Gunung Nglanggeran Gunungkidul

Gunung Nglanggeran: Menyelami Keajaiban Gunung Api Purba di Yogyakarta

Gunung Nglanggeran adalah salah satu gunung api purba yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini diperkirakan berusia sekitar 60 hingga 70 juta tahun, menjadikannya salah satu gunung purba di Indonesia yang memiliki nilai geologi dan sejarah alam yang sangat penting.

Dahulu, Gunung Nglanggeran merupakan gunung berapi aktif yang terbentuk pada masa tersier (Oligo-Miosen), dan kini menjadi destinasi wisata alam yang menarik dengan panorama alam yang memukau serta kekayaan budaya lokal yang unik.

Sebagai gunung api purba, Gunung Nglanggeran menyimpan berbagai formasi batuan vulkanik yang khas seperti breksi dan aglomerat, yang menjadi bukti aktivitas vulkanik ribuan tahun lalu. Gunung ini juga menjadi bagian dari Pegunungan Baturagung yang membentang di wilayah selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga: 15 Tempat Liburan di Jogja Paling Hits 2025

Sejarah dan Pesona Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Nglanggeran Gunungkidul

Photo: desawisatanglanggeran.id

Gunung Nglanggeran secara geografis terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, gunung ini memiliki morfologi berupa bukit memanjang dengan batuan vulkanik tua berjenis andesit yang tersusun rapi dan membentuk lanskap unik. Formasi batuan ini dikenal sebagai Formasi Nglanggeran, yang menjadi tipe lokasi (type location) bagi satuan litostratigrafi di kawasan Pegunungan Selatan Jawa.

Secara geologi, Gunung Nglanggeran terbentuk dari aktivitas vulkanik yang terjadi sekitar 60-70 juta tahun lalu. Pada masa itu, gunung ini aktif memuntahkan lava dan material vulkanik yang kemudian mengeras membentuk batuan breksi dan aglomerat. Seiring waktu, proses erosi dan tektonik mengangkat gunung ini ke permukaan, sehingga kini menjadi bukit batu yang menonjol di tengah lanskap Gunungkidul. 

Gunung ini menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark Gunung Sewu dan menyimpan lanskap vulkanik unik berupa batuan raksasa, kawah mati, dan aliran lava yang membeku. Gunung ini termasuk dalam Tiga Gunung Api Purba di Pulau Jawa, bersama Kaldera Tengger (Jawa Timur) dan Gunung Api Purba di Kebumen (Jawa Tengah). Luasnya mencapai 48 hektar, dengan zona vegetasi yang menjadi habitat flora langka seperti edelweis jawa dan fauna seperti elang jawa.

Selain nilai ilmiahnya, Gunung Nglanggeran juga kaya akan cerita dan legenda lokal. Nama “Nglanggeran” berasal dari kata “nglanggar” yang berarti melanggar, yang konon terkait dengan kisah warga desa yang dihukum karena merusak wayang dalam sebuah pesta panen. Masyarakat setempat juga percaya bahwa gunung ini dijaga oleh tokoh pewayangan Punokawan, Kyai Ongko Wijoyo, yang menambah aura mistis di kawasan ini.

Baca Juga: First Timer? Ini 10 Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula!

Trekking Gunung Api Purba Nglanggeran

jeep gunung api purba nglanggeran

Photo: desawisatanglanggeran.id

1. Gunung di DIY yang Ramah Pemula

Gunung Nglanggeran dikenal sebagai gunung api purba yang ramah bagi pendaki pemula. Medan trekkingnya tidak terlalu berat dan jalur pendakian relatif pendek, sehingga cocok untuk keluarga dan wisatawan yang baru pertama kali mencoba mendaki gunung. Medannya terdiri dari jalur tanah berbatu, tangga kayu, dan lorong sempit di antara batuan raksasa. Waktu tempuh untuk mencapai puncak biasanya sekitar 1,5 hingga 2 jam, tergantung kecepatan pendaki.

2. Panorama Alam Cantik & View City Light dari Puncak

Titik tertinggi Gunung Nglanggeran adalah puncaknya yang disebut sebagai Gunung Gedhe. Puncak ini memiliki pemandangan 360° ke seluruh Gunungkidul. Kamu bisa melakukan trekking sekitar 30-60 menit untuk mencapai puncak ini.

Dari puncak Gunung Nglanggeran, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang memukau, mulai dari hamparan perbukitan hijau, desa-desa di sekitarnya, hingga pemandangan city light Yogyakarta di malam hari. Panorama ini menjadi daya tarik utama bagi para pendaki dan fotografer yang ingin mengabadikan keindahan alam dari ketinggian.

Selain keunikan geologisnya, Gunung Api Purba Nglanggeran juga menawarkan keindahan alam yang memikat. Dari puncaknya, wisatawan bisa menikmati panorama hamparan sawah terasering, Embung Nglanggeran, hingga kota Yogyakarta dari ketinggian. Tak heran, kawasan ini dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik ASEAN 2017 dan masuk dalam daftar Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia.

3. Jalur Trekking yang Unik

Jalur pendakian Gunung Nglanggeran menawarkan pengalaman unik karena melewati formasi batuan vulkanik yang khas. Pendaki akan melewati bebatuan besar yang tersusun seperti tumpukan batu raksasa, serta jalur yang berkelok di antara pepohonan dan semak belukar. Beberapa titik di jalur ini juga menyediakan spot istirahat dengan pemandangan yang indah.

Beberapa jalur yang unik di antaranya ada Song Gude atau goa anak kerbau. Goa ini berada di bawah batu raksasa, berbentuk horizontal sepanjang kurang lebih 50 meter. Ada juga Sumber Mata Air Comberan, yakni mata air abadi yang dikeramatkan warga setempat. Alirannya tidak deras, tapi sangat jernih dan segar sehingga bisa langsung diminum.

Baca Juga: 7 Wisata Alam Yogyakarta, Mulai Dari Hutan Pinus Mangunan Sampai Blue Lagoon!

Tempat Wisata di Desa Nglanggeran

1. Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran

Desa Wisata Nglanggeran

Photo: Jadesta Kemenparekraf

Gunung Nglanggeran tidak hanya menjadi tempat pendakian, tetapi juga kawasan ekowisata yang mengedukasi pengunjung tentang sejarah geologi dan keanekaragaman hayati. Di sini, wisatawan dapat belajar tentang proses pembentukan gunung api purba dan melihat langsung formasi batuan yang menjadi ciri khas gunung ini.

Kawasan ini menawarkan paket wisata lengkap: trekking, camping, aktivitas panjat tebing, hingga tyrolean traverse untuk kamu para pecandu adrenalin. Tyroleans adalah aktivitas menyeberangi ruang bebas antara dua titik tertinggi melalui seutas tali baja. Fasilitas seperti homestay, mushola, dan pemandu wisata tersedia untuk kenyamanan pengunjung.

2. Desa Wisata Nglanggeran

Desa Nglanggeran sendiri telah dikembangkan sebagai desa wisata yang menawarkan berbagai aktivitas budaya dan alam. Pengunjung dapat menikmati suasana pedesaan yang asri, mencicipi kuliner lokal, belajar membatik, serta berinteraksi dengan masyarakat setempat yang ramah dan menjaga tradisi turun-temurun. Desa ini meraih penghargaan Best Tourism Village 2021 dari UNWTO berkat pengelolaan berbasis masyarakat (CBT). 

3. Embung Nglanggeran

gunung nglanggeran

Photo: Yudha Pria Wibawa via Unsplash

Embung Nglanggeran adalah sebuah waduk buatan yang terletak di kawasan gunung ini. Embung ini berfungsi sebagai penampung air untuk irigasi pertanian dan juga menjadi spot wisata yang menarik. Di sekitar embung, pengunjung dapat menikmati pemandangan danau kecil dengan latar belakang bukit batu yang eksotis. 

Waduk buatan seluas 0,34 hektar ini juga menjadi sumber irigasi kebun durian dan kelengkeng. Pemandangannya semakin memesona saat senja, dengan pantulan Gunung Api Purba di permukaan air. Kamu bisa jogging atau trekking, piknik, hingga camping di sekitar waduk. 

4. Glamping Kedung Kandang

Bagi yang ingin merasakan pengalaman menginap di alam terbuka dengan kenyamanan modern, Glamping Kedung Kandang menawarkan fasilitas glamping (glamorous camping) yang lengkap. Lokasinya yang dekat dengan Gunung Nglanggeran membuat pengunjung dapat menikmati suasana malam di pegunungan tanpa harus repot membawa perlengkapan camping sendiri. Lokasinya dikelilingi persawahan dan batuan vulkanik berundak, menciptakan atmosfer alam yang autentik. Tarif per malamnya sekitar Rp800.000 sudah termasuk sarapan.

Jika ingin liburan ke sana, kamu tak perlu menyiapkan banyak modal, kok. Harga tiket wisata di sekitar Gunung Nglanggeran sangat terjangkau. Berikut detailnya:

Gunung Api Purba Nglanggeran: 

  • Wisatawan Lokal: Rp15.000 (siang) & Rp20.000 (malam)
  • Wisatawan Asing: Rp20.000 (siang) & Rp30.000 (malam)

Embung Nglanggeran: 

  • Wisatawan Lokal: Rp10.000 (siang) & Rp15.000 (malam)
  • Wisatawan Asing: Rp30.000 (siang dan malam)

Trekking: Rp25.000/orang (dilakukan minimal 3 orang)

Outbound: Rp75.000/orang (dilakukan minimal 5 orang)

Homestay: Rp100.000 (dewasa) dan Rp60.000 (pelajar)

Live in paket pelajar (minimal 40 siswa): Rp320.000/orang (paket 2 hari 1 malam) dan Rp800.000/orang (paket 6 hari 5 malam)

Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Glamping di Gunung Kidul Yogyakarta

Jelajah Gunung Api Purba dan Menginap di Bobopod Malioboro

Bobopod Malioboro Jogja

Photo: Bobobox Internal Asset

Gunung Nglanggeran bukan sekadar destinasi wisata, melainkan laboratorium alam yang mengajak kita memahami sejarah geologi Jawa. Setelah puas menjelajahi batuan purba dan sunset memukau, lengkapi perjalanan dengan menginap di Bobopod Malioboro, Yogyakarta.

Pod hotel modern ini hanya berjarak 25 km dari Gunung Nglanggeran dan strategis dekat Malioboro—pusat kuliner dan budaya Jogja. Tarif per malamnya sangat terjangkau, mulai dari Rp300.000 saja. Fasilitasnya pun lengkap: pod nyaman dengan kasur yang empuk dan luas, AC, WiFi cepat, Bluetooth Speaker, Mood Lamp, kamar mandi bersih, sampai lounge area untuk bersantai. Cocok jadi basecamp sebelum melanjutkan petualangan ke destinasi lain di Yogyakarta!

Download aplikasi Bobobox sekarang untuk kemudahan pemesanan dan nikmati pengalaman menginap yang praktis dan menyenangkan di Yogyakarta!

 

Featured photo: Desa Wisata Nglanggeran

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles