Kereta merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat Indonesia baik untuk berlibur maupun pulang ke kampung halaman alias mudik. Selain harga terjangkau, kereta juga bisa menghindarkan kamu dari kemacetan panjang. Di sepanjang perjalanan pun, kamu bisa menikmati keindahan wilayah yang kamu lewati. Tak jarang, rute tertentu juga akan membawa kamu melewati jalur kereta api ekstrem.
Jika kamu sering bepergian dengan kereta, kamu mungkin menyadari bahwa Indonesia memang memiliki sejumlah jalur kereta api esktrem. Beberapa di antaranya masih aktif, namun ada juga yang sudah terbengkalai. Meski begitu, kehadirannya tetap saja kerap membuat orang-orang keheranan, kagum hingga merinding.
Ada di mana saja sih jalur kereta api ekstrem tersebut? Yuk simak lebih lanjut di bawah ini!
Jalur Kereta Api Esktrem Padalarang-Purwakarta, Jawa Barat
Pengguna kereta api rute Jakarta Bandung mungkin sudah tidak asing dengan terowongan Saksaat, terowongan aktif terpanjang di Indonesia sepanjang 950 meter. Selain itu, rute ini juga memiliki jalur kereta api ekstrem terutama karena adanya dua jembatan panjang berikut ini.
Jembatan Cikubang
Jembatan Cikubang menjadi penghubung antara Purwakarta dengan Padalarang, Bandung Barat. Jalur kereta api ekstrem ini merupakan salah satu warisan dari zaman penjajahan Belanda yang masuk dalam daerah operasi (Daop) 2 Bandung.
Dengan panjang 300 meter, jembatan yang membentang di atas Sungai Cikubang ini menjadi yang terpanjang di Pulau Jawa. Saat memasuki jembatan, kecepatan kereta biasanya melambat sehingga kamu bisa menyaksikan pemandangan hijau di kiri kanan serta sawah di bawahnya.
Sekitar 200 meter dari jembatan, kamu juga bisa melihat jembatan Tol Cipularang kilometer 109. Tak hanya bikin takjub karena bisa sambil menikmati pemandangan, hal ini juga sekaligus membuat kamu merinding sebab jarak jembatan dengan tanah cukup tinggi.
Untuk menikmati perjalanan melewati Jembatan Cikubang, kamu bisa menaiki kereta jarak jauh jurusan Jakarta-Bandung dan Jakarta-Purwokerto via Bandung atau kereta api lokal Purwakarta-Cibatu. Jembatan satu ini letaknya berada di antara Stasiun Sasaksaat dan Cilame.
Jembatan Cisomang
Selain Cikubang, Purwakarta-Padalarang juga memiliki jalur kereta api ekstrem lainnya, yaitu Jembatan Cisomang. Jembatan ini menjadi penghubung antara Stasiun Cikadongdong dan Cisomang.
Jika Cikubang menjadi yang terpanjang, maka lainnya halnya dengan Cisomang. Jembatan satu ini memiliki mendapat predikat jembatan tertinggi aktif di Indonesia. Dengan panjang 243 meter, jembatan ini berada di punggung bukit dengan ketinggian kurang lebih 100 meter.
Meski terdengar menyeramkan, hal ini justru menjadi kesempatan untuk menikmati pemandangan alam di kiri kanan kereta. Di samping jembatan ini, kamu juga akan menjumpai Jembatan Cisomang lama yang dibangun di masa kolonial Belanda. Tempat tersebut kerap menjadi tempat nongkrong atau objek foto masyarakat sekitar.
Cipatat-Tagog Apu
Cipatat-Tagog Apu sebenarnya merupakan jalur kereta api ekstrem non-gerigi yang sudah tidak beroperasi. Jalur tersebut menghubungkan dua stasiun dengan jarak 12 km. Di masa aktifnya, jalur satu ini kerap membuat penumpang deg-degan karena naik turunnya yang ekstrem. Tanjakannya bahkan mencapai 40 permil.
Karena konturnya tersebut, tidak sedikit lokomotif yang tidak kuat menanjak hingga berakhir mogok. Selain itu, di ujung jalur pendakian, kereta akan dihadapkan dengan tikungan tajam yang kian menambah angka mogok lokomotif di jalur ini.
Baca Juga: Berikut Ini 10 Stasiun Kereta Paling Angker Di Dunia
Ciawi-Cicalengka
Jalur Ciawi- Cicalengka dianggap jalur kereta api ekstrem terutama karena tanjakan dan turunannya. Hal ini bermula dari dari Statsiun Ciawi yang akan membawa kereta menanjak dengan ketinggian 25 meter per kilometernya (permil) hingga Stasiun Cipeundeuy.
Dari Cipeundeuy, kereta melewati turunan curam hingga Stasiun Cibatu. Selanjutnya, kereta kembali menanjak menuju stasiun aktif tertinggi di Indonesia, Stasiun Nagreg dengan ketinggian +848 m. Tidak lama, kereta kembali meluncur di turunan curam sampai Stasiun Cicalengka. Karena elevasinya tersebut, lintasan Nagreg pun kerap menjadi tempat uji coba lokomotif baru PT KAI.
Jambu-Bedono, Jawa Tengah
Jika kamu berkunjung ke Museum Ambarawa di Jawa Tengah, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati perjalanan dengan rute Jambu-Bedono. Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum sendiri menyimpan koleksi lengkap perkeretaapian di zaman Hindia Belanda hingga prakemerdekaan Indonesia, termasuk kereta uap dan diesel yang masih digunakan sebagai kereta wisata.
Salah satunya adalah untuk jalur Jambu-Bedono dengan rel bergeriginya. Sebagai informasi, rel bergerigi ini merupakan satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.
Jalur Jambu-Bedono ini terkenal sebagai salah satu jalur kereta api ekstrem di Indonesia terutama karena memiliki tanjakan dengan sudut elevasi yang besar. Maka dari itu, digunakanlah lokomotif uap dengan roda gigi yang berfungsi untuk mengait rel bergerigi di bawahnya agar kereta api dapat menanjak. Lokomotif juga perlu pindah ke belakang dengan posisi mendorong. Dengan begitu, kereta tidak akan mundur saat melewati tanjakan.
Jalur Kereta Api Ekstrem Pengok – Yogyakarta
Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa Yogyakarta memiliki sebuah jalur kereta api ekstrem di kawasan Pengok, tidak jauh dari Stasiun Lempuyungan. Jalur kereta ini melewati komplek perumahan penduduk hingga halaman depan rumah dengan jarak sekitar satu meter saja dari pintu tumah.
Meski ekstrem, jalur ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Kereta biasanya melaju dengan kecepatan 5-10 km/jam saja. Selain itu, jalur kereta api ekstrem ini juga bukan jalur umum. Kereta-kereta yang melewati jalur ini biasanya hendak menuju bengkel kerata api Balai Yasa Yogyakarta untuk perbaikan. Hal ini juga bukan rutinitas harian dan bukan sesuatu yang pasti. Kereta bisa saja lewat satu bulan sekali.
Baca Juga: Ingin Hunting Foto? Ini Dia 7 Stasiun Indonesia Paling Instagrammable Yang Bisa Kamu Coba!
Malang-Blitar
Perjalanan Malang-Blitar juga bisa bikin kamu merinding karena kehadiran jembatan ekstrem bernama Jembatan Lahor. Jembatan ini menghubungkan Kabupaten Blitar dan Malang dan kerap menjadi spot berburu foto kereta api.
Jalur ini juga memiliki elevasi yang hampir selalu naik turun antara 10-15 meter per kilometer panjang rel (permil). Selain itu, kamu juga akan melewati dua buah terowongan, yaitu Karangkates 1 dan 2 (Eka Bakti Karya dan Dwi Bakti Karya) dengan panjang masig-masing 850 dan 450 meter.
Rute tersebut berada dalam wilayah Daop 8 Surbaya dan merupakan bagian dari rute lintas pantai selatan Jawa. Karena itu, untuk menikmati jalur kereta api esktrem ini, kamu cukup memakai jasa kereta Gajayana, Bima dan kereta lain asal Surabaya dan Malang menuju Jakarta atau Bandung.
Lawang-Bangil
Berada dalam kawasan Daop 8 Surabaya, Lawang-Bangil menjadi jalur kereta api ekstrem sebab membuat kereta harus menanjak dengan kemiringan 15-25 derajat (permil) dalam jarak 31 km. Dengan kata lain, kereta akan menanjak setinggi 15-25 meter setiap 1 km.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata Ekstrem Di Dunia. Berani Kunjungi?
Dupak Magersari
Dupak Magersari, Surabaya merupakan pemukiman yang dilintasi oleh kereta api Stasiun Pasar Turi menuju Perak atau Gubeng dan Sidotopo. Kondisi jalur ini mungkin akan mengingatkanmu dengan jalur kereta api ekstrem yang ada di Thailand.
Pasalnya, selain bersebelahan dengan deretan rumah warga, sisi jalur kereta juga kerap dimanfaatkan sebagai pasar pagi dengan dagangan yang menempel di besi rel. Saat kereta hendak lewat, aktivitas berjualan akan berhenti sejenak lalu kembali berlanjut usai kerea melintas.
Indarung-Bukit Putus
Indarung-Bukit Putus merupakan jalur kereta api ekstrem yang membentang antara Statsiun Bukit Putus dan Indarung. Jalur yang ada di Sumatra Barat ini memiliki karakteristik mendaki sehingga menjadikannya jalur non-gerigi terekstrem yang masih aktif.
Setiap harinya, kereta PT Semen Padang melalui jalur ekstrem tersebut untuk mengangkut semen curah dan klinker dengan tujuan Teluk Bayur dan Indarung. Mulanya, kereta membutuhkan dua lokomotif untuk menarik 20 gerbong dan dua lokomotif pendorong. Namun, kereta kini hanya memerlukan dua lokomotif penarik saja dengan 24 gerbong.
Kabar baik! Tahun ini, pemerintah sudah membolehkan warganya untuk kembali mudik, tentu dengan persyaratan tertentu. Namun, bagi kamu yang masih belum bisa mudik karena satu dan lain hal, jangan khawatir. Rencanakan saja staycation di Bobobox untuk melepas penat kamu.
Dengan berbagai fasilitas menarik serta lokasinya yang strategis, pengalaman menginap kamu pasti jauh dari kata bosan. Kamu bisa menghabiskan waktu di dalam pod sambil membaca, menonton, mendengarkan musik hingga foto-foto cantik. Lokasinya yang strategis juga memudahkan kamu untuk menjelajahi tempat-tempat menarik di sekitar Bobobox. Kalau sudah yakin, unduh dulu yuk aplikasi Bobobox untuk reservasi dan informasi lebih lanjut!
Header image: @rifkyns via Unsplash