Bermain ke suatu daerah tidak akan lengkap tanpa membawa buah tangan khas daerah tersebut, termasuk di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Kawasan dekat wisata Baturraden ini sudah pasti menawarkan beragam oleh-oleh khas yang wajib masuk daftar belanjaan. Apa saja oleh-oleh Purwokerto yang bisa kamu bawa pulang? Berikut ini tujuh di antaranya.
Getuk Goreng
Getuk goreng merupakan salah satu oleh-oleh wajib yang mudah kamu jumpai di kawasan Purwokerto. Deretan tokonya terutama banyak bertebaran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Sokaraja yang menjadi sentra produksinya.
Memiliki cita rasa manis gurih, oleh-oleh Purwokerto ini terbuat dari campuran singkong dan gula Jawa. Penjual terlebih dulu merebus singkong lalu menumbuk dan memberinya tambahan gula Jawa.
Setelah tercampur, penjual akan membentuk adonan getuk menjadi bulat-bulat lalu menggorengnya. Setelah matang, getuk masuk ke dalam kemasan besek atau anyaman bambu.
Penemuan getuk goreng sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. Pada tahun 1918, ada seorang pria penjual nasi rames keliling bernama Sanpringad yang juga menjual getuk basah.
Sayangnya, getuk tersebut tidak laku terjual. Alhasil, Sanpringad menggoreng getuk tersebut agar tidak basi. Setelah menjualnya kembali, rupanya banyak orang menggemari oleh-oleh Purwokerto ini.
Kini, getuk goreng bukan lagi makanan tidak laku. Getuk goreng justru menjadi salah satu penganan favorit yang menjadi incaran para wisatana.
Karena banyaknya penggemar, oleh-oleh Purwokerto ini pun telah banyak berinovasi. Selain rasa autentik gula Jawa, getuk goreng juga hadir dalam berapa varian rasa lain, seperti cokelat, durian, nanas, dan nangka.
Baca Juga: Mistis dan Penuh Misteri, 5 Destinasi Wisata Purwokerto Ini Dikenal Misterius!
Tempe Mendoan
Meski bisa kamu jumpai di berbagai tempat di Indonesia, menikmati tempe mendoan langsung di Purwokerto tidak akan mengurangi kelezatannya. Oleh-oleh Purwokerto ini memang terkenal sebagai gorengan tradisional kawasan tersebut.
Seperti yang kamu tahu, bahan dan pembuatan tempe mendoan ini cukup sederhana. Penjual akan memasukkan irisan tempe tipis ke dalam adonan tepung lalu menggorengnya hingga setengah matang alias mendo (dalam bahasa Jawa).
Jika membeli langsung di Purwokerto, warna tempe mendoanya cenderung pucat, tidak kuning seperti di kota-kota lain, sebab adonan tempe mendoan Purwokerto memang tidak menambahkan pewarna seperti kunyit.
Kamu bisa meminta pada penjual untuk menggoreng setengah matang ataupun sampai kering. Selain itu, ada juga pilihan untuk membeli tempe mentah. Kamu bisa memilih sendiri tanggal matangnya sehingga tidak basi saat sampai rumah.
Jangan lupa membeli paket lengkap yang biasanya berisi tempe berbungkus daun, kecap (ada pilihan pedas), dan tepung. Kamu bisa menambahkan daun bawang sendiri di rumah agar semakin mantap.
Selain mendoan biasa, kamu juga akan menjumpai inovasi lain dari tempe mendoan, seperti mendoan jumbo dan mendoan kriuk.
Tempe mendoan kriuk sama-sama merupakan olahan tempe setengah matang. Namun, penjual biasanya menambahkan kremesan dari adonan tepung di atasnya.
Keripik Tempe
Selain tempe mendoan, Purwokerto juga memiliki oleh-oleh khas lain berbahan dasar tempe, yaitu keripik tempe. Sesuai namanya, oleh-oleh Purwokerto ini memiliki tekstur renyah dan garing tentu dengan rasa gurih yang nikmat.
Kawasan Purwokerto dan sekitarnya memang memiliki banyak sentra pengolahan tempe. Karena itu, jangan heran jika kamu menjumpai banyak toko yang menjual berbagai olahan tempe, termasuk keripik.
Pembuatannya tidak begitu berbeda dengan tempe mendoan, yaitu pencelupan ke dalam tepung dan penggorengan. Bedanya, irisan tempe kripik biasanya lebih tipis dari mendoan dan irisan tempe tersebut kemudian digoreng kering.
Kamu bisa menyantapnya sebagai lauk pengganti kerupuk atau sebagai camilan sambil minum teh atau kopi. Jika ingin yang fresh, sebaiknya kamu membeli kripik tempe yang baru saja digoreng.
Klanting
Satu lagi oleh-oleh Purwokerto yang tebruat dari singkong. Klanting bisa kamu jumpai di kawasan Sawangan, Jalan Pramuka, Jalan Situmpur, dan lainnya.
Berbeda dengan getuk goreng, klanting termasuk camilan gurih dan renyah. Camilan ini biasanya berbentuk lingkaran seperti anting atau juga menyerupai angka delapan.
Bahan dasar klanting adalah campuran parutan singkong halus dan tepung, serta bumbu bawang putih, ketumbar, dan garam.
Seperti getuk, klanting juga hadir dalam beragam varian rasa, mulai dari asin, pedas, keju hingga jagung manis. Selain menjadi camilan, oleh-oleh Purwokerto ini bisa kamu gunakan sebagai pelengkap saat menyantap bakso atau soto.
Di kawasan Purwokerto, warung-warung bakso dan soto biasanya selalu menyediakan camilan ini di dalam kemasan plastik kecil agar pembeli bisa melengkapi santapan mereka dengan tambahan klanting.
Nopia dan Mino
Nopia merupakan salah satu oleh-oleh Purwokerto yang tidak boleh kamu lewatkan. Camilan satu ini berbentuk seperti ular dengan kulit luar berwarna putih dan di dalamnya terdapat isian dari campuran tepung dan gula merah.
Bagian luarnya sendiri biasnaya terbuat dari campuran terigu, gula pasir, air dan minyak sayur. Adonan kemudian akan dipanggang di atas tungku khusus dari bahan tanah liat dengan menggunakan kayu bakar dari pelepah pohon kelapa.
Dulu, nopia hanya menawarkan dua jenis rasa, yaitu rasa manis gula merah dan rasa bawang goreng. Sementara itu, sekarang ini, kamu bisa memilih banyak varian rasa menarik, termasuk rasa cokelar, durian, stroberi, nagka, keju dan pandan.
Selain nopia, Purwokerto juga memiliki oleh-oleh bernama mino alias mini nopia. Sesuai namanya, mino ini merupakan versi kecil nopia.
Rasa mino sama seperti nopia biasa, juga sama-sama bulat dengan isian gula merah yang menempel di dinding dalam kulitnya. Camilan satu ini juga hadir dengan beragam varian rasa.
Baca Juga: Menginap di Bobocabin Baturraden? Saatnya Cobain 7 Aktivitas-Aktivitas Seru Ini!
Kerajinan Batok Kelapa
Purwokerto juga terkenal sebagai salah satu wilayah usaha kerajinan batok kelapa. Oleh karena itu, tak lengkap rasanya berkunjung ke Purwokerto tanpa membawa pulang kerajinan tersebut.
Sesuai dengan namanya, pengrajin memanfaatkan limbah batok kelapa yang sudah tidak terpakai sebagai bahan dasarnya.
Dengan ide kreatif mereka, pengrajin mengubah limbah tersebut menjadi berbagai produk baru. Sebut saja mangkuk, gelas, asbak, tempat tisu, hiasan teko dan cangkir, lampu hias, dan lain sebagainya.
Produk-produk tersebut bisa kamu temukan dengan mudah di berbagai pusat oleh-oleh Purwokerto.
Sandal Bandol
Tidak jauh berbeda dengan kerajinan batok kelapa, sandal bandol juga termasuk oleh-oleh Purwokerto yang memanfaatkan limbah, yaitu limbah ban bekas motor atau mobil.
Nama bandol sendiri merupakan singkatan dari ban bodol yang dalam bahasa Banyumas berarti ban rusak atau ban bekas. Sentara produksinya bisa kamu jumpai di kawasan Banaran, Pasir Kidul, Purwokerto.
Sandal bandol ini biasanya berbentuk sandal jepit atau selop yang bisa kamu gunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Selain menjadi sandal, pengrajin juga bisa menyulap ban bekas menjadi tempat sampah, asbak, vas bunga, ayunan, karpet, dan aneka suvenir lainnya.
Lepas Penat di Bobocabin Baturraden!
Photo: Bobobox Internal Asset
Setelah seharian menjajal berbagai aktivitas seru di Purwokerto, Bobocabin Baturraden adalah pilihan sempurna untuk melepas lelah kamu.
Mengusung konsep futuristik lengkap dengan teknologi Internet of Things, Bobocabin siap menemani kamu merasakan kesejukan serta tenangnya alam perbukitan Baturraden dalam balutan teknologi canggih.
Kabin-kabin yang tersedia pun telah dilengkapi dengan fasilitas khas Bobocabin seperti Smart Window dan B-Pad.
Untuk masalah internet, kamu tidak perlu khawatir. Bobocabin tentunya sudah menyediakan Wi-Fi kencang untuk memperlancar semua kegiatan daring kamu.
Agar keseruan semain lengkap, Bobocabin juga dilengkap fasilitas campire & barbeque.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh dulu aplikasi Bobobox di sini!
Header photo: Tyo Satriany via Wikimedia Commons