Bird Watching Rhepang Muaif

Mengunjungi Bird Watching Rhepang Muaif di Papua

Papua, pulau tertimur di Indonesia, memiliki segudang wisata alam yang patut kamu explore. Meskipun belum sepopuler tempat-tempat wisata Indonesia di pulau lainnya, wisata Papua menjanjikan keindahan alam yang menakjubkan dan memanjakan mata.

Dari keindahan daratan sampai bawah lautnya, wisata Papua menyuguhkan surga yang eksotis bagi para penyuka wisata alam.

Selain itu, budayanya yang masih kental juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri.

Salah satu yang menjadi daya tarik Papua adalah hewan endemik yang dimilikinya, yaitu burung cendrawasih, yang seringkali tersemat dalam julukan Papua sebagai Bumi Cendrawasih.

Selain itu, Papua juga memiliki burung nuri, kasuari, maleo, mambruk, dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya burung endemik yang menghuni alam Papua, tentu ini adalah tempat yang tepat untuk mengamati mereka di habitat aslinya.

Nah kalau kamu pecinta aktivitas birdwatching, salah satu tempat yang bisa kamu kunjungi di Papua adalah Bird Watching Rhepang Muaif.

Kalau kamu mau tahu lebih lanjut soal tempat wisata Papua ini, simak informasi berikut ini ya.

Lokasi dan Fasilitas

Bird Watching Rhepang Muaif berlokasi di Kampung Rephang Muaif, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua.

Lokasi tersebut berjarak sekitar 100 km dari Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura dan dapat ditempuh dengan menggunakan mobil selama kurang lebih dua jam.

Bird Watching Rhepang Muaif tercipta atas hasil usaha Alex Waisimon, pendiri sekaligus pengelola tempat tersebut.

Sejak tahun 2015, ia beserta rekan-rekannya mengajak warga setempat untuk menghentikan pembalakan liar dengan membuka tempat wisata pemantauan burung cendrawasih. Usaha ini didasari oleh kekhawatirannya akan keselamatan lingkungan di Papua.

Kawasan wisata ini berdiri di atas lahan seluas 19.000 hektar, yang berupa hutan di mana terdapat 58 jenis burung yang menghuni hutan tersebut.

Beberapa di antaranya adalah delapan jenis burung cenderawasih yang sudah langka di Papua, kasuari, mambruk, buaya, kupu-kupu dan lain-lain.

Usahanya membuahkan hasil dan tempat wisata Papua ini pun berhasil menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri (rata-rata dari Kanada, Malaysia, Thailand, Jerman, dan Belanda). Umumnya mereka adalah peneliti, fotografer, dan tentunya penikmat alam.

Untuk memudahkan kegiatan birdwatching, pihak pengelola sudah menyediakan penginapan dengan total 18 kamar yang dapat menampung dua orang per kamarnya.

Selain itu tersedia pula, pos pengamatan yang dilengkapi dengan gardu pandang serta penjual makanan dan minuman.

Kehadiran tempat wisata Papua tentu memberikan kontribusi tersendiri bagi masyarakat adat setempat sebagai pemilik kawasan hutan tersebut dengan melibatkan mereka dalam kegiatan birdwatching, yaitu sebagai pemandu wisata.

Selain sebagai pemandu wisata, warga juga dilibatkan sebagai staf penginapan serta penjual berbagai kuliner khas Papua.

Dengan begitu, warga tidak perlu lagi menebang pohon-pohon di hutan dan menjualnya kepada perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan uang.

Tiket Masuk

Pihak pengelola menawarkan paket wisata dengan harga Rp1.300.000,00 per orang per malamnya. Paket tersebut sudah termasuk penginapan, makan dan pemandu wisata yang akan memandu kamu dalam kegiatan birdwatching.

Nah, kalau kamu tidak ingin menginap dan hanya akan berkunjung untuk setengah hari, biaya tiket masuknya adalah Rp200.000,00 untuk wisatawan lokal dan Rp300.000,00 untuk wisatawan mancanegara.

Namun, kamu lebih dianjurkan untuk menginap di tempat yang sudah disediakan oleh pengelola Bird Watching Rhepang Muaif karena trekking dimulai sejak pagi buta.

Karena burung cendrawasih merupakan burung yang muncul di pagi hari, kamu harus sudah berangkat ke hutan sejak pukul 04.00 agar tidak kehilangan momen untuk bisa melihat aneka burung yang menghuni hutan tersebut.

Kegiatan Birdwatching

Lokasinya yang berada di dalam hutan mengharuskan kamu untuk berjalan kaki terlebih dahulu sambil mengendap-endap selama sekitar 15 – 20 menit untuk sampai ke pos pertama pemantauan burung cenderawasih.

Pos pemantauannya sendiri dibangun dengan menggunakan bahan dari kayu dan memiliki ketinggian kurang lebih delapan meter. Dari pos ini, kamu sudah bisa melihat burung cendrawasih.

Setelah kegiatan pemantauan di pos pertama selesai, kamu akan melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya yang berjarak sekitar satu kilometer dari pos pertama.

Di pos ke dua ini, terdapat gardu pandang setinggi 20 meter dan kamu bisa melihat cendrawasih jenis 12 atena atau yang juga dikenal dengan nama cendrawasih mati kawat.

Burung ini sudah mulai bertengger sekitar pukul 05.30 di atas batang pohon mati yang berjarak 20 meter dari gardu pandang.

Keunikan dari burung ini adalah bulunya yang menyerupai kawat dengan jumlah 12 helai. Warnanya hitam kebiruan dengan dada berbulu kuning.

Sayangnya, kamu tidak bisa berlama-lama di sini karena kamu akan kehilangan momen menakjubkan lain di pos berikutnya, yaitu pos ke tiga.

Pos ke tiga juga berjarak sekitar satu kilometer dari pos sebelumnya. Di sini, kamu bisa melihat cendrawasih paruh sabit, yakni burung cendrawasih yang memiliki paruh dengan bentuk seperti sabit.

Di pos selajutnya, yaitu pos ke empat, kamu tidak akan mengamati burung dari atas gardu pandang. Di sini, kamu akan melihat burung cendrawasih Apoda (ekor emas) dari bawah pohon besar.

Sebagai informasi, burung-burung cendrawasih punya siklus jam main tersendiri. Di pos-pos yang Bob sebut di atas, mereka hanya akan bermain selama sekitar 30 menit lalu berpindah lokasi.

Kemudian, mereka akan kembali lagi ke lokasi ini di sore hari sebelum mereka beristirahat.

Informasi Lainnya

Untuk menikmati keindahan wisata Papua di Bird Watching Rhepang Muaif, kamu harus melakukan persiapan yang matang.

Salah satu barang yang wajib kamu bawa adalah losion anti nyamuk, mengingat kamu akan memasuki kawasan hutan rimbun.

Selain itu, kamu juga disarankan untuk menyiapkan lensa tele untuk keperluan foto jarak jauh, karena saat birdwatching, kamu tidak diperbolehkan berada dalam jarak dekat dengan burung-burung tersebut agar tidak membuat mereka ketakutan.

Lebih lanjut, saat kegiatan berlangsung, kamu harus mengikuti aturan yang diberlakukan di sana. Aturan yang paling mendasar adalah kamu tidak boleh berisik agar burung tidak kabur karena merasa terganggu serta tidak membuang sampah sembarangan.

Dalam hal ini, kamu tidak diperbolehkan membawa botol plastik serta membuang barang-barang seperti tisu dan sebagainya.

Salah satu perilaku cendrawasih yang akan membuat kamu takjub adalah kebiasaan menari mereka, yang biasanya terjadi sekitar pukul 06.00.

Tarian tersebut dilakukan oleh pejantan untuk memikat burung betina, khususnya saat musim kawin, yang biasanya terjadi di awal musim hujan.

Tempat tinggal mereka pun berbeda-beda, ada yang di bawah pohon atau pucuk pohon tidak berdaun. Namun, untuk cendrawasih merah, mereka biasanya membutuhkan pepohonan yang rimbun.

Perbedaan-perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perilaku, pola pembuatan sarang, dan makanan.

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul bersama Bobobox. Hotel ini menawarkan kenyamanan dalam akomodasi yang minimalis namun futuristik. Soal harga tentu terjangkau.

Untuk informasi lebih lanjut, yuk unduh aplikasi Bobobox di Play Store atau App Store dan segara book kamar kamu!

Header image: Philip Nalangan, CC BY 4.0 via Wikimedia Commons

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles