Selain identik dengan kesunyian, hari raya Nyepi juga melibatkan kehadiran ogoh-ogoh. Tak hanya untuk diarak, ogoh-ogoh rupanya selalu berakhir dibakar dalam menyambut perayaan Tahun Baru Saka ini. Lantas, kenapa ogoh-ogoh harus dibakar?
Adakah makna tersendiri di baliknya? Yuk, ketahui lebih lanjut!
Apa itu Ogoh-Ogoh?
Sebelum mengetahui alasan kenapa ogoh-ogoh harus dibakar saat perayaan Nyepi, kamu tentu perlu mengenali dulu apa itu ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung raksasa beraneka rupa dengan wujud menyeramkan, biasanya berwujud Bhuta Kala.
Namun, tidak sedikit juga masyarakat membuat ogoh-ogoh berupa orang jahat (misal tokoh atau pejabat berkelakuan buruk) dan makhluk-makhluk di Mayapada, Syurga, dan Naraka—seperti naga, gajah dan widyadari (bidadari).
Patung satu ini akan banyak kamu lihat di jalanan Bali sehari sebelum Nyepi, tepatnya dalam upacara Pangrepukan di malam hari. Ini memang merupakan bagian dari rangkaian perayaan Nyepi.
Awal mula ogoh-ogoh sebenarnya tidak berkaitan dengan Nyepi. Penamaan ogoh-ogoh ini berasal dari kata ogah-ogah yang dalam bahasa Bali berarti digoyang-goyangkan.
Patung yang mulai ada sejak tahun 1980-an ini mulanya merupakan bentuk kreativitas masyarakat untuk menyemarakkan berbagai upacara.
Namun, kepopulerannya kian menanjak setelah Nyepi resmi menjadi hari libur nasional pada 1983 lalu. Dari sana, ogoh-ogoh pun lekat dengan beragam perayaan Nyepi.
Dahulu, patung ogoh-ogoh biasanya terbuat dari kerangka bambu atau kayu yang dilapisi kertas. Seiring waktu, pembuatannya banyak beralih menggunakan bahan styrofoam karena lebih ringan.
Dengan begitu, peserta upacara bisa dengan mudah mengangkut dan mengaraknya bersama mengelilingi desa atau kota dalam suka cita.
Sifatnya juga mudah dibentuk sehingga menghasilkan patung tiga dimensi yang lebih halus dan sesuai keinginan pembuat.
Sebagai pelengkap, pembuat patung kerap menambahkkan serbuk gergaji untuk membuat tampilan patung seperti berbulu dan cat untuk pewarnanya.
Selain itu, tidak sedikit juga yang menambahkan mesin penggerak elektrik di kepala sehingga patung tampak lebih hidup.
Proses pembuatan patung ogoh-ogoh bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Ini tergantung pada ukuran, jenis bahan, jumlah pengrajin, serta kerumitan desain patung.
Baca Juga: Ternyata, Ini 7 Kebiasaan Orang Bali yang Bikin Bali Jadi Surga Dunia!
Fungsi dan Makna di Balik Ogoh-Ogoh
Meski digambarkan sebagai sosok menyeramkan, keberadaan ogoh-ogoh memiliki fungsi dan makna penting dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Dari makna dan fungsinya inilah kamu bisa mengambil kesimpulan tentang kenapa ogoh-ogoh harus dibakar saat perayaan tersebut.
1. Simbolisasi Sifat Buruk Manusia
Untuk mengetahui alasan kenapa ogoh-ogoh harus dibakar, makna di balik patung khas Bali ini bisa menjadi jawabannya.
Seperti yang Bob bilang sebelumnya, ogoh-ogoh merupakan patung raksasa dengan wajah menyeramkan.
Patung ini memang sengaja dibuat menyerupai makhluk-makhluk menyeramkan karena ada makna filosofis di baliknya, yaitu sebagai perwujudan Bhuta Kala atau roh jahat.
Penggambaran menyeramkan itu sebenarnya merupakan simbolisasi dari sifat buruk, unsur negatif, serta kejahatan dalam diri manusia yang harus dihalau dan dilenyapkan dari dunia.
Baca juga: Kenapa Hari Raya Nyepi Tidak Boleh Keluar Rumah? Ini Jawabannya!
2. Bentuk Kreativitas
Untuk menyambut perayaan Nyepi, masyarakat dari setiap banjar umumnya membuat ogoh-ogoh versi wilayah mereka.
Setiap banjar biasanya sudah memiliki panitia semacam karang taruna yang disebut Sekaa Teruna Teruni. Mereka akan mengatur pembuatan ogoh-ogoh sekaligus pelaksanaan arak-arakannya.
Dalam pembuatan patung ogoh-ogoh ini, kalangan remaja biasanya terdorong untuk menciptakan ogoh-ogoh yang lebih unggul dari milik daerah lain.
Maka dari itu, selain menjadi simbolisasi penting dalam ritual pengerupukan, pembuatan ogoh-ogoh juga berfungsi sebagai wadah kreativitas kawula muda.
Apalagi, pemerintah setempat kerap mengadakan lomba untuk kreativitas desain ogoh-ogoh tersebut.
Setelah proses pembuatan selesai, ogoh-ogoh pun siap diarak di atas pundak. Dalam pelaksanaannya, pengangkutan mengelilingi desa biasanya membutuhkan delapan atau lebih laki-laki.
Di setiap setiap pertigaan atau perempatan desa, mereka harus memutar ogoh-ogoh berlawanan arah jarum jam sebanyak tiga kali.
Hal ini bertujuan untuk membuat para roh jahat kebingungan sehingga mereka akan pergi dan berhenti mengganggu manusia.
Untuk menjaga ketertiban, pemerintah Bali telah mengatur rute pawai, pemusatan titik keramaian dan bahkan perlombaan untuk kreativitas desain ogoh-ogoh.
Selain itu, ada juga imbauan untuk tidak menggunakan pengeras suara, membunyikan musik keras, dan meminum beralkohol.
Selain mencegah terjadinya bentrokan antarkelompok, peraturan ini juga membuat pawai ogoh-ogoh terlihat lebih menarik, terutama bagi masyarakat pendatang dan wisatawan.
Baca Juga: Serba-Serbi Marapu, Kepercayaan Lokal Turun-Temurun Masyarakat Sumba
Kenapa Ogoh-Ogoh Harus Dibakar Saat Perayaan Nyepi?
Di malam hari menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu serempak menggelar upacara pengrepukan.
Dalam upacara inilah ogoh-ogoh ikut berperan. Di sini jugalah kamu bisa mengetahui kenapa ogoh-ogoh harus dibakar.
Penduduk akan berkeliling desa sambil mengarak ogoh-ogoh sambil membawa obor, biasanya dengan iringan gamelan beleganjur.
Persiapan pawai ogoh-ogoh ini biasanya sudah dimulai sejak sore dan pawainya akan berlangsung hingga menjelang tengah malam.
Umumnya, tujuan arak-arakan ini adalah menuju sema atau tempat persemayaman terakhir umat Hindu (alias kuburan. Di sanalah mereka akan membakar ogoh-ogohnya.
Alasan kenapa ogoh-ogoh harus dibakar berkaitan dengan makna ogoh-ogoh sebagai perwujudan Bhuta Kala.
Dengan kata lain, pembakaran ogoh-ogoh memiliki makna melenyapkan sifat-sifat buruk yang melekat di dalam diri manusia.
Pembakaran ogoh-ogoh sekaligus menjadi penetral dari kekuatan buruk dan pengaruh negatif makhluk jahat. Dengan begitu, umat Hindu dapat menyambut Nyepi dalam keadaan bersih lahir dan batin.
Selain bersifat simbolis, pembakaran ogoh-ogoh juga bisa menjadi bahan refleksi bagi diri sendiri untuk melenyapkan niat buruk dan kejahatan yang ada di dalam diri.
Harapannya, manusia pun tidak lagi mengulang kesalahan yang sama dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Pembakaran juga menunjukkan harapan akan dunia yang kembali bersih dan terbebas dari segala gangguan makhluk dan roh jahat.
Meski ada alasan kenapa ogoh-ogoh harus dibakar, tidak sedikit warga enggan yang melakukannya. Sebab, ogoh-ogoh merupakan kreasi yang membutuhkan banyak tenaga, pikiran, serta proses panjang.
Namun, keengganan ini tentu perlu dikesampingkan sebab hal ini menunjukkan bentuk ketidaktulusan. Walau bagaimanapun, ogoh-ogoh adalah perlambang elemen buruk yang perlu dimusnahkan agar membawa kebaikan pada diri dan lingkungan.
Baca Juga: Unik! Begini Cara Negara-Negara Ini Merayakan Hari Ibu
Menginap di tengah Alam Bersama Bobocabin
Terletak di tengah hijaunya pepohonan dan perbukitan yang menyejukkan mata, Bobocabin akan menyempurnakan pengalaman menginap kamu di tengah khidmatnya perayaan Nyepi.
Untuk reservasi dan informasi lebih lanjut, unduh dulu aplikasi Bobobox di sini.
Header photo: Robbi via Unsplash