sejarah surakarta hadiningrat

Sejarah Surakarta Hadiningrat yang Perlu Kamu Ketahui

Keraton Surakarta adalah tempat wisata yang terkenal di Solo. Namun, sebelum menjadi tempat wisata, ada sejarah Surakarta yang perlu kamu ketahui.

Dimulainya sejarah Surakarta

Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri setelah konflik panjang yang terjadi di Kesultanan Mataram Islam. Pusat pemerintahan awal Kesultanan Mataram Islam terletak di Mentaok lalu setelah itu Kotagede, Yogyakarta.

Pada tahun 1645-1677, tepatnya pada masa Amangkurat I, pusat pemerintahan tersebut pindah ke Plered yang sekarang ada di Kabupaten Bantul.

Akan tetapi, setelah Plered dikuasai pemberontak dan dianggap tidak layak sebagai tempat pemerintahan, Amangkurat II mendirikan kerajaan baru di Wonokarto dan berganti nama menjadi Kartasura.

Keraton baru ini dibangun mulai tahun 1679 dan kemudian dikenal dengan nama Kasunanan Kartasura Hadiningrat. Kasunanan ini terus melahirkan penerus tahta hingga Pakubuwono II (1726-1749).

Di masa pemerintahan Pakubuwono II, yaitu sekitar tahun 1741-1742, terjadi peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Geger Pecinan. Peristiwa pembantaian orang-orang TIonghoa oleh Belanda ini berdampak pada hancurnya istana Kasunanan Kartasura Hadiningrat.

Oleh sebab itu, karena situasi yang tidak kondusif, Pakubuwono II memindahkan pusat pemerintahan ke Solo pada tahun 1744 yang dikenal juga dengan nama Surakarta. Dari sinilah sejarah Surakarta Hadiningrat dimulai.

Pada penghujung tahun 1749, Pakubuwono II terserang penyakit sehingga kedaulatan Kasunanan Surakarta Hadiningrat harus dialihkan ke VOC di bawah pimpinan Belanda. Sejak itu, Belanda memegang peran sebagai pemberi izin penobatan raja-raja keturunan Mataram.

Konflik dengan Mataram

Sebelumnya, Pangeran Mangkubumi yang merupakan saudara tiri Pakubuwono II menuntut tahta Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Akan tetapi, karena tidak ingin mengalihkan kekuasaan, Pakubuwono II justru menunjuk Raden Mas Suryadi, putranya, sebagai putra mahkota.

Pada tanggal 15 Desember 1749, sang putra mahkota dilantik oleh VOC yang diwakili oleh Baron von Hohendorff dengan gelar Sri Susuhunan Pakubuwono III sebelum sang ayah meninggal pada 20 Desember 1749 meneruskan sejarah Surakarta.

Tidak terima akan keputusan diangkatnya Raden Mas Suryadi, Pangeran Mangkubumi meninggalkan istana dan mendirikan pemerintahan sendiri di Yogyakarta untuk menandingi Kasunanan Surakarta. Kerajaannya terus berkembang apalagi setelah ia bergabung dengan Raden Mas Said.

Di sisi lain, Belanda mulai khawatir akibat meluasnya kekuasaan Pangeran Mangkubumi. Maka dari itu, Belanda mengajukan Perjanjian Giyanti yang dilakukan pada 13 Februari 1755.

Perjanjian ini berisi kesepakatan untuk membagi wilayah Mataram menjadi dua. Menurut sejarah Surakarta Hadiningrat akan berada di bawah pimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berada di bawah pimpinan Pangeran Mangkubumi.

Pangeran Mangkubumi yang kemudian digelari Sri Sultan Hamengkubuwono I berselisih dengan Raden Mas Said. Ia tidak menerima keputusan ini dan melawan Sri Sultan Hamengku Buwono sambil terus beroposisi dengan Pakubuwono III.

Resah dengan keadaan ini, Belanda kembali ikut campur. Nicholas Hartingh, pemimpin VOC di Semarang, meminta dengan segera supaya Pakubuwono III mengambil jalan damai. Kemudian lahirlah Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Perjanjian ini tidak menguntungkan sejarah Surakarta secara geografis.

Pergantian kekuasaan

Sejarah Surakarta mengalami babak baru saat penerus tahta Kasunanan Surakarta Hadiningrat berikutnya, Sri Susuhunan Pakubuwono IV menjabat. Ia adalah pemimpin yang sangat membenci penjajah. Karena ia berpaham kejawen, pejabat istana yang tidak sepaham dengannya kemudian disingkirkan.

Para pejabat istana yang tidak terima akan perlakuan Pakubuwono IV meminta bantuan VOC untuk melawan Pakubuwono IV.

VOC bekerjasama dengan Hamengkubuwono I dan Mangkunegara I untuk mengepung istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pengepungan ini dikenal dalam sejarah Surakarta sebagai Peristiwa Pakepung. Pada 26 November 1790, Pakubuwono IV kalah dan menyerahkan para penasehatnya untuk diasingkan oleh VOC.

Terlepas dari perjanjian yang menyatakan bahwa tidak boleh ada aksi saling serang oleh Hamengkubuwono I, Mangkunegara I, dan Pakubuwono IV, Pakubuwono IV masih berambisi untuk menyatukan wilayah Yogyakarta ke dalam satu pusat, membuat sejarah Surakarta Hadiningrat baru.

Pada tahun 1814, Pakubuwono IV bekerjasama dengan tentara Sepoy yang dibawa Inggris untuk melawan Inggris sekaligus menduduki Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pada saat itu, kesultanan berada di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono III. Aksi ini gagal namun Pakubuwono bisa lolos dari serangan Inggris menurut sejarah Surakarta.

Pakubuwono IV meninggal pada Oktober 1820 dan digantikan oleh Raden Mas Sugandi. Akan tetapi, usia pemerintahan Raden Mas Sugandi, yaitu Pakubuwono V di sejarah Surakarta hanya berlangsung selama 3 tahun. Ia wafat pada September 1823.

Kepemimpinan dilanjutkan kembali oleh putra mahkota, yaitu Raden Mas Sapardan yang naik dengan gelar Sri Susuhunan Pakubuwono VI sebagai penerus sejarah Surakarta.

Bekerja sama dengan Pangeran Diponegoro

Pakubuwono VI sangat mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan Belanda. Namun, karena terikat kontrak politik dengan Belanda, Pakubuwono VI tidak bisa begitu saja menunjukkan dukungannya

Pakubuwono VI diduga meninggal karena kecelakaan kapal. Akan tetapi, di jasad Pakubuwono VI ditemukan lubang bersarang di dahinya. Lubang tersebut diduga akibat tembakan senapan Baker Riffle. Pakubuwono VI wafat bukan karena kecelakaan, melainkan ditembak.

Pakubuwono VII kemudian ditunjuk sebagai pengganti Pakubuwono VI. Tentu saja Belanda yang menunjuk. Paman Pakubuwono VI-lah yang menurut sejarah Surakarta meneruskan tahta. Pakubuwono VII wafat pada Juli 1858. Ia tidak menunjuk anaknya sebagai pewaris tahta.

Justru menurut sejarah Surakarta, yang dinobatkan sebagai raja berikutnya adalah sang kakak, yaitu Raden Mas Kusen dengan gelar Sri Susuhunan Pakubuwono VIII. Pemerintahannya berlangsung selama 3 tahun saja karena pada tanggal Desember 1861 sang Raja meninggal dunia.

Era baru sejarah Surakarta

Penerus tahta sejarah Surakarta Hadiningrat selanjutnya adalah Raden Mas Duksino, putra Pakubuwono VI. Pemerintahan Pakubuwono IX ini disebut sebagai zaman yang penuh keadilan dan kebijaksanaan.

Setelah meninggal, Pakubuwono IX digantikan oleh Raden Mas Malikul Kusno, sang putra mahkota. Pakubuwono X mengisi kekuasaannya dengan kebesaran tradisi dan sekaligus memulai babak baru bagi sejarah Surakarta Hadiningrat yang memasuki era modern di abad ke-20.

Raden Mas Antasena adalah penerus sejarah Surakarta selanjutnya. Beliau dinobatkan dengan gelar Sri Susuhunan Pakubuwono XI pada April 1939. Pada saat itu, tentara Jepang mulai masuk menggantikan Belanda. Pakubuwono XI wafat sesaat sebelum Indonesia merdeka. Ia digantikan oleh putranya, Raden Mas Suryaguritna sebagai Pakubuwono XII.

Pakubuwono XII adalah raja terakhir dalam sejarah Surakarta. Berbarengan dengan merdekanya Indonesia, Surakarta Hadiningrat bergabung dengan Indonesia dan secara otomatis tunduk terhadap peraturan republik.

Menginap di hotel kapsul

Bobopod Bukan Sekadar Tempat Tidur

Photo: Bobobox Internal Asset

Bobobox adalah hotel kekinian yang modern dan canggih. Desain kamarnya lekat dengan kesan futuristik. Teknologi yang digunakan juga canggih. Kamarnya menggunakan QR code sebagai kunci yang harus kamu pindai saat hendak masuk. Selain itu, di dalamnya juga ada lampu led yang bisa kamu atur sesuai dengan suasana hati kamu.

Untuk bisa menginap di Bobobox, kamu bisa melakukan pemesanan melalui situs resmi atau aplikasi Bobobox. Mudah dan anti ribet!

Jadi, tunggu apa lagi? Liburan kali ini Bob tunggu kamu di Bobobox ya!

 

Foto utama oleh: Munaqo via Wikimedia Commons

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles