Hội An merupakan sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Quang Nam, Vietnam bagian tengah. Selain menawarkan wisata kuliner dan belanja, kota ini juga menawarkan berbagai bangunan bersejarah yang layak kamu kunjungi.
Kota ini dulunya merupakan sebuah pusat perdagangan Asia Tenggara sehingga memiliki arsitektur kota lama yang sangat menawan. Namun status tersebut kemudian berpindah ke kota Da Nang setelah masa dinasti Nguyen runtuh.
Dengan adanya Da Nang sebagai pusat perdagangan baru, Hoi An pun mulai dilupakan. Akibatnya, kejayaannya Hoi An meredup dan statusnya sebagai pusat perdagangan strategis pun pudar. Namun, hal tersebut justru membuatnya tak tersentuh oleh modernisasi selama 200 tahun.
Karenanya, Hoi An pun menjadi sebuah kota klasik yang indah. Dulunya, Hoi An tidak hanya ditinggali oleh orang asli Vietnam. Banyak pendatang dari Jepang, Tiongkok, Portugal, Spanyol, Prancis dan Belanda ikut menetap di kota ini.
Maka dari itu, perpaduan gaya arsitektur lokal serta pengaruh Jepang, Tiongkok dan Eropa menghiasi kota ini. Kuil, jembatan, pagoda, rumah-rumah kolonial, dan kanal adalah segelintir bukti sejarah yang masih berdiri kokoh.
Karena kesuksesannya dalam melestarikan orisinalitasnya, Hoi An pun dinobatkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada Desember 1999. Bangunan bersejarah serta pesona tempo doeloenya menjadikan Hoi An seperti museum hidup yang harus kamu jelajahi sepenuhnya.
Atraksi utama yang ditawarkan kota ini adalah deretan rumah-rumah tua dan juga gedung pertemuan yang masih terjaga dengan baik. Para turis diperbolehkan mengunjungi rumah dan gedung di kota tua Hoi An dengan menggunakan sebuah tiket khusus.
Tiket masuk tersebut dihargai 120.000 VND atau sekitar 70 ribuan. Dengan tiket tersebut, para turis diizikan memasuki lima bangunan bersejarah yang ada dalam kota tua tersebut.
Kalau kamu tertarik untuk mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah di kota tua Hội An, kamu harus tahu beberapa bangunan yang layak masuk list kamu. Yuk simak informasinya!
Japanese Covered Bridge
Jembatan Jepang atau Japanese Covered Bridge adalah salah satu atraksi ikonis yang ada di Hội An dalam kawasan Hoi An Ancient Town. Bangunan bersejarah ini merupakan peninggalan arsitektur Jepang yang sudah dibangun pada abad ke-18.
Jembatan tersebut dibangun oleh pendatang asal Jepang sebagai upaya untuk mencapai kawasan Tiongkok di seberang sungai. Jembatan ini sendiri merupakan pemisah antara dua wilayah bernama Hai Pho yang terpisah oleh sungai.
Satu sisi jembatan tersebut dihuni oleh masyarakat Jepang yang terpisah dari yang lainnya terutama masyarakat Tiongkok yang berasal dari berbagai provinsi di Tiongkok. Karenanya, bangunan bersejarah ini dihiasi dengan berbagai ornamen unik perpaduan Jepang dan Tiongkok.
Jembatan ini mulai dibuka pada tahun 1719 oleh Nguyen Phuc Chu. Di atas pintu bangunan bersejarah tersebut, Nguyen mengukir tiga simbol Tiongkok sebagai peringatan. Selain itu, ada juga dua patung anjing dan dua monyet yang mewakili tahun-tahun Tiogkok.
Hal ini sebagai pengingat bahwa Jembatan Jepang mulai dibangun pada tahun anjing dan selesai pada tahun monyet. Selain arsitekturnya yang unik, kamu juga akan menjumpai sebuah pagoda kecil di tengah-tengah.
Pagoda tersebut merupakan tempat para nelayan menyembah dewa bernama Tran Vo Mac De. Dewa utara tersebut dianggap sebagai dewa cuaca. Jangan lupa untuk melihat-lihat pagoda ini saat kamu berkunjung ke Hoi An.
Pada tahun 1986, bangunan bersejarah ini mengalami renovasi untuk memulihkan bentuk lengkung yang dulunya rata untuk jalan mobil. Namun, renovasi tetap mempertahankan autentisitas serta keindahannya.
Quan Cong Temple
Quan Cong Temple merupakan bangungan bersejarah yang terletak tidak jauh dari Hoi An Ancient Town. Kuil ini sudah berdiri sejak tahun 1653 sebagai tempat ibadah yang didedikasikan kepada Quan Van Truong.
Dia merupakan seorang jendral terkenal yang berbakat, pemberani dan terhormat yang hidup di masa Dinasti Han di Tiongkok. Kamu akan berkesempatan menjumpai patung sang Jendral saat memasuki kuil tersebut.
Bangunan bersejarah ini sangat kental dengan nuansa Tiongkok dipadukan dengan ornament lokal khas Vietnam. Merah, kuning dan hijau adalah warna-warna yang mendominasi kuil tersebut.
Sama halnya dengan kebanyak bangungan bersejarah lainnya, kuil ini sudah mengalami banyak perbaikan. Namun, motif-motif dan arsitektur aslinya masih dipertahankan sampai sekarang.
Saat memasuki kawasan kuil ini, kamu diharuskan membakar dupa atau jika tidak keberatan mendonasikan sedikit uang kamu. hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat dan rendah hati di hadapan sang Jendral.
Phuc Kien Assembly Hall
Phuc Kien Assembly Hall merupakan salah satu bangunan bersejarah nan ikonis yang layak kamu kunjungi saat berada di Hoi An. Bangunan ini dibangun pada tahun 1757 oleh pedagang Tiongkok. asal provinsi Fujian yang menetap di Hoi An.
Awalnya, balai pertemuan tersebut merupakan sebuah pagoda yang didedikasikan unuk Buda dan dibangun oleh orang Vietnam. Pagoda tersebut kemudian dijual kepada para pedagang Phuc Kien. Mereka merenovasi bangunan tersebut dan mengubahnya menjadi Assembly Hall.
Fungsi bangunan tersebut adalah sebagai tempat pertemuan bisnis dengan pedagang-pedagang lainnya. Bangunan bersejarah ini didominasi oleh gaya bangunan Tiongkok. Gerbangnya berwarna merah dengan atap yang berhiaskan patung naga berwarna hijau.
Salah satu atraksi utama balai ini adalah kuil yang didedikasikan untuk dewi Thien Hau, Than Phong Nhi, dan Thien Ly Nhan. Thien Hau adalah dewi laut sementara Than Phong Nhi adalah dewi yang akan mendengar panggilan darurat kapal yang sangat jauh, dan Thien Ly Nhan adalah yang dapat melihat kapal-kapal tersebut.
Phùng Hưng Ancient House
Phùng Hưng Ancient House terletak tidak jauh dari Japanese Covered Bridge. Bangunan bersejarah ini tepatnya berada di sebelah barat jembatan tersebut. Rumah ini merupakan rumah kuno yang sudah dibangun sejak tahun 1780.
Rumah dua tingkat ini memiliki arsitektur bergaya khas Vietnam berpadu dengan gaya arsitektur Jepang dan Tiongkok. Sistem balkon da pintunya dipengaruhi oleh gaya Tiongkok sementara atap yang berada di tengah-tengah empat arah yang disebut “Four Sea” merupakan gaya Jepang.
Sisanya seperti bingkai, tiang, dan atap tradisional terinspirasi oleh gaya Vietnam. Keunikan lainnya dari rumah ini adalah simbol ikan karper yang diukir di bagian teras. Simbol tersebut melambangkan perkembangan bagi warga Vietnam, keberuntungan bagi orang Tiongkok, dan kekuatan bagi warga Jepang.
Pemilik pertama rumah ini bernma Phung Hung yang berarti makmur. Sebagai perwakilan rumah khas perdagangan Vietnam di wilayah perkotaan, rumah ini pun telah dinobatkan sebagai National Historical and Cultural Site sejak tahun 1993.
Setelah puas menyelami sejarah, saatnya kamu kembali ke masa kini dengan segala teknologinya. Kamu bisa menemukan hal itu dengan menginap di Bobobox. Hotel ini merupakan hotel kapsul berkonsep minimalis namun futuristik karena terintegrasi dengan fitur-fitur canggih.
Selama menginap di Bobobox, kamu bisa menikmati fasilitas seperti Wi-Fi gratis, Bluetooth speaker, dan lampu LED yang bisa kamu atur sendiri pencahayaannya. Selain itu, kamar yang kamu pilih dapat kamu akses dengan QR code dari ponsel pintar kamu.
QR code tersebut akan kamu dapatkan setelah proses booking selesai. Nah, jadi tidak usah repot-repot bawa kunci kan! Yuk, unduh aplikasi Bobobox di Play Store atau App Store.
Header image: Jonathan Ouimet via Unsplash