Nyepi merupakan momen penting bagi umat Hindu. Dalam menyambut hari suci ini, masyarakat biasanya melangsungkan sejumlah upacara atau ritual. Salah satunya adalah upacara Melasti, upacara penyucian yang dilakukan di sumber air kehidupan, seperti laut, danau atau sungai.
Lalu, apakah makna di balik Upacara Melasti ini? Bagaimana asal usul dan tata cara pelaksanaannya? Simak informasinya di bawah ini, yuk!
Apa itu Upacara Melasti?
Upacara Melasti merupakan salah satu dari rangkaian perayaan Nyepi yang berlangsung tiga atau empat hari sebelum hari raya Nyepi.
Upacara satu ini bisa diartikan sebagai ritual menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, air kehidupan (tirta amerta) mengacu pada sumber air seperti laut dan danau.
Sumber mata air sendiri memberi banyak manfaat kehidupan bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Hal ini diyakini dapat menyucikan diri secara lahir dan batin, serta alam dari kotoran di dalamnya.
Oleh karena itu, upacara Melasti biasanya dilangsungkan di dekat sumber air, seperti tepian laut atau danau.
Dalam upacara ini, umat Hindu akan datang secara berkelompok menuju sumber air. Rombongan tersebut umumnya berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, seperti desa atau banjar.
Tujuannya adalah untuk menyucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu, sehingga perbuatan buruk tersebut hanyut dan terbuang bersama air.
Baca Juga: Ternyata, Ini 7 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Bali Jadi Surga Dunia!
Asal Usul Upacara Melasti
Upacara Melasti merupakan bagian dari keberadaan Tahun Baru Saka dan menyambut hari raya Nyepi yang bermula di India.
Zaman dahulu kala, India kerap dilanda peperangan antarsuku. Namun, setelah Dinasti Kushana berkuasa, mereka akhirnya mampu membawa perdamaian di antara suku-suku tersebut.
Pada 78 Masehi, di bawah kepemimpinan Raja Kanishka dari dinasti tersebut, terciptalah sistem kalender Caka (Saka) sebagai kalender kerajaan.
Dengan sejarahnya tersebut, Nyepi pun tak hanya menjadi peringatan tahun baru, tetapi juga perayaan untuk perdamaian.
Melasti ini sebenarnya memiliki kesamaan dengan upacara Nagan Sankritan di India yang bertujuan untuk penyucian desa.
Makna dan Tujuan Pelaksanaan Melasti
Upacara Melasti memliki makna pembersih jagat raya yang meliputi diri sendiri (Bhuana Alit) dan alam semesta (Bhuana Agung).
Dengan kata lain, upacara ini menjadi ajang pembersihan alam semesta termasuk bumi dan seisinya.
Dalam upacara ini, umat Hindu juga turut membersihkan peralatan serta sarana dan prasana upacara, yang kemudian akan mereka gunakan untuk rangkaian kegiatan Nyepi berikutnya, yaitu Tawur Agung.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, melalui upacara Melasti, umat Hindu dapat memperoleh angemet tirta amerta (air suci atau sari kehidupan).
Upacara ini juga berfungsi untuk meleburkan segala “noda” pada pikiran, perkataan dan perbuatan. Selain itu, ritual menjelang hari raya Nyepi ini juga memiliki makna filosofis lainnya:
1. Pembersih Jagat Raya
Melasti berasal dari kata “mala” dan “asti atau “astiti”. “Mala” berarti kotoran, sedangkan “astiti” artinya mendoakan atau memuja.
Dari keduanya, Melasti bisa kamu artikan sebagai pembersihan segala kotoran dengan memuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa) beserta manifestasinya.
Oleh karena itu, dalam upacara ini, umat Hindu juga turut membersihkan peralatan upacara, seperti arca, pralingga atau pratima Ida Bahatara, pelinggih dan lainnya.
Benda-benda tersebut merupakan media untuk memusatkan pikiran dalam rangka memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Setelah dibersihkan, alat-alat itu akan mereka usung kembali menuju pura.
2. Kekuatan untuk Hari Raya Nyepi
Selain pembersih jagat raya, Upacara Melasti juga menjadi bentuk permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu mendapat kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
3. Menghanyutkan Penderitaan
Selain menghanyutkan kotoran alam, makna lain dari upacara Melasti adalah untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat.
Upacara pembersihan ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat secara ritual dan spiritual untuk menghilangkan beragam penyakit sosial, seperti wabah penyakit, permusuhan, keserakahan, dan lainnya.
4. Pengingat akan Kelestarian Lingkungan
Melalui upacara Melasti, umat Hindu juga diingatkan kembali untuk menghilangkan keserakahan yang kerap merusak lingkungan. Dengan begitu, kelestarian lingkungan dapat kembali terjaga.
Baca Juga: Unik! Begini Cara Negara-Negara Ini Merayakan Hari Ibu
Tata Cara Pelaksanaan Melasti
Dengan mengenakan pakaian putih, umat Hindu biasanya melakukan upacara Melasti secara berkelompok atau rombongan yang datang dari satu kesatuan wilayah yang sama.
Tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Alat dan Sajen
Hal pertama yang tidak boleh terlewatkan dalam Melasti adalah mempersiapkan alat dan sesajen. Setiap orang di dalam rombongan biasanya menyiapkan sesajen sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Selain itu, mereka juga akan membawa benda-benda sakral untuk ibdah, seperti arca, pralingga, dan pratima dari pura di wilayah masing-masing untuk mereka sucikan di air kehidupan.
2. Arak-Arakan
Setelah persiapan selesai, rombongan akan memulai ritual arak-arakan mengelilingi desa dengan membawa peralatan dan sesajen tersebut.
Saat melakukan arak-arakan, dilakukan pula penyucian kepada para peserta upacara Melasti dengan tetesan air oleh pimpinan adat.
3. Sembahyang
Kegiatan sembahyang menjadi inti dari pelaksanaan upacara Melasti.
Sebelum sembahyang, panitia setiap rombongan biasanya telah menyediakan sebuah meja atau panggung dengan posisi membelakangi laut atau danau.
Meja tersebut kemudian mereka gunakan untuk meletakan berbagai perangkat suci dari pura serta sesajen yang mereka bawa.
Sebelum sembahyang, peserta akan membasuh muka atau menyentuh air terlebih dulu dengan tujuan membuang karma buruk.
Selanjutnya, mereka akan duduk bersila menghadap jejeran perangkat ibadah dan sesajen sekaligus menghadap ke arah sumber air suci.
Pemangku (pemuka agama) setempat lalu memimpin jalannya upacara. Para pemangku kemudian berkeliling dan memercikkan air suci kepada seluruh masyarakat yang menjadi peserta upacara juga pada alat-alat peribadatan.
Selanjutnya, mereka akan menebarkan asap dupa sebagai wujud penyucian.
Para peserta kemudian melakukan ritual pesembahyangan. Para pemangku akan membagikan secangkir air suci untuk mereka minum.
Selain secangkir air, diberikan pula bijak (beras yang telah dibasahi dengan air suci) yang dibubuhkan pada dahi masing-masing orang.
Usai proses sembahyang, peserta kembali mengarak perangkat ibadah kembali ke pura untuk ritual lanjutan. Setelahnya, para peserta pun bisa pulang ke rumah masing-masing.
Untuk menjaga ketertiban, pelaksanaan upacara Melasti biasanya berbeda-beda setiap daerahnya (banjar atau desa). Dengan begitu, upacara bisa berlangsung optimal dan khidmat.
Maka dari itu, empat sampai dua hari menjelang Nyepi, Bali akan ramai dengan rombongan masyarakat berbaju putih yang silih berganti menuju pantai atau danau.
Untuk yang lokasinya jauh, masyarakat biasanya menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai area sumber air.
Menginap di tengah Alam Bersama Bobocabin
Sumber: @bobocabin via Instagram
Lengkapi liburan Nyepi di Bali di daerah Kintamani yang terkenal menyejukkan dan memukau. Urusan akomodasi, serahkan saja pada Bobocabin Kintamani.
Baca juga: Beristirahat di tengah Pesona Alam Indonesia
Terletak di tengah hijaunya pepohonan dan perbukitan yang menyejukkan mata, Bobocabin akan menyempurnakan pengalaman menginap kamu di tengah khidmatnya perayaan Nyepi.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh dulu aplikasinya di sini.
Foto utama oleh: kemenparekraf.go.id
