Beberapa hari yang lalu, internet dihebohkan oleh kabar menghilangnya seorang pria di kawasan Cadas Pangeran. Pria bernama Yana Supriatna ini dikabarkan menghilang di Cadas Pangeran setelah menjadi korban kejahatan. Berbagai pihak pun turun untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Namun, dilansir dari PRFMNews, kabar tersebut ternyata prank! Yana pun meminta maaf atas rekayasa orang hilang yang ia lakukan. Aduh! Kang Yana kumaha ieu teh jadi geger saalam dunya!
Namun, sebelum muncul kabar soal Kang Yana, Cadas Pangeran sendiri sudah terkenal sebagai kawasan yang cukup angker. Kawasan ini sarat akan kisah-kisah yang bikin bulu kuduk merinding. Kasus kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di kawasan ini juga membuat reputasi Cadas Pangeran makin gelap dan mengerikan. Padahal, kawasan ini sebenarnya merupakan salah satu area bersejarah, lho.
Baca Juga: Ini Dia 10 Hutan Paling Angker di Indonesia. Berani untuk Datang Ke Sini?
Kawasan Cadas Pangeran menghubungkan Bandung dan Sumedang. Sebagian dari kalian yang harus bolak-balik Bandung-Sumedang mungkin sudah biasa melewati kawasan ini. Nah, supaya nggak selalu diasosiasikan dengan hal-hal mistis, Bob akan bahas sejarah Cadas Pangeran. Ada kisah heroik juga di balik pembangunan jalan ini. Yuk simak seperti apa sejarah Cadas Pangeran yang kamu mungkin belum ketahui di bawah ini!
Proyek Ambisius Daendels
Sejarah Cadas Pangeran bisa ditilik ke era kolonial. Dilansir dari Kompas, pembangunan Jalan Cadas Pangeran dimulai sekitar tahun 1800an. Rute penghubung Bandung-Sumedang ini merupakan bagian dari proyek ambisius Daendels, jenderal Hindia-Belanda yang saat itu menjabat. Ia sendiri mengusulkan pembangunan rute jalan Anyer-Panarukan yang memiliki panjang sekitar 1.000 kilometer.
Daendels mempekerjakan banyak warga, termasuk warga Sumedang dan daerah-daerah di sekitarnya. Karena sistem kerja rodi yang ia terapkan, dilansir dari Radar Cirebon, sekitar lima ribu warga meninggal dunia. Ditambah lagi, kelaparan dan malaria membuat kondisi para pekerja menjadi sangat memprihatinkan. Kuburan massal korban jiwa pembangunan Cadas Pangeran bahkan ditemukan di bagian atas kawasan ini.
Baca Juga: Inilah 7 Kasus Pembunuhan Paling Sadis di Indonesia. Pernah Penuhi Headline Berita!
Geramnya Pangeran Kornel
Sejarah Cadas Pangeran dan pembangunannya bisa dibilang menjadi salah satu momen terkelam di era kolonial. Dilansir dari situs Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar, jumlah korban yang banyak memicu amarah Bupati Sumedang, Pangeran Kusumadinata IX. Apalagi, Daendels juga bertindak semena-mena pada saat itu. Pangeran Kusumadinata IX dikenal pula oleh warga Sumedang sebagai Pangeran Kornel.
Tidak terima dengan perlakuan Daendels, Pangeran Kornel pun menyambut Daendels dengan berjabat tangan menggunakan tangan kiri. Sementara itu, tangan kanannya memegang keris. Gestur ini secara simbolik menyatakan perlawanan Pangeran Kornel dan warga Indonesia terhadap pemerintahan Belanda yang kejam. Momen ini kemudian diabadikan melalui patung Pangeran Kornel yang berada di persimpangan Jalan Cadas Pangeran.
Kekelaman sejarah Cadas Pangeran nggak berhenti sampai di situ. Daendels tiba dengan ribuan pasukan Belanda untuk menghadang perlawanan Pangeran Kornel dan rakyat Sumedang. Kalah jumlah dengan pasukan Belanda, pasukan Indonesia kalah di pertempuran tersebut. Banyak warga Indonesia, termasuk Pangeran Kornel tewas dalam pertempuran. Patung Pangeran Kornel di Cadas Pangeran juga dibangun untuk mengenang momen pertempuran tersebut.
Baca Juga: Intip Kemegahan dan Fakta Villa Isola Bandung, Bangunan Ikonik Bersejarah di Kota Kembang!
Kisah Heroik yang Diragukan
Kisah Pangeran Kornel merupakan salah satu bagian sejarah Cadas Pangeran yang diketahui, terutama oleh warga Sumedang. Namun, menurut Historia, kisah heroik Pangeran Kornel ternyata mendapatkan keraguan dan penolakan. Pasalnya, beberapa pihak meragukan kisah tersebut karena alasan-alasan tertentu. Sebagian informasi juga menunjukkan bahwa pembangunan Cadas Pangeran dilakukan pada masa pemerintahan Raffles.
Informasi ini didapatkan dari prasasti peninggalan Belanda yang menunjukkan Jalan Cadas Pangeran dibangun tanggal 26 November 1811 hingga 12 Maret 1812. Sementara itu, menurut surat dari Napoleon Bonaparte, masa pemerintahan Daendels berakhir di tanggal 16 Mei 1811. Terlepas dari benar tidaknya cerita tersebut, Jalan Cadas Pangeran tetap menjadi saksi bisu penderitaan dan perjuangan warga Indonesia.
Baca Juga: Wisata Sejarah, Yuk! Ini Dia 7 Tempat Wisata Sejarah di Surabaya untuk Mengenang Jasa Pahlawan
Rawan Longsor
Kalau sebelumnya kita membahas soal sejarah Cadas Pangeran di era kolonial, sekarang Bob akan ajak kalian ke era sekarang. Di era kolonial, Jalan Cadas Pangeran dilewati oleh kereta kuda dan kendaraan bermotor. Jalannya pun belum beraspal. Nah, menurut situs Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar, di tahun 1995, dilakukan pelebaran pada jalur Cadas Pangeran Atas. Oh, ya! Jalan Cadas Pangeran punya dua jalur, ya, guys!
Namun, pelebaran ini ternyata memicu longsor. Walhasil, jalur Cadas Pangeran Bawah tertutup longsoran sepanjang 500 meter. Akhirnya, pelebaran pun dilakukan pada jalur Cadas Pangeran Bawah selama satu tahun. Pelebaran ini menggunakan sistem road contilever construction yang membuat jalan seolah menempel pada tebing. Ini yang jadi salah satu keunikan jalan ini. Sekarang, jalur bawah Cadas Pangeran memiliki lebar hingga 12 meter.
Sayangnya, Cadas Pangeran tetap menjadi kawasan yang rawan longsor. Dilansir dari situs Pemerintah Kabupaten Sumedang, longsor sempat terjadi di bulan Maret 2020 akibat curah hujan yang tinggi. Sebulan sebelumnya, dilansir dari TiNews, longsor kembali terjadi di Blok Pasir Ucing, Cadas Pangeran. Kondisi seperti ini tentunya berbahaya bagi warga sekitar dan pengguna jalan raya. Selain itu, lalu lintas pun ikut terganggu.
Rawan Kecelakaan, tapi Cantik
Nggak hanya rawan longsor, kawasan Cadas Pangeran juga ternyata rawan kecelakaan. Kontur jalan yang berbelok membuat rute ini cukup sulit dilewati. Apalagi, Jalan Cadas Pangeran dibatasi oleh tebing di salah satu sisinya, dan jurang di sisi yang lainnya. Kalau nggak hati-hati saat berkendara, bisa mengalami kecelakaan yang fatal. Dari motor hingga truk besar, jumlah kecelakaan di kawasan ini sudah susah dihitung.
Meskipun demikian, pemandangan alam yang kamu bisa lihat saat berkendara begitu cantik! Kalau cuaca sedang cerah, kamu bisa melihat kecantikan bukit dan hutan pinus. Coba berhenti sejenak dan lihat pesona lembah yang ada di dasar kawasan Cadas Pangeran. Selain itu, di beberapa titik juga terdapat semacam rest area. Buat kamu yang lelah berkendara, kamu bisa mampir sejenak untuk membeli makan dan bersantai.
Nggak hanya itu! Untuk kamu yang ingin beli oleh-oleh, di kawasan Cadas Pangeran ada banyak penjual ubi Cilembu. Tepatnya di dekat Patung Pangeran Kornel, kamu bisa melihat warung-warung yang menjual ubi Cilembu. Dilansir dari Tribunnews, ubi Cilembu di sini ternyata menjadi primadona di kalangan para pemudik yang pulang lewat rute Cadas Pangeran. Ada juga tape dan jajanan lainnya untuk dicoba. Nyam!
Baca Juga: Makanan Khas Idul Fitri di Dunia dari Berbagai Negara! Paling Enak yang Mana Nih?
Itulah sejarah Cadas Pangeran dan beragam kisah uniknya. Menurut kamu, kawasan ini mengerikan atau justru menarik? Apa pun itu, yang jelas kawasan Cadas Pangeran menjadi salah satu hasil kerja keras warga Indonesia di era kolonial. Kita harus menjaganya dengan tidak merusak atau membuang sampah sembarangan. Jangan lupa tetap berkendara dengan aman, ya!
Santai Sejenak di Bobocabin
Kesibukanmu bisa bikin kamu jadi lelah dan stres. Ada banyak cara menanggulangi ini, dan salah satunya adalah berlibur. Di Bobobcabin, kamu nggak harus keluar budget besar untuk menikmati liburan yang unik di alam. Apalagi, setiap pod di Bobocabin sudah dilengkapi Bluetooth speaker sebagai media hiburan. Kamu juga bisa mengatur pencahayaan dan mengakses pod dari ponselmu. Praktis deh!
Bobocabin juga menyediakan beragam fasilitas, termasuk fire pit. Sambil ngemil atau ngobrol di malam hari, kamu bisa menikmati hangatnya api unggun. Seru deh! Mau coba bakar marshmallow? Bisa! Jangan lupa download aplikasi Bobobox ke ponselmu, ya! Aplikasi gratis ini hadir untuk platform iOS dan Android. Kamu bisa memesan pod di Bobocabin secara langsung, dan mendapatkan beragam promo seru!
Foto utama oleh: sisemar.sumedangkab.go.id