pulau belakang padang

Mitos dan Sejarah Pulau Belakang Padang

Banyak yang masih tidak tahu tentang Pulau Belakang Padang. Apakah pulau ini terletak dekat Kota Padang, Sumatra Barat? Apa sih istimewanya pulau yang satu ini? Daripada masih bingung, yuk kita simak uraian Bob tentang mitos dan sejarah Pulau Belakang Padang.

Pulau Belakang Padang tidak terletak di Provinsi Sumatra Barat melainkan di Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berlokasi sangat dekat dengan Pulau Batam. Untuk mengunjungi Pulau Belakang Padang dari Pulau Batam, kamu cukup membayar sekitar Rp15.000 untuk menaiki kapal pancung dari Pelabuhan Domestik Sekupang Batam.

Pulau Belakang Padang yang Istimewa

Apa sih sebenarnya yang membuat Pulau Belakang Padang ini tidak biasa? Padahal dibandingkan dengan Pulau Batam, pulau ini kecil sekali. Namun siapa sangka, dibalik luasnya yang hanya 29,702 km2, pulau ini memiliki sejarah yang amat kaya.

Pulau Belakang Padang terletak dekat dengan jalur sutra laut dunia atau Selat Malaka. Maka tak heran jika penduduk pulau ini sangat heterogen mengingat peta perdagangan sejak zaman kolonial berada di sekitar Pulau Belakang Padang. Mereka terdiri dari pedagang yang singgah lalu menetap di pulau ini.

Masyarakat Pulau Belakang Padang terdiri dari warga asli Melayu, Tionghoa, hingga Jawa yang sudah mendiami pulau tersebut sejak puluhan hingga lebih dari seratus tahun yang lalu. Pulau ini menjadi salah satu tempat singgah yang ramai bagi para pedagang sehingga catatan sejarah dan cerita rakyat sangat melimpah disana.

Pangkalan Minyak Belanda

Tidak ada yang persis tahu apa arti dari nama Belakang Padang. Namun banyak kisah-kisah yang beredar mengenai asal muasal pulau ini. Salah satu versi yang cukup terkenal mengenai asal mula pulau yang terletak sangat dekat dengan Singapura ini berasal dari Pulau Sambu.

Pulau Sambu adalah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Pulau Belakang Padang. Konon, jauh sebelum Pulau Belakang Padang dihuni, masyarakat sudah tinggal di Pulau Sambu.

Pulau Sambu terkenal sebagai pangkalan minyak bumi yang melimpah yang sempat dikelola oleh perusahaan Belanda. Salah satu orang Belanda yang bekerja di pangkalan minyak Sambu menitahkan beberapa masyarakat lokal untuk “membuka” pulau yang terletak di belakang Pulau Sambu.

Pulau yang akan dibuka tersebut adalah Pulau Belakang Padang. Peristiwa tersebut dipercaya sebagai cikal bakal nama Belakang Padang. “Belakang” untuk menunjuk pulau yang terletak di belakang Pulau Sambu untuk dibuat “Padang” atau menjadi tempat yang lebih terbuka.

Setelah itu, Pulau Belakang Padang menjadi tempat tinggal bagi pekerja pangkalan minyak Pulau Sambu.

Pulau Belakang Padang Sebagai Tempat Singgah Pelaut Bugis

Versi lain dari kisah asal muasal Pulau Belakang Padang adalah kisah Daeng Demak, seorang pelaut asal Bugis, Sulawesi Selatan. Kepiawaian masyarakat Bugis untuk melaut memang sudah tidak diragukan lagi. Hampir setiap pesisir Indonesia pernah disinggahi pelaut Bugis.

Begitu juga dengan Pulau Belakang Padang yang konon katanya menjadi tempat singgah Daeng Demak yang juga menjadi era dimulainya pulau ini ditinggali para pendatang lainnya.

Namun, dibalik banyaknya cerita tentang asal Pulau Belakang Padang, terdapat pula sejarah perjuangan bangsa Indonesia di pulau ini. Sekitar tahun 1965, pangkalan minyak di Pulau Sambu masih dikuasai oleh Inggris. Pada saat itu, TNI bekerja sama dengan masyarakat lokal berupaya mengambil kembali aset milik Indonesia tersebut.

Berkali-kali mereka harus menghindari ancaman serangan dari pesawat Inggris yang terus terbang rendah di langit Pulau Sambu dan Belakang Padang hingga akhirnya Indonesia berhasil merebut kembali pangkalan minyak Pulau Sambu.

Pulau Bajak Laut yang Ditakuti

Satu lagi sejarah Pulau Belakang Padang yang tak luput dari perhatian adalah bajak lautnya. Sejak Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi lalu lintas perdagangan rempah-rempah utama, sejak saat itu pula bajak laut Malaka beraksi.

Bajak laut Malaka memang bukan hanya sekedar legenda. Bahkan di tahun 1990an pun, para bajak laut ini masih berkeliaran dan ditakuti oleh pedagang yang melintas di Selat Malaka maupun Selat Singapura.

Meskipun tidak diketahui asal-usulnya,para bajak laut ini beroperasi di sekitar Pulau Belakang Padang sehingga banyak yang menyebut mereka sebagai bajak laut Belakang Padang.

Siapapun Selalu Ingin Kembali ke Pulau Belakang Padang

Pulau Belakang Padang memiliki julukan lain yang tidak kalah terkenalnya yaitu Pulau Penawar Rindu. Setibanya di pulau ini, kamu akan disambut oleh tulisan di dinding dermaga yang berbunyi “Selamat Datang di Pulau Penawar Rindu”. Ada apa sih sebetulnya di pulau ini?

Julukan Pulau Penawar Rindu tak lain karena mitos yang beredar di masyarakat bahwa siapapun yang sudah meminum air di pulau ini, akan selalu rindu untuk kembali. Meskipun hanya mitos, namun, tidak sedikit warga yang mempercayai cerita ini, bahkan mereka pun mengakui banyak penduduk yang sudah pergi akhirnya datang kembali.

Saking terkenalnya mitos ini, hingga Pulau Penawar Rindu dibuat menjadi sebuah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi lokal dan menjadi lagu khas pulau ini.

Misteri Batu Rantai

Satu lagi yang selalu menjadi misteri hingga kini dari Pulau Belakang Padang adalah kisah Batu Rantai. Kisah yang melegenda ini berasal dari gugusan bebatuan karang di sekitar Pulau Belakang Padang yang yang dikenal mistis.

Alkisah, Kerajaan Tumasek (sekarang Singapura) diserang oleh ribuan ikan todak atau swordfish. Peristiwa ini memakan banyak korban dan membuat sang raja kewalahan. Namun atas saran seorang anak nelayan kecil untuk memasang pagar batang pisang di sepanjang pantai akhirnya serangan ikan todak ini berhenti.

Sayangnya, bukannya hadiah yang didapat oleh si anak kecil melainkan hukuman dari sang raja akibat raja tersebut takut jika suatu saat anak itu akan merebut kekuasaannya. Akhirnya si anak kecil yang berjasa tersebut diikat dengan rantai dan ditenggelamkan di sekitar Batu Rantai.

Hingga saat ini banyak masyarakat yang percaya dengan legenda Batu Rantai dan menjaga kekeramatan Batu Rantai. Bagi siapapun yang melewati Batu Rantai diharuskan untuk menjaga kesopanan dan menghindari kata-kata kasar.

Hal ini dipercaya akan membuat kapal terhindar dari malapetaka. Beberapa pelaut dan nelayan yang melintasi Batu Rantai pun kerap melihat penampakan anak kecil tanpa pakaian sedang mendayung sampan. Percaya atau tidak percaya, legenda Batu Rantai menjadi daya tarik Pulau Belakang Padang

Fakta atau Mitos: Bisa Tidur Nyaman di Bobobox

Pulau Belakang Padang

Nah, kalau yang satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya. Tidur di hotel kapsul Bobobox bukan mitos melainkan fakta yang mesti kamu coba. Bobobox menawarkan sensasi kenyamanan beristirahat seperti di hotel bintang lima.

Selain itu, banyak fitur-fitur lainnya yang harus kamu coba di Bobobox, seperti fitur keamanan yang super canggih di setiap podsnya hingga pods yang sudah terintegrasi dengan IoT. Menginap di Bobobox akan menjadi pengalaman baru yang seru.

Bobobox juga menyediakan tempat bersama yang bisa dipakai untuk bekerja ataupun hanya sekadar berbagi cerita dengan teman. Semua fasilitas di Bobobox cocok bagi kamu yang sedang solo traveling ataupun jalan-jalan dengan teman dan pasangan karena pods Bobobox cukup untuk berdua! Tunggu apa lagi. Cek terus informasinya di aplikasi Bobobox.

Header photo: Marwan Mohamad, CC BY-SA 4.0 via Wikimedia Commons

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles