Gunung Semeru merupakan salah satu gunung yang menjadi favorit para pendaki baik lokal maupun mancanegara. Hal ini tentu tidak mengherankan mengingat Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jaw. Sayangnya, Gunung Semeru sempat ditutup karena adanya peningkatan aktivitas vulkanologi dan baru dibuka kembali di awal April ini tentunya dengan syarat-syarat tertentu. Nah, sebelum kamu memutuskan untuk ikut mendaki di gunung tersebut, ada baiknya kamu ketahui terlebih dahulu beberapa fakta mendaki Gunung Semeru berikut ini!
Termasuk ke dalam Seven Summit
Selai terkenal sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru juga masuk ke dalam Seven Summit, yakni jajaran gunung tertingi di Indonesia. Dengan ketinggian mencapai 3.676 mdpl, Gunung Semeru berada di peringkat ke empat setelah Gunung Jaya Wijaya di Papua, Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Timur. Fakta mendaki Gunung Semeru satu ini mungkin akan semakin menambah kebanggaan kamu terhadap gunung di Jawa Tengah ini.
Tidak Dianjurkan Mendaki ke Mahameru
Salah satu fakta mendaki Gunung Semeru yang wajib kamu tahu adalah anjuran untuk tidak melakukan pendakian ke puncak Mahameru. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebenarnya sudah memberikan larangan untuk mendaki ke Mahameru sehingga pendaki hanya bisa mendaki sampai Kalimati saja.
Larangan ini sendiri dibuat terkait aktivitas vulkanologi Gunung Semeru yang masih labil (batas garis aman sampai Kalimati), faktor cuaca, pemulihan ekosistem di jalur pendakian serta jalur pendakiannya juga terlampau sulit sehingga cukup membahayakan. Selain disampaikan secara langsung oleh petugas saat mengajukan izin di pos Ranupani, kamu juga akan menjumpai plang tentang larangan mendaki lebih jauh dari Kalimati.
Sebagai puncak tertinggi di Pulau Jawa, banyak pendaki tentu merasa sayang jika tidak sampai puncak apalagi jalur yang didaki tidaklah mudah. Karena itu, mereka cenderung mengabaikan larangan tersebut. Sebagian mungkin beruntung bisa mencapai punca dengan selamat namun tidak sedikit yang mengalami kecelakaan seperti jatuh ke dalam jurang hingga mengalami luka berat bahkan meningga.
Asap Jonggring Saloko
Bagi yang tidak mengindahkan larangan untuk tidak mendaki ke puncak, biasanya akan melanjutkan pendakian ke Jonggring Saloko, kawah yang ada di puncak Mahameru. Kawah ini sendiri masih aktif mengeluarkan kepulan asap putih, kelabu hingga hitam yang membumbung tinggi hingga 300-800 meter. Letusan bersisi abu, pasir, kerikil dan batu-batu panas ini biasanya terjadi setiap 15-30 menit sekali. Tak pelak hal ini menjadi daya tarik tersendiri dan mejadi incaran para pemburu foto karena tampilannya yang tampa magis.
Sayangnya, kepulan asap yang dikeluarkan oleh Jonggring Saloko mengandung racun yang kabarnya akan keluar sekitar pukul 09.00 atau 10.00 pagi sehingga pendaki disarankan melakukan pendakian ke puncak di malam hari untuk menghindari racun. Namun, sebenarnya tidak ada yang tahu persis kapan asap tersebut akan keluar. Jangan sampai kamu abaikan fakta mendaki Gunung Semeru satu ini ya!
Verbena brasiliensis
Fakta mendaki Gunung Semeru berikutnya menyoal Verbena brasiliensis, bunga berwarna ungu dengan tampilan menyerupai lavender dan umumnya akan kamu jumpai saat berada di Oro-oro Ombo. Verbena sendiri merupakan tanaman parasit asal Amerika Selatan yang akan membuat tumbuhan di sekitar TNBTS mati karena kekuatannya menyedot air serta zat hara. Karenanya, pihak TNBTS sempat mengizinkan pendaki untuk memetik bunga tersebut terutama sebelum buahnya masak.
Hanya saja, banyak pendaki yang masih belum paham dengan seberapa besar bahaya tanaman satu ini terhadap ekosistem Semeru. Kebanyakan memetik dan membawanya sembarangan sehingga biji bunga dengan mudah berceceran di kawasan pendakian. Tanaman ini sendiri memang bisa dengan mudah berkembang biak menggunakan bijinya. Jika diletakkan semabarangan, kamu bisa ikut andil memperluas penyebaran tanaman satu ini. Karena itu, memetik, mencabut dan membawanya pulang sangat tidak dianjurkan.
Jalur Pendakian
Jalu pendakian yang kamu ambil untuk mencapai puncak akan diawali dengan jalur Ranu Pani – Ranu Kumbolo dengan durasi sekitar empat sampai lima jam. Selanjutnya, kamu mengambil jalur Ranu Kumbolo – Kalimati dengan durasi sekitar empat jam. Jalur terakhir yang sebenarnya tidak dianjurkan adalah Kalimati – Mahameru. Jalur ini biasanya dilalu dini hari sekitar pukul 02.00 terutama untuk menghindari asap beracun dan menikmati keindahan matahari terbit.
Tempat-Tempat Favorit
Salah satu tempat favorit dan tidak asing bagi para pendaki Gunung Semeru adalah Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo ini merupakan danau air tawar seluas sekitar 15 hektare. Di pinggiran danau ini, para pendaki biasnaya melakukan transit dan berkemah sebelum melanjutkan penndakian ke jalur selanjutnya. Saat malam tiba, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan hamparan bintang bak permata. Lalu, di pagi hari, kamu bisa menyaksikan indahnya matahari terbit di antara dua bukit.
Tepat di sebelah Ranu Kumbolo, ada Tanjakan Cinta yang tak kalah populer. Sesuai dengan namanya, tanjakan dengan kemiringan 45 derajat ini dibalut mitos seputar kelanggengan hubungan dengan kekasih. Kabarnya, jika kamu menoleh ke belakang saat melewati tanjakan ini sambil memikirkan pasangan kamu, cinta kamu akan kandas.
Sementara itu, jika terus berjalan, maka cinta kamu akan bahagia. Terlepas mengenai benar tidaknya mitos ini, hamparan rumput hijau di Tanjakan Cinta ini sangat memanjakan mata dan sayang untuk dilewatkan.
Tempat lainnya yang tak kalah memukau adalah Oro-oro Ombo, yakni sebuah padang rumput indah berhiaskan tanaman Verbena yang Bob sebutkan sebelumnya. Fakta mendaki Gunung Semeru satu ini bisa kamu jadikan inspirasi agar tetap semangat untuk melakukan pendakian yang penuh perjuangan.
Tidak Hanya Ranu Kumbolo
Fakta mendaki Gunung Semeru lainnya yang perlu kamu tahu adalah gunung tersebut tak hanya memiliki Ranu Kumbolo. Dalam pendakian, kamu juga akan menjumpai Ranu Pani serta Ranu Regolo. Ranu Pani sendiri merupakan awal mula pendakian dan lokasinya tidak jauh dari pos pendaftaran.
Keberadaan danau satu ini kerap kali terhalangi oleh kehadiran Salvinia molesta, semacam gulma yang menutupi permukaan danau. Sementara itu, Ranu Regolo terletak sekitar 20 menit dari Ranu Pani. Ranu Regolo juga sering digunakan untuk tenda bermalam sebelum pendakian dimulai keesokan harinya.
Banyak Pedagang
Karena popularitasnya, Gunung Semeru tidak hanya diramaikan oleh para pendaki namun juga sejumlah pedagang yang menjajakan minuman (kopi, susu botol, dan minuman sachet), camilan, mi instan, gorengan hingga buah-buahan (semangka, pisang dan melon). Mereka tersebar di beberapa titik seperti Pos 3, Ranu Kumbolo dan Camara Lima. Biasanya, semakin tinggi posnya, semakin mahal pula harganya. Fakta mendaki Gunung Semeru ini mungkin akan mengurangi sedikit kekhawatiran kamu akan rasa haus dan lapar saat mendaki.
Blank 75
Fakta mendaki Gunung Semeru berikut ini mungkin akan membuat kamu sedikit ngeri. Blank 75 merupakan suatu area di arah timur laut atau jalur yang menuju ke kanan dari arah puncak Mahameru. Area ini juga mendapat julukan the dead zone atau jalur tengkorak karena seringnya terjai insiden pendaki tersesat, disorientasi arah, kecelakaan, mengalami longsor, terperosok ke dalam jurang sedalam 75 meter.
Ada yang bisa diselamatkan namun tidak sedikit yang menghilang dan meninggal karena di bawah termasuk hutan yang cukup lebat. Hal ini sendiri biasanya terjadi akibat cuaca buruk dan kabut tebal sehingga tanpa disadari pendaki melenceng dari jalur.
Ingin berwisata alam namun mendaki gunung terlalu melelahkan buat kamu? Yuk cobain Bobobocabin, layanan terbaru Bobobox yang kini sudah buka di kawasan Ranca Upas dan siap menemani kamu merasakan tenangnya alam dalam balutan teknologi canggih.
Kabinnya dirancang dengan konsep futuristik yang dilengkapi dengan teknologi Internet of Things. Teknologi tersebut dapat digunakan untuk pengaturan lampu, pintu, jendela dan Bluetooth speaker. Selain itu, ada juga fasilitas Wi-Fi, kamar mandi bersama (menggunakan QR code untuk keamanan pengunjung), serta api unggun untuk mengusir rasa dingin yang menyusup ke tulang kamu.
Biar selalu up-to-date dengan perkembangan Bobobocabin ini, yuk unduh dulu aplikasi Bobobox di Play Store atau App Store!
Foto utama oleh: Dwinanda Nurhanif Mujito via Unsplash