bisa kamu gunakan untuk latar foto, namun tidak bisa kamu masuki sebab masih ada penghuninya.
Sementara itu, rumah tampak dalam berlokasi 100 meter dari yang pertama. Rumah tersebut dulunya merupakan rumah dinas kepala bagian perkebunan. Karena kini kondisinya kosong, kamu masuki dengan tiket masuk Rp10.000.
Meski baru terkenal belakangan ini, Rumah Pengabdi Setan juga tak kalah angker. Menurut penuturan warga, mereka kerap melihat penampakan hantu meener serta anak-anak kecil Belanda, baik di siang maupun malam hari. Selain itu, suasana di dalamnya memang cukup menyeramkan sebab ada penambahan properti hantu ‘jadi-jadian’, seperti sosok bergaun putih di ranjang.
Baca Juga: Uji Nyalimu Dengan Kunjungi Tempat-Tempat Angker Di Bogor Berikut Ini!
Stasiun Kaliwedi
Stasiun Kaliwedi di Cirebon pernah menjadi lokasi shooting film horor “Ratu Ilmu Hitam” (2019). Tempat satu ini memang memiliki aura yang cukup angker terlebih karena stasiunnya sudah terbengkalai dan berhenti beroperasi pada 2007 lalu. Meski begitu, rel kereta api di depan stasiun masih berfungsi dan mungkin saja kamu lewati jika bepergian dengan kereta api.
Saat masih berfungsi, Kaliwedi tidak memiliki pintu perlintasan hingga kerap menimbulkan korban jiawa. Karena itu, tak heran jika warga sekitar menanggapnya sebagai tempat angker. Salah satunya adalah karena keberadaan ‘kentrung budeg’ yang kerap membuat orang yang hendak melintasi rel kereta kerap tidak mendengar suara peringatan kereta yang lewat. Selain itu, ada juga penampakan hantu perempuan merah tinggi yang menyeramkan.
Hutan Wanagama
Hutan Wanagama merupakan salah satu lokasi bekas shooting film KKN Desa Penari yang beberapa bulan lalu tayang di bioskop. Berlokasi di Gunungkidul, Wanagama ini merupakan kawasan hutan di bawah pengelolaan Fakultas Kehutanan UGM. Sebelum menjadi lokasi shooting, hutan satu ini tekenal sebagai lokasi kegiatan alam, seperti ospek, outbound, dan lainnya.
Sejumlah orang yang pernah bertugas atau berkunjung ke Wanagama, termasuk para kru dan pemain KKN, mengaku merasakan keangkeran dari tempat tersebut. Di antaranya adalah gangguan berupa penampakan bayangan hitam dan putih serta suara tawa, langkah kaki hingga erangan.
Baca Juga: Uji Nyalimu Dengan Berkunjung Ke Destinasi Wisata Angker Di Bali Berikut Ini!
Lawang Sewu
Sebelum menjadi lokasi shooting film “Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak” (2007), Lawang Sewu memang sudah terkenal sebagai tempat angker. Lawang Sewu sendiri merupakan bangunan bekas peninggalan Belanda yang berdiri sejak 1904. Mulai tahun 1942, pemerintah Jepang mengambil alih Lawang Sewu dan menjadikan ruang bawah tanahnya sebagai penjara bagi pasukan Indonesia dan Belanda.
Ruangan tersebut kemudian menimbulkan korban jiwa, terutama karena terlalu sempit dengan jumlah tawanan yang banyak. Semenjak saat itu, keangkeran pun dimulai. Sebagian orang mengaku pernah mencium aroma busuk, penampakan hantu wanita berambut panjang, sosok bayangan bermata hijau.
Selain ruang bawah tanah, Lawang Sewu juga memiliki spot angker lain, yaitu ruang penyiksaan di lantai 3. Konon, tantara Jepang kerap menghabisi tawanannya di ruangan tersebut. Karena itu, kerap terdengar suara jeritan dari ruangan itu di malam hari.
Pulau Satonda
Nusa Tenggara Barat memiliki sebuah pulau cantik bernama Pulau Satonda yang pernah menjadi lokasi shooting film “Jailangkung” pada 2017 lalu. Pulau satu ini terbentuk dari letusan gunung berapi di dasar laut jutaan tahun lalu. Selain menawarkan pesona alam yang indah, pulau ini terkenal dengan danau air asin yang kadar keasinannya dua kali lebih asin dari air laut.
Berbeda dengan lokasi shooting sebelumnya, keseraman Pulau Satonda terletak pada mitosnya. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Pulau Satonda adalah pulau terkutuk atau terlarang sehingga siapapun tidak boleh mendiaminya.
Hal ini berkaitan dengan cerita pengasingan Putri Dae Minga. Parasnya yang cantik menimbulkan pertikaian di antara berbagai kerajaan hingga Raja pun memutuskan untuk mengasingkan putrinya ke Pulau Satonda.
Nahas, sang putri justru mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri di Danau Satonda. Sebelum tenggelam, ia mengucapkan sumpah yang berbunyi, “’Tidak ada wanita yang bisa mendapatkan anggun dan cantik di dalam satu waktu. Jika ia anggun, maka ia tidak cantik. Jika ia cantik, maka ia tidak anggun.”
Dengan kutukan itu, ia berharap agar tidak ada wanita yang bernasib sama seperti dirinya. Meski tidak berpenghuni, Pulau Satonda memiliki sejumlah penginapan di tepi pantai untuk para wisatawan yang ingin bermalam. Karena itu, benar atau tidaknya mitos tersebut masih menjadi misteri.
Pasti Nyaman di Bobobox!
Mau menginap di hotel tapi takut tempatnya horor? Ke Bobobox aja yuk! Dengan desain yang futuristik dan sederhana, hotel kapsul satu ini jauh banget dari kesan angker. Selain itu, Bobobox juga menawarkan berbagai fasilitas menarik dan canggih sehingga pengalaman menginap kamu terasa menyenangkan dan jauh dari kata seram.
Ada keyless access, Wi-Fi kencang di seluruh area Bobobox, Bluetooth speaker, moodlamp untuk pengaturan kecerahan dan warna cahaya dalam pod, dan masih banyak lagi. Yuk, langsung unduh saja aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Header image: Rythik via Unsplash